• Login
  • Register
Senin, 20 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Safari Damai Natal: Kesalingan dalam Kemanusiaan

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
27/12/2019
in Publik
0
damai, natal
29
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Momentum peringatan Hari Natal yang selalu menjadi kontroversi akhir tahun di kalangan umat muslim justru membuat beberapa orang bosan. Hal ini disebabkan karena yang dipermasalahkan selalu saja sama. Haram mengucapkan selamat natal, haram ikut-ikutan memperingati Natal dan Tahun Baru yang bukan tradisi Islam. Apakah kita dapat menghakimi kadar keimanan seseorang dengan hal-hal tersebut? Tentu saja tidak. Karena yang tahu bagaimana keimanan kita hanya Allah semata, manusia tidak mempunyai hak di ranah tersebut.

Sebagai manusia, kita memiliki tugas sebagai hamba yang selalu mengimani Tuhannya. Tanpa kemudian melupakan esensi kemanusiaan. Memanusiakan manusia, agar kita benar-benar menjadi manusia yang seutuhnya.

Jangan kemudian sebagai seorang hamba merasa telah memiliki keimanan dan dekat dengan Tuhan, namun melupakan saudara yang berbeda agama, dengan kata lain melupakan nilai-nilai kemanusiaan. Ikut serta berbahagia atas ibadah saudara berbeda agama tak serta-merta menjadikan kita murtad dan berpindah agama. Namun, hal ini lebih kepada bagaimana kita membangun rasa toleransi dan menghargai perpedaan dalam kebersamaan.

Safari Damai Natal adalah kegiatan tahunan yang selalu dilakukan teman-teman pergerak Gusdurian Malang. Kegaiatan mengunjungi gereja-geraja yang ada di Malang ini sudah berlangsung sejak tujuh tahun yang lalu. Misa Natal tanggal 24 Desember 2013, menjadi inisiasi awal Garuda Malang dalam melakukan kunjungan hari raya antar umat beragama. Kunjungan ini tanpa melihat agama tersebut merupakan mayoritas ataupun minoritas.

Safari Damai Natal ini mengajarkan banyak hal, bahwa sebagai manusia kita semua bersaudara. Menghargai umat beda agama beribadah merupakan salah satu perwujudan sikap toleransi. Dalam beragama toleransi tidak hanya sebatas diimani dan diucapkan saja. Namun, lebih kepada bagaimana kita mengimplementasikannya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Siapa Orang Moderat Itu?
  • Teladan Nabi Muhammad Saw dalam Mempraktikkan Toleransi
  • Bule yang Anti Body Shaming dan Sejarah Mulanya
  • Refleksi Kebaikan dari Kerukunan Beda Agama

Baca Juga:

Siapa Orang Moderat Itu?

Teladan Nabi Muhammad Saw dalam Mempraktikkan Toleransi

Bule yang Anti Body Shaming dan Sejarah Mulanya

Refleksi Kebaikan dari Kerukunan Beda Agama

Di tahun 2019 ini Safari Damai Natal yang diikuti oleh teman-teman Garuda Malang bertempat di dua Gereja di Malang. Yakni di GKJW Jemaat Sukun Malang pada tanggal 24 Desember 2019 dan di tanggal 25 Desember 2019 mengikuti di Gereja Katolik Paroki Santo Vicentius A Paulo Langsep.

Prinsip kesalingan (Mubaadalah) secara universal dapat dijadikan sebagai paradigma untuk nilai-nilai kesetaraan dalam kemanusiaan. Secara tidak langsung, saling menghormati dan menghargai umat beda agama melaksanakan ibadah agamanya adalah bentuk meneytarakan diri kita sesama umat manusia saling bersaudara.

Safari Damai Natal merupakan bentuk perwujudan rasa ketersalingan antar umat manusia. Bahwa kita semua bersaudara dan harus bersatu untuk bangsa Indonesia yang lebih maju. Menjadikan mometum Perayaan Natal sebagai ajang refleksi: sudahkah kita membangun rasa toleransi dengan sesama manusia? Sedangkan untuk mengucapkan  kata  selamat saja kita masih merasa takut keimanan kita terhapus. Untuk mewujudkan bangsa yang harmonis membangun kesalingan antar umat beragama juga perlu agar pesan-pesan perdamaian dapat diaktualisasikan tidak hanya dituliskan.[]

Tags: gusdurianHari Raya Nataltoleransi
Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Pembahasan Childfree

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

18 Maret 2023
Bimbingan Skripsi, Kekerasan Seksual

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

17 Maret 2023
Kekerasan Simbolik

Bibit Kekerasan Simbolik di Lembaga Pendidikan

16 Maret 2023
Berbuat Baik pada Non Muslim

Meneladani Akhlak Nabi dengan Berbuat Baik pada Non Muslim

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an
  • Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist