• Login
  • Register
Minggu, 22 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Ziarah Kubur: Tempat Healingnya Santri

Sebagai santri, sudah pasti aku ingin mendapatkan keberkahan para ulama-ulama terdahulu, atau bahkan untuk menyambung sanad. Oleh sebab itu, saat mengisi waktu liburanku dengan berziarah.

Nani Munayah Nani Munayah
06/05/2024
in Personal
0
Santri

Santri

944
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Masa liburan Ramadan dan Syawal telah usai, para santri termasuk saya sudah mulai berangkat ke pesantren dengan semangat lagi karena telah menikmati masa liburannya.

Selama masa liburan kemarin, biasