• Login
  • Register
Senin, 15 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Puber #1: Jilbab

Nisa Alwis Nisa Alwis
28/05/2019
in Pernak-pernik
0
14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kamu sekarang enak. Mau jilbab model apa, ada. Saya pakai jilbab sejak 1986. Harus beli sendiri bahan meteran, lalu cari penjahit untuk neci. Atau benang di ujung kainnya dilepas-lepas searah, sampai tepian jilbab riwis-riwis. Begitu saja. Pakainya pun beda gaya. Tidak seluwes sekarang kita. Entah kenapa dulu jilbab kami hampir membentuk kotak di dahi.

Baju muslim? Jangan tanya. Istilahnya pun belum ada. Baju ya baju saja. Baju wanita atau kemeja/baju pria. Baju anak-anak, baju dewasa. Tidak ada embel-embel agama.

Waktu saya pertama berjilbab itu, tidak ada satupun yang memuji “subhanalloh cantik sekali”. Atau mendoakan “semoga istiqomah” “alhamdulillah ya, dapat hidayah”. Nehi. Yang ada, kalau naik angkot atau Kopaja abangnya suka becanda separuh menghina “salamualaikum bu haji. Sendalnya dipake aja bu haji”. Malesin amat si abang.

Saya pakai jilbab sebetulnya juga karena ikut peraturan. Sebagai santri pesantren modern di Bogor, jilbab itu seragam harian. Kalau masuk SMP, tentu ceritanya beda. Waktu itu di luar memang yang berjilbab tidak ada.

Termasuk di pesantren-pesantren tradisional salafi milik paman saya dan kerabat bapak yang lainnya, di Banten. Para santri dan Bu Nyai hanya memakai selendang saja. Itu pun tidak selalu. Kadang-kadang saja jika perlu.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Tetaplah Shalat Meskipun Saat Jadi Mempelai (1)
  • Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

Baca Juga:

Tetaplah Shalat Meskipun Saat Jadi Mempelai (1)

Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri

Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

Tetapi, lama-lama waktu itu mulai menyelinap di pikiran saya rasa kasihan pada ibu saya, bibi-bibi saya, teman saya, guru saya yang semua tidak berjilbab. Saya mendapat ajaran bahwa pada intinya jilbab itu wajib. Yang tidak menutup aurat itu dosa. Saya sampai suka menangis di pojok musola. Membayangkan orang-orang kesayangan saya masuk neraka. Apakah kamu merasakan hal yang sama.

Nisa Alwis

Nisa Alwis

Terkait Posts

mempelai

Tetaplah Shalat Meskipun Saat Jadi Mempelai (1)

14 Agustus 2022
nikah sirri

Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri

14 Agustus 2022
Nabi Ibrahim

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

13 Agustus 2022
Sudahkah Kita Beragama

Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

13 Agustus 2022
fiqh

Fiqh Itu Tidak Statis

13 Agustus 2022
satu visi

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (3)

13 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Makna Kemerdekaan

    Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetaplah Shalat Meskipun Saat Jadi Mempelai (1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Hate Comment Dari Perempuan Untuk Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tetaplah Shalat Meskipun Saat Jadi Mempelai (1)
  • Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist