• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Jilbab Tahun 1986

Nisa Alwis Nisa Alwis
28/05/2019
in Pernak-pernik
0
jilbab tahun 1986

jilbab tahun 1986

18
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kamu sekarang enak. Mau jilbab model apa, ada. Saya pakai jilbab sejak tahun 1986. Harus beli sendiri bahan meteran, lalu cari penjahit untuk neci. Atau benang di ujung kainnya dilepas-lepas searah, sampai tepian jilbab riwis-riwis. Begitu saja. Pakainya pun beda gaya. Tidak seluwes sekarang kita. Entah kenapa dulu jilbab kami hampir membentuk kotak di dahi.

Baju muslim? Jangan tanya. Istilahnya pun belum ada. Baju ya baju saja. Baju wanita atau kemeja/baju pria. Baju anak-anak, baju dewasa. Tidak ada embel-embel agama.

Waktu saya pertama berjilbab itu, tidak ada satupun yang memuji “subhanalloh cantik sekali”. Atau mendoakan “semoga istiqomah” “alhamdulillah ya, dapat hidayah”. Nehi. Yang ada, kalau naik angkot atau Kopaja abangnya suka becanda separuh menghina “salamualaikum bu haji. Sendalnya dipake aja bu haji”. Malesin amat si abang.

Saya pakai jilbab sebetulnya juga karena ikut peraturan. Sebagai santri pesantren modern di Bogor, jilbab itu seragam harian. Kalau masuk SMP, tentu ceritanya beda. Waktu itu di luar memang yang berjilbab tidak ada.

Termasuk di pesantren-pesantren tradisional salafi milik paman saya dan kerabat bapak yang lainnya, di Banten. Para santri dan Bu Nyai hanya memakai selendang saja. Itu pun tidak selalu. Kadang-kadang saja jika perlu.

Baca Juga:

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Tetapi, lama-lama waktu itu mulai menyelinap di pikiran saya rasa kasihan pada ibu saya, bibi-bibi saya, teman saya, guru saya yang semua tidak berjilbab. Saya mendapat ajaran bahwa pada intinya jilbab itu wajib. Yang tidak menutup aurat itu dosa. Saya sampai suka menangis di pojok musola. Membayangkan orang-orang kesayangan saya masuk neraka. Apakah kamu merasakan hal yang sama.

Nisa Alwis

Nisa Alwis

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID