• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Problem HAM dan Krisis Iklim yang Terjadi di Indonesia

Mengingat akan kondisi dunia yang semakin memburuk dari tahun ke tahun, maka kita harus meningkatkan urgensi dalam mencari solusi akan perubahan iklim di Indonesia maupun dunia

Efrial Ruliandi Silalahi Efrial Ruliandi Silalahi
15/07/2022
in Publik
0
Krisis Iklim

Krisis Iklim

353
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa tahun belakangan, Indonesia mengalami berbagai bencana, mulai dari anomali cuaca, siklon, banjir, dan longso. Bahkan ada pula gempa bumi, kekeringan hingga kebakaran hutan. Bencana yang terus meningkat merupakan dampak utama dari krisis iklim.

Krisis iklim melahirkan dampak bencana yang mengancam keberlangsungan hidup di bumi. Tidak sedikit yang terdampak dan memakan korban jiwa. Dan banyak dampak lanjutan seperti gagal panen, penyebaran wabah penyakit, peningkatan konflik sosial dan bahkan kekerasan seksual akibat krisis iklim. Hal ini menunjukkan bahwa kita berada dalam kondisi yang sangat darurat.

Realitas situasi darurat ini diakibatkan dari sistem ekonomi politik yang industri ekstraktif kuasai terus mengedepankan keuntungan segelintir orang melalui eksploitasi alam, hutan, lahan dan lautan secara masif, sistematis dan terstruktur yang masih mulus dan terfasilitasi oleh ketidakbijakan pemangku kepentingan.

Hutan kita terus tergerus, bumi kita di tambang, masyarakat semakin terpuruk karena semakin terpinggirkan. Kita harus segera menghentikan semua kejahatan lingkungan dengan menjunjung tinggi keadilan agar bisa keluar dari krisis iklim. Bila saya defenisikan bahwa krisis iklim sama dengan krisis kehidupan, oleh karena itu sudah semestinya keselamatan kita menjadi prioritas.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat rentan terhadap krisis iklim. Dari beragam bencana yang menjadi ancaman, salah satunya yang terbesar adalah kenaikan permukaan air laut yang mengancam semua masyarakat yang tinggal di daerah pesisir Indonesia.

Baca Juga:

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

Tamasya “Wisata” Kota Sampah dan Pandangan Kritis Seyyed Hossein Nasr

Membaca Ensiklik Katolik Laudato Si’ Menggunakan Perspektif Mubadalah

Lailatul Qadar adalah Pesan Pelestarian Lingkungan

Di saat yang bersamaan, kebebasan berekspresi terus dibatasi, sementara kita bisa melihat dari pemberitaan media bahwa gelombang tinggi, abrasi, banjir semakin sering terjadi di pesisir Indonesia. Mari berdiskusi, untuk membicarakannya di komunitasmu masing-masing. Mengajak mereka untuk ikut berpendapat dan terlibat, dan semua bisa mengambil peran untuk membumikan krisis iklim dan menghasilkan aksi nyata demi kelangsungan hidup kita semua.

Dampak Krisis Iklim

Krisis iklim berarti membuat biaya hidup akan terus semakin mahal. Mari kita buktikan bersama berdasarkan data dan analisa dibawah ini. Bila bumi semakin panas maka menyebabkan banjir, longsor, kekeringan, gagal panen dan sebagainya sehingga semakin sering terjadi kelangkaan komoditas (stok menjadi langka). Belum lagi bertambah dengan rantai pasok menjadi terganggu, akibatnya harga kebutuhan menjadi naik.

Bumi semakin panas mengakibatkan seringnya terjadi bencana, alam semakin rusak, lingkungan hidup semakin tercemar. Berdampak pada wabah penyakit baru, sakit dari polusi hingga luka-luka akibat bencana, hal tersebut tentunya membuat biaya kesehatan menjadi naik.

Krisis iklim adalah masalah sosial, dan negara bertanggung jawab untuk memberitahukan masyarakatnya terhadap fakta yang terjadi dan membantu untuk mengupayakan segala hal untuk keluar dari krisis iklim demi menjaga keberlangsungan hidup warga negara sebagai bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang dijamin oleh negara.

Seringkali narasi krisis iklim terbentur dengan isu ekonomi, seolah-olah dianggap isu elitis dan tidak ada hubungannya dengan masalah mayoritas masyarakat. Di mana dalam kesehariannya masih pusing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenyataan bahwa krisis iklim merupakan krisis ekonomi dan berdampak langsung terhadap pemenuhan kebutuhan itu sendiri.

Ini bukan hanya prediksi, melainkan sudah mulai terjadi di seluruh penjuru dunia. Di mana inflasi selalu menghantui masyarakat yang paling rentan duluan. Di saat yang bersamaan, mayoritas dari masyarakat belum mengetahui hal tersebut dan apa dampaknya karena tidak mendapatkan edukasi dan akses informasi yang tepat guna. Hal ini sangat penting untuk kita ketahui bersama agar dapat mempersiapkan diri dengan baik, sebagai masyarakat kita mempunyai hak yang sama atas informasi.

Edukasi Krisis Iklim Melalui Seni Mural

Bagi kita yang sudah tergerak, mari kita dorong pemangku kebijakan untuk menyebarluaskan kebenaran melalui media, entah itu media massa atau media sosial serta lembaga pendidikan tentang apa itu krisis iklim. Apa saja dampaknya, kenapa bisa terjadi beserta langkah dan strategi apa untuk dapat mengatasinya. Salah satu bentuk dalam menyuarakan pendapat dan berekspresi adalah melalui seni mural.

Situasi pandemi saat ini membuat kita perlu berpikir lebih kreatif dalam menyampaikan pendapat agar tepat sasaran serta mudah untuk terjangkau publik. Seni mural menjadi salah satu alternatif untuk dapat menyuarakan suara-suara akar rumput agar dapat terlihat oleh pemangku kebijakan dan masyarakat secara umum. Mural menjadi wadah untuk menuangkan ide gagasan melalui kesenian dan kreativitas.

Berdasarkan World Meteorology Organization (WMO) tahun 2022-2026 menjadi tahun terpanas mencapai 93%. Peluang ini lebih tinggi dari tahun terakhir 2017-2021. Di Pakistan suhu bulan April 2022 menjadi yang terpanas selama 61 tahun terakhir mencapai 45 derajat celcius. Sementara di India mengalami gelombang panas mencapai 47,1 derajat celcius, dan ini menjadi periode terpanas dalam 122 tahun.

Begitupula dengan Indonesia, saya yang tinggal di Jakarta mengalami gelombang panas dan polusi udara setiap hari. Krisis iklim adalah masalah hak asasi manusia (HAM). Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Kepedulian terhadap lingkungan merupakan suatu bentuk usaha untuk menjaga bumi dari segala bentuk kerusakan.

Berperan Bersama Atasi Krisis Iklim

Mengingat akan kondisi dunia yang semakin memburuk dari tahun ke tahun. Maka kita harus meningkatkan urgensi dalam mencari solusi akan perubahan iklim di Indonesia maupun dunia. Perubahan iklim merupakan salah satu bencana yang bersifat eksistensial yang jika kita biarkan akan merusak banyak aspek kehidupan lainnya.

Menunda untuk perbaikan iklim yang lebih baik sama dengan membuat warganya menderita. Tentu membawa kita pada pemanasan 3 derajat celcius yang jauh dari batas aman menurut sains. Hal tersebut tentunya mengancam hak kita untuk hidup yang layak huni.

UUD 1945 mengakui bahwa setiap warga negaranya berhak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Tetapi faktanya saat ini justru akan memperparah krisis iklim dan mempersulit kita untuk mendapatkan berbagai hak asasi manusia. Dalam Pasal 28H Ayat (1) UUD 1945 jelas mengatakan “Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia”.

Krisis iklim sudah dan akan terus mengakibatkan HAM masyarakat Indonesia tidak terpenuhi (Hak untuk hidup, hak untuk pendidikan, hak untuk pangan, hak untuk pekerjaan yang layak, hak untuk air bersih, hak untuk Kesehatan, serta hak untuk budaya). Bumi dan lingkungan hidup butuh orang-orang keren seperti kamu (yang sedang membaca saat ini) untuk menjaganya agar tidak semakin rusak. []

Tags: Isu LingkunganKeadilan EkologisKerusakan AlamKrisis IklmiPemanasan GlobalPerubahan Iklim
Efrial Ruliandi Silalahi

Efrial Ruliandi Silalahi

Suka Menonton Film dan Pemburu Buku Gratisan

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version