• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Putri Daopeyago, Memimpin Pengembaraan Suku Bolango Menemukan Tanah Impian

Hal ini menjadi satu bukti bahwa dalam peradaban Nusantara perempuan pemimpin bukan sesuatu yang tabu. Sebab, sejarah Nusantara mencatat begitu banyak perempuan yang terbilang sukses sebagai pemimpin pada masa Nusantara masih berupa wilayah-wilayah kerajaan

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
11/02/2022
in Figur
0
Putri Daopeyago

Putri Daopeyago

168
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Adanya Bolaang Uki di Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, saat ini bisa dibilang sebagai sejarah panjang pengembaraan Suku Bolango. Proses migrasi panjang kembali ke tanah impian yang sejak ratusan tahun telah diramalkan oleh Putri Daopeyago (Raja Bolango) akan menjadi tempat bagi sukunya.

Sebagaimana dijelaskan oleh David E.F. Henley dalam Fertility, Food, and Fever: Population, Economy, and Environment in North and Central Sulawesi, 1600-1900, bahwa pada zaman kerajaan: “Bolaang Uki was the main political centre of the Bolango (Bolaang Uki merupakan pusat politik utama Bolango).”

Sebelum akhirnya Orang Bolango menempati Bolaang Uki, mereka telah melakukan migrasi yang panjang.

Beberapa pendapat meyakini kalau Suku Bolango berasal dari Suwawa (daerah Gorontalo), yang kemudian menyebar ke Tapa dan sebagian lain ke Atinggola (kedua tempat tersebut masuk daerah Gorontalo). Di Tapa, mereka mendirikan Kerajaan Bolango, yang sebagaimana dijelaskan oleh Karmin Baruadi dalam Sejarah Kebudayaan Gorontalo, bahwa Bolango menjadi bagian dari perserikatan Limo lo Pohala’a (lima kerajaan yang bersaudara): Kerajaan Gorontalo, Kerajaan Suwawa, Kerajaan Limboto, Kerajaan Bolango, dan Kerajaan Atinggola.

Posisi Kerajaan Bolango dihapuskan dari Limo lo Pohala’a pada 1860, dan digantikan oleh Kerajaan Boalemo. Hal tersebut dikarenakan Suku Bolango telah meninggalkan Tapa (Gorontalo) menuju Bolaang Mongondow. Di pesisir selatan Bolaang Mongondow, mereka sukses mendirikan Kerajaan Bolaang Uki. Pada perkembangannya, kerajaan Suku Bolango tersebut menjadi bagian dari Swapraja Bolaang Mongondow: Kerajaan Bolaang Mongondow, Kerajaan Bintauna, Kerajaan Kaidipang Besar, dan Kerajaan Bolaang Uki.

Baca Juga:

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

Mengenai asal usul Suku Bolango ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa mereka bukan berasal dari Suwawa, melainkan dari daerah yang jauh yaitu Pulau Batang Dua di Tarnate. Yang pada awal abad 14 M, Orang Bolango dipimpin Raja Wintuwintu menyeberangi lautan dari Pulau Batang Dua ke Pulau Lembeh yang terletak dekat ujung timur Pulau Sulawesi bagian utara.

Setelah dari Pulau Lembeh, mereka kemudian bermigrasi ke Bolaang Mongondow, menemukan Lembah Molibagu (yang menjadi cikal bakal Bolaang Uki), melanjutkan perjalanan dan mendirikan pemukiman di Tolutu (masih kawasan Bolaang Mongondow bagian selatan), kemudian terus bergerak ke Suwawa, dan mendapat tempat di Tapa. Dan, pada abad 19 M, Orang Bolango kembali ke Bolaang Mongondow menempati beberapa kawasan, salah satunya adalah Molibagu, hingga mendirikan Kerajaan Bolaang Uki.

Suatu proses migrasi yang amat panjang, berlangsung sejak abad 14 hingga 19 M. Karena itu, dalam buku David E.F. Henley, Suku Bolango juga disebut sebagai a small footloose ethnic group (satu kelompok etnik kecil yang bebas mengembara).

