Mubadalah.id – Makanan tambahan untuk ibu hamil dapat suami berikan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan ibu sehari-hari. Misalnya melalui konsumsi bahan formula khusus ibu hamil, seperti susu dan suplemen.
Hal tersebut, karena pada masa kehamilan, volume darah biasanya meningkat sehingga kebutuhan zat besi dan asam folat juga meningkat.
Dengan konsumsi yang cukup, kenaikan berat badan ibu hamil dapat ia pakai sebagai indeks untuk menentukan status gizinya.
Waktu yang tepat untuk melaksanakan program suplementasi gizi ibu hamil adalah pada trimester II dan III, ketika pertumbuhan janin meningkat dengan cepat. Pada trimester pertama biasanya nafsu makan berkurang karena rasa mual yang meningkat.
Kondisi anak setelah lahir sangat bergantung pada mutu gizi yang ibu konsumsi sewaktu mengandung. Angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) salah satunya penyebabnya karena kurang gizi sewaktu dalam kandungan. Risiko terburuk akibat gizi yang tidak cukup bagi ibu hamil adalah kematian ibu dan bayinya.
Beberapa penyebab BBLR yang berasal dari luar adalah pernikahan usia muda (pernikahan dini) yang biasa disebut fase “menarche”.
Pada usia muda, risiko melahirkan BBLR bisa dua kali lipat karena terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibu hamil yang justru masih dalam pertumbuhan. Jika ibu hamil dalam kondisi kesehatan yang baik dan sistem reproduksi yang normal, ia akan melahirkan bayi yang sehat.
Kekurangan gizi pada waktu hamil bukan saja menyebabkan BBLR, seperti yang dijelaskan tadi, tetapi juga dapat mengakibatkan Kekurangan Energi dan Protein (KEP).
Jika kekurangan gizi tersebut berlangsung lama dan berkelanjutan, akan mengakibatkan malnutrisi akut, kerusakan struktur pertumbuhan otak (hyperplasia), yang terjadi selama dalam kandungan.
Hal tersebut, karena masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf yang dimulai sejak tahap 3 bulan terakhir kehamilan hingga tahun setelah lahir.
Kekurangan gizi pada masa dini memengaruhi perkembangan otak, bahkan dapat menghentikan sintesis protein dan DNA. Hal ini akan berdampak pada fungsi otak dan intelektualitas anak di kehidupan mendatang. []