Mubadalah.id – Dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan kekhasannya masing-masing. Di daerah saya, tepatnya di Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Garut, perayaan Maulid Nabi Saw lebih dikenal dengan tradisi Batu Wangi.
Namun sebelum membahas lebih jauh, saya ingin mengenalkan terlebih dahulu terkait sejarah dari tradisi Batu Wangi.
Pada zaman dahulu kala, Batu Wangi merupakan nama sebuah kerjaan Islam kecil yang berada di desa saya.
Meskipun kecil, kerajaan yang berada di bawah pimpin Raja Marjyahiang Bayu Prabu Pahayu Kinasihan dan sang Ratu Nyi Mas berhasil memakmurkan dan mensejahterakan masyakarat sekitar.
Keberhasilan tersebut, usut punya usut karena sang raja dan sang ratu sangat memuliakan bulan Maulid dan Rajab. Sang raja dan ratu sangat berantusias ketika hari akan memasuki bulan Rabi’ul Awwal.
Ada banyak tradisi yang biasanya keduanya dan masyarakat sekitar gelar, guna menghormati bulan suci, yaitu bulan kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw.
Sang raja, ratu dan masyarakat sekitar akan menggelar beberapa agenda, mulai dari tawasulan, pembacaan Maulid al-Barzanji. Kemudian nanti akan ada tradisi yang sakral yaitu mencuci barang-barang pusaka.
Adapun barang-barang pusaka yang akan mereka cuci seperti: keris, golok, arit, dan pacul. Serta pusaka guntur bumi, sebuah pusaka berupa pisau panjang bergagang garuda dan dihiasi dengan berlian.
Tradisi Turun Temurun
Tradisi Batu Wangi inilah yang kemudian turun menurun sampai pada masyarakat sekarang. Banyak praktik baik yang masyarakat rasakan dari adanya tradisi Batu Wangi.
Masyarakat desa Ciudian terus melestarikan tradisi Batu Wangi. Sama seperti para sesepuhnya. Tradisi ini juga diperingati selama 3 hari. Di mulai menjelang malam 12 hingga 14 Maulid.
Para masyarakat sekitar biasa melakukanya tradisi ini dengan pengajian, ziarah, dan mencuci pusaka.
Adapun pengajian yang digelar biasanya di lapangan Singajaya. Pengajian ini terbuka untuk umum. Maka siapapun boleh ikut dalam pengajian Maulid.
Sedangkan untuk ziarah ini bisa bersifat umum dan khusus. Bagi yang khusus ini untuk para turunan dari sang raja yang kemudian mereka akan mencuci pusaka.
Meskipun begitu, perayaan Maulid dengan tradisi Batu Wangi sangat semarak, semua masyarakat di desaku ikut saling terlibat dalam setiap ruang. Hal ini, membuktikan bahwa ekspresi kecintaanya kepada Nabi Muhammad Saw, mereka sampaikan dengan beberapa tradisi yang saat ini masih terus kami lestarikan.
Perintah Memuliakan Nabi Muhammad Saw
Bahkan dengan kita terus melestarikan tradisi Batu Wangi artinya kita sudah menjalankan perintah yang Allah Swt perintahkan kepada seluruh umat Islam. Allah Swt berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman. Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS. al-Ahzab ayat 56)
Di tempat lain al-Qur’an juga memberikan kesaksiannya bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pribadi yang agung.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. al-Ahzab ayat 21)
Paling tidak beberapa ayat di atas ini, menurut KH. Husein Muhammad dalam buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi, memberi inspirasi kuat di dada masyarakat muslim untuk mencari cara bagaimana memberikan penghormatan atas Nabi.
Bagaimana cara mengingat Nabi, bagaimana cara menghormati dan memuliakan utusan Tuhan yang terakhir ini. Ini tentu pada akhirnya diarahkan untuk mengikuti jejak langkah Nabi.
Oleh sebab itu, tradisi Batu Wangi menjadi cara saya dan masyarakat sekitar untuk terus mengingat, menghormati dan memuliakan Nabi Muhammad Saw. Semoga dengan cara ini, kita benar-benar Nabi Muhammad Saw akui sebagai umatnya, amin. []