Lalu aku segera teringat pertanyaan al-Qur’an : Fa Aina Tadzhabun? (Kemana kalian akan pergi?). Dan seorang sufi menjawab: Kita akan pergi menuju ke sebuah titik berhenti untuk tak kembali yang bernama kematian.
Mubadalah.id – Hari raya Idulfitri telah berlalu dalam suasana mengharu biru dan menggairahkan. Wajah-wajah ceria ada di mana-mana. Anak-anak bermain-main dengan mengenakan pakaian yang bagus-bagus.
Keakraban antar keluarga, tetangga, handai tolan, dan masyarakat terjalin dalam suasana hangat. Medua sosial penuh dengan foto-foto indah dan bahagia keluarga. Betapa indahnya hari itu. Seakan tak ada hari seindah itu.
Kini kita kembali menelusuri perjalanan hidup seperti hari-hari biasa di luar bulan ramadan lagi. Dan kita tidak tahu apakah hari-hari kita masih akan panjang atau pendek.
Semuanya tanpa kepastian. Semua keberadaan kita ada dalam skenario dan keputusan Tuhan. Tetapi hidup menurut Nabi adalah bagai sebuah perjalanan pengelana: ka abiri sabîl, musafir.
Kemudian, aku segera teringat pertanyaan al-Qur’an: Fa Aina Tadzhabun? (Kemana kalian akan pergi?). Dan seorang sufi menjawab: Kita akan pergi menuju ke sebuah titik berhenti untuk tak kembali yang bernama kematian.
Ada yang menjawab: kita akan kembali ke asal. Dalam ungkapan Jawa populer kata-kata : Hidup ini “mung mampir ngombe”. Dalam kata-kata Nabi :
انا كراكب استظل تخت الشجرة ثم راح وتركها
Artinya: Aku bagai seorang musafir yang bernaung di bawah pohon untuk istirahat lalu meninggalkannya.
Filosof Abu Bakar al Razi
Di depan para mahasiswa UGM di madjid saat Tarawih aku menyampaikan kata-kata Filosof Abu Bakar al Razi yang sungguh memesona :
وأن الأمر الا فضل الذى له خلقنا وإليه أجرى بنا ليس هى إصابة اللذات الجسدية بل اقتناء العلم واستعمال العدل اللذين بهما يكون خلاصنا عن عالمنا هذا إلى العالم الذى لا موت فيه ولا ألم
Artinya: “Tujuan tertinggi untuk apa kita diciptakan dan ke mana kita diarahkan, bukanlah memeroleh kegembiraan hasrat-hasrat fisik, tapi pencapaian ilmu pengetahuan dan mempraktikkan keadilan.
Kemudian, dua tugas ini adalah satu-satunya cara kita melepaskan diri dari realitas dunia hari ini, menuju dunia yang di dalamnya tidak ada lagi kematian atau penderitaan”.
Kemudian, al-Qur’an mengatakan :
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. []