Mubadalah.Id- Momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober ini kita saling mengingatkan kembali betapa pentingnya peran pemuda dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia, sebagaimana yang telah dilakukan para pendiri bangsa ini, Mohammad Yamin, Wage Rudolf Supratman, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir, Sayuti Melik, dan lain-lain. Berikut refleksi Hari Sumpah Pemuda.
Mereka menghilangkan identitas kedaerahan diri sendiri, melebur menjadi satu bersama para pemuda lain dari seluruh pelosok negeri, untuk mengusung cita-cita yang sama: terwujudnya kemerdekaan Indonesia.
bagaimana semangat Sumpah Pemuda mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap gaya hidup dan perilaku mereka, terutama dalam memahami nilai keluarga dengan prinsip mubadalah
Sumpah pemuda merupakan tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia, tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa persatuan Indonesia.
Namun sekarang, PR-nya adalah bagaimana semangat Sumpah Pemuda ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan pemuda di era sekarang atau lebih dikenal dengan generasi milenial.
Mengapa disebut generasi milenial? Karena generasi ini lahir dan tumbuh pada pergantian milenium atau tahun 80an dan 90an. Mereka sudah mengenal penggunaan teknologi dan budaya pop atau musik, terutama konsumsi internet yang sangat tinggi. Bahkan entertainment/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Kebiasaan yang mendasari perilaku generasi milenial akan berpengaruh pada pandangan keagamaan. Apakah akan bersikap konservatif/kaku, modern atau sekuler. Banyaknya informasi yang mereka terima melalui berita online atau media sosial memberi kecenderungan pandangan keagamaan yang beragam. Generasi ini harus bersikap kritis dan awas agar tidak sampai terjebak pada pemahaman agama yang keliru.
Selain itu, semangat Sumpah Pemuda juga telah berpengaruh pada ideologi dan partisipasi politik generasi milenial. Bagaimana mereka mengartikan nasionalisme. Apakah hanya sebatas primordialisme (kesukuan), mengikuti tren saja atau ada yang lebih substanstif?
Fenomena menarik bagi generasi milenial, ketika banyak orang meragukan rasa nasionalisme, mereka justru menunjukkannya saat Timnas Indonesia berlaga di pertandingan Internasional, atau ketika bendera merah putih terbalik warnanya saat Asean Games di Malaysia, dengan kompak dan serempak generasi milenial ikut membela kehormatan bangsanya.
Berikutnya adalah pengaruh pada nilai-nilai sosial. Bagaimana genersi milenial memaknai arti sebuah keluarga. Memaknai hubungan antara anak dan orang tua, apakah ikatan itu bisa dijadikan role mode atau mereka mencari figur lain di luar hubungan keluarga.
Nilai sosial menjadi begitu penting bagi generasi milenial untuk mengetahui sejauh mana rasa memanusiakan manusia yang selama ini mereka pelajari dari kehidupan.
Bahkan mubadalah sebagai sebuah prinsip kesalingan sudah diterapkan di beberapa tempat oleh para generasi milenial. Yakni bagaimana kita membangun relasi dan komunikasi antar individu maupun sosial untuk keadilan dan kesetaraan gender.
Terlebih dalam konteks hubungan keluarga, anak dan orang tua serta suami dan istri. Mubadalah telah mampu menempatkan konsep memanusiakan manusia melalui resiprokal, kesalingan karena membutuhkan antar manusia dengan yang lain di era milenial ini.
Kemudian pada persoalan pendidikan dan pekerjaan. Yakni dua hal yang paling berpengaruh dan menentukan bagi masa depan generasi milenial. Tingkat kesuksesan mereka di masa dewasa sangat ditentukan oleh pola pengasuhan dan pendidikan yang baik.
Selain itu, berperan juga pada pekerjaan di masa muda yang mereka terima setelah tuntas masa pendidikan. Sedangkan bagi yang memilih berwirausaha, para pemula bisnis bermunculan di berbagai kota. Begitu lulus sekolah, tidak panik mencari kerja. Mereka tetapi lebih tertarik dengan peluang usaha dan memanfaatkan teknologi internet.
Pengaruh terakhir yakni pada gaya hidup dan pengunaan teknologi internet. Hobi yang biasa dilakukan sehari-hari atau kecenderungan pada cabang olahraga tertentu, bagi generasi milenial ini tentu saja menjadi bagian dari life style mereka.
Kebiasaan dan perilaku generasi milenial terhadap internet, dan bagaimana interaksi mereka di media sosial menjadi referensi untuk memahami secara utuh potret generasi milenial di Indonesia.
Maka dengan pemaparan ini kita bisa mengetahui, bagaimana semangat Sumpah Pemuda mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap gaya hidup dan perilaku mereka, terutama dalam memahami nilai keluarga dengan prinsip mubadalah, kebangsaan, persatuan dan kesatuan yang utuh sebagai rakyat Indonesia.
Sehingga ke depan arah dan tujuan bangsa Indonesia yang berdaulat, sebagaimana yang dicita-citakan bersama oleh para founding fathers negara ini bisa tercapai. Yakni mewujudkan Indonesia yang maju, beradab, adil, makmur dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Demikian penjelasan terkait refleksi Hari Sumpah Pemuda. Semoga bermanfaat. [Baca juga: Sumpah Pemuda: Momentum Mengingat Sejarah dan Refleksi Diri]