• Login
  • Register
Rabu, 29 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Setelah MK Bolehkan Nikah Sekantor

Abdul Rosyidi Abdul Rosyidi
19/12/2017
in Aktual
0
6
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Yekti Kurniasih (28) dipecat oleh PLN setelah setahun lalu kawin dengan rekan satu perusahaannya. Pemutusan hubungan kerja dilakukan karena peraturan perusahaan melarang sesama karyawan menjadi suami-istri.

Yekti dengan dibantu tujuh rekan Serikat Pegawai PLN Wilayah Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu (WS2JB), kemudian menggugat UU Ketenagakerjaan terutama Pasal 153 ayat (1) huruf f ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalil mereka sederhana, tidak njlimet. Mereka merujuk pada prinsip dasar HAM yang dianut konstitusi dan UU HAM bahwa setiap orang berhak membentuk keluarga. UU No. 1/1974 tentang Perkawinan juga menggariskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir-batin berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Baca juga: Gerakan Bersama Stop Perkawinan Anak

Selebihnya, pemohon menggunakan argumentasi moral. Apabila jalinan cinta sesama karyawan terhadang dengan larangan perkawinan, konsekuensinya akan timbul kumpul kebo. Itu tentu bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat.

Tok, tok, tok.. Majelis Hakim Konstitusi akhirnya mengabulkan permohonan Yekti dkk.

Baca Juga:

Pasangan Suami Istri Diminta untuk Saling Berbuat Baik

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Pekerjaan Rumah Tangga adalah Tanggung Jawab Bersama

6 Cara Membangun Komitmen Bagi Pasangan Suami Istri yang LDR

“Pertalian darah atau hubungan perkawinan adalah takdir yang tidak dapat direncanakan maupun dielakkan. Oleh karena itu, menjadikan sesuatu yang bersifat takdir sebagai syarat untuk mengesampingkan pemenuhan HAM, adalah tidak dapat diterima sebagai alasan yang sah secara konstitusional,” kata Hakim Konstitusi Aswanto saat membacakan pertimbangan putusan di Jakarta, Kamis 14 Desember 2017, sebagaimana dilansir solopos.com.

Keputusan ini tentu akan berdampak luas tidak sebatas bagi karyawan PLN saja, tapi seluruh karyawan di Indonesia. Putusan ini pun akan berdampak besar secara ekonomi maupun sosial. Ini tentu mengundang pro dan kontra.

Paska putusan, CNNIndonesia.com langsung melakukan survei di Twitter dan Facebook, 75 persen responden setuju dengan putusan MK tersebut dan sisanya hanya 25 persen tidak setuju.

Salah seorang netizen, Rinaririn Puspita termasuk yang setuju atas dicabutnya larangan menikah sekantor tersebut. Dia beralasan sangat disayangkan ketika perempuan harus mengundurkan diri dari kantor saat kariernya sedang bagus hanya karena menikah dengan rekan kerja.

Fakta sebelumnya, memang banyak perempuan yang akhirnya berhenti bekerja karena peraturan ini. Setelah putusan MK, tentunya perempuan tak harus mundur dari pekerjaannya, meski dia ‘ditakdirkan’ oleh Tuhan menemukan jodoh teman sekantor.

Tinggal bagaimana manajemen perusahaan dan pihak berkepentingan membuat karyawannya tetap profesional. Seperti melakukan mutasi atau melakukan pemecatan setelah jelas terjadi pelanggaran terhadap profesionalitas kerja.

Terlepas dari pro kontra tersebut, zaman sekarang memang sudah biasa perempuan bekerja dan tidak harus perempuan yang memilih bekerja di rumah. Sebab, peran gender laki-laki dan perempuan itu fleksibel, bukan sesuatu yang saklek. (Lihat: Kodrat? Fleksibilitas Peran Itu Hebat !!!)

Islam juga telah memberikan alasan kenapa perempuan sebaiknya berkerja. (Baca: Mengapa Perempuan Sebaiknya Bekerja ).

Jadi, perempuan yang bekerja bukan hal aneh atau bahkan dilarang dalam Islam. Pada masa Nabi, ada banyak perempuan yang bekerja untuk kehidupan keluarganya, sebut saja seperti Khadijah r.a. (istri Nabi), Ritah, Zaynab, dan Umm Syuraik (Baca: Perempuan Pemberi Nafkah Masa Nabi). Nabi pun amat menghargai mereka (Baca: Nabi Mengapresiasi Perempuan Bekerja untuk Keluarga ).[]

Tags: isterikerjaPutusan MK Nikah sekantorsuamiSuami istri bekerja sekantor
Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi, editor. Alumni PP Miftahul Muta'alimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Terkait Posts

tadarus subuh

Tadarus Subuh Ke-24 : Apakah Semua Aktivitas Istri Harus Seizin Suami

18 Juni 2022
Allah mendengar suara perempuan

Moderasi Beragama Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Makna Pancasila Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

4 Dalil Al-Qur’an Tentang Pancasila Sesuai Syariat Islam

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Pancasila Sumber Inspirasi Keadilan Gender

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Deklarasi Kemanusiaan Universal Rasulullah Saw saat Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Jumrah : Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna
  • 6 Pola Pendidikan Anak Sesuai Ajaran Islam
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara
  • Doa Kemalaman di Perjalanan

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist