• Login
  • Register
Minggu, 11 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perspektif Kesalingan Menjadi Cara Pandang Untuk Saling Mengormati Kemanusiaan

Dalam perspektif kesalingan, terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup, misalnya, jika seseorang ingin terpenuhi kebutuhannya, maka ia harus berpikir orang lain juga membutuhkan hal demikian

Redaksi Redaksi
17/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Perspektif Kesalingan

Perspektif Kesalingan

498
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk perspektif kesalingan tentang laki-laki dan perempuan, maka perspektif ini bisa kita gunakan sebagai cara pandang yang menghormati martabat kemanusiaan setiap orang dan menghargai jati dirinya.

Sikap seseorang yang tidak memandang orang lain lebih rendah dari dirinya. Pada saat yang sama, tidak perlu juga merasa rendah diri di hadapan orang lain.

Perspektif kesalingan bekerja kemudian pada perilaku seseorang dengan berbasis pada cara pandang tersebut.

Yaitu, perilaku penghormatan, penghargaan, dan pemenuhan hak-hak dasar manusia. Ia bekerja hanya pada penyamaan hal-hal mendasar dalam relasi antarmanusia, seperti hak hidup, hak beragama, hak berpikir, hak ekonomi, hak sosial, dan hak politik.

Pernyataan ini selaras dengan kalimat emas khutbah terakhur Nabi Muhammad Saw. berikut:

Baca Juga:

Memahami Konteks Mengambilkan Nasi dalam Perspektif Kesalingan

Suami Istri Saling Ridla (Taradlin)

Aktivitas Seksual Pasangan Suami Istri adalah Sedekah dan Ibadah

Mengenal Budaya Indonesia: Laki-laki dan Perempuan Saling Menghargai dan Menghormati

“Bahwa nyawa dan harta kalian adalah suci di antara kalian semua (dan haram untuk dilanggar oleh kalian), persis seperti sucinya hari (haji) ini, bulan (haji) ini, dan negeri ini.” (Shahih Muslim, no. 3009).

Kesucian hidup dan harta tentu saja hanya mungkin bisa ia jaga jika satu sama lain saling menghormati hak hidup masing-masing.

Perspektif Kesalingan

Dalam perspektif kesalingan, terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup, misalnya, jika seseorang ingin terpenuhi kebutuhannya, maka ia harus berpikir orang lain juga membutuhkan hal demikian.

Sekalipun cara pemenuhan dan bentuk kebutuhannya pasti tidaklah sama. Selanjutnya, jika laki-laki ingin terakui keberadaannya, terhormati pilihan-pilihannya, terdengar suaranya, dan terpenuhi segala keinginannya, maka pun demikian sejatinya dengan perempuan.

Perspektif kesalingan ini akan membuahkan cara pandang yang memanusiakan laki-laki dan perempuan.

Cara pandang yang memanusiakan ini akan mengarah pada relasi yang setara dan timbal balik antara laki-laki dan perempuan.

Jika relasi sudah setara, maka besar kemungkinan kerja sama akan terjadi dan segala bentuk kekerasan juga akan lebih mudah dihentikan. Jalan menuju keadilan juga bisa lebih lempang.

Jadi, prinsip kesalingan meniscayakan sekaligus mencakup semua nilai-nilai kesetaraan, kemanusiaan, dan keadilan. Dan ketiga nilai tersebut adalah pondasi dari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.

Tags: cara pandangmenghormatiperspektif kesalingansaling
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

10 Mei 2025
Bekerja adalah

Bekerja adalah Ibadah

10 Mei 2025
Mengapa Bekerja

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

10 Mei 2025
perempuan di ruang domestik

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

9 Mei 2025
PRT

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

9 Mei 2025
Aurat dalam Islam

Aurat dalam Islam

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hari Raya Waisak

    Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bekerja adalah Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia
  • Menyusui adalah Pekerjaan Mulia
  • Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version