Jika kita membahas pengembaraan Suku Bolango sampai di Bolaang Uki (Molibagu), maka seharusnya tidak lepas dari satu nama perempuan pemimpin, yaitu Putri Daopeyago. Sebab, sang putri memimpin pengembaraan Orang Bolango hingga menemukan Molibagu sebagai tanah impian.

Hasanudin dalam Bolango: Kerajaan Tradisional di Gorontalo, menjelaskan bahwa setelah Wintuwintu memimpin Orang Bolango di Pulau Lembeh, tahta dilanjutkan oleh Dotulong, dan kemudian Mogalaing I. Pada 1390, Mogolaing dengan sadar menyerahkan kepemimpinan kepada saudarinya yang bernama Putri Daopeyago, perempuan dengan karisma kepemimpinan yang luar biasa.

Hal ini menjadi satu bukti bahwa dalam peradaban Nusantara perempuan pemimpin bukan sesuatu yang tabu. Sebab, sejarah Nusantara mencatat begitu banyak perempuan yang terbilang sukses sebagai pemimpin pada masa Nusantara masih berupa wilayah-wilayah kerajaan. Satu di antaranya adalah Putri Daopeyago yang menjadi Raja Suku Bolango.

Pada masanya, Putri Daopeyago memimpin rakyat Bolango mencari tanah impian yang lebih baik. Mereka meninggalkan Pulau Lembeh yang dirasa sudah kurang membuat nyaman, dan masuk ke kawasan Bolaang Mongondow.

Tentang perjalanan Putri Daopeyago dikisahkan dalam Syair Danghisa (syair pengiring tarian tradisional Suku Bolango), sebagaimana terjemahan syair dikutip dari Hasanudin:

Pada zaman raja perempuan

Daopeyago puteri bangsawan

Di Lempokoba buat ramalan

Lalu datang satu ubahan

Daopeyago ratu bangsawan

Telah membuat satu kepindahan

Arah Buyat ke Kotabunan

Di Tinempah di perkotaan

Dalam perjalanannya, tatkala rombongan Putri Daopeyago menemukan Lembah Molibagu, sang putri pun mengambil segumpal tanah yang kemudian dijilat olehnya (buta no dirlata), dan bersumpah (meramalkan) bahwa wilayah itu akan menjadi tempat bagi keturunan mereka. Dalam keyakinan Putri Daopeyago, bahwa Suku Bolango akan menempati Lembah Molibagu, namun belum saatnya. Mereka masih harus melanjutkan perjalanan, sebab sebelum menempati tanah impian sukunya terlebih dahulu masih akan berjaya di tempat lain.

Sumpah Putri Daopeyago jelas menggetarkan hati rakyatnya. Sejak itu, kelompok Bolango meyakini bahwa suatu saat mereka akan kembali ke Lembah Molibagu.

Setelah menetap beberapa hari di Molibagu, Putri Daopeyago bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Pegunungan Tolutu. Di sini, mereka mendirikan pemukiman sebelum akhirnya melanjutkan migrasi ke Gorontalo. Bagi Orang Bolango daerah itu kemudian menjadi Lipu Logido (Negeri Lama) Tinempah.

Syair Danghisa menceritakan:

Di Tinempah di negeri lama

Titingio puteri dermawan….

Pada saat di Tinempah, Putri Daopeyago mangkat. Kedudukannya digantikan oleh Pasuma yang adalah suaminya. Dan, Orang Bolango kembali melanjutkan perjalanan menuju Gorontalo untuk mencari tempat baru.

Kesuksesan Putri Daopeyago membawa rakyatnya mencari tanah impian bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah. Pada masa itu, mengatur kelompok besar dalam pengembaraan panjang, menyeberangi perairan dan menerobos hutan, jelas merupakan satu perkara yang sulit. Namun, Putri Daopeyago berhasil melakukannya, bahkan hingga menemukan Lembah Molibagu–yang ratusan tahun pasca sumpah sang putri–tanah impian itu benar-benar menjadi tempat bagi sukunya. []

Tags: IndonesiaPahlawan Sulawesipemimpin perempuanPutri DaopeyagoSejarah Nusantara
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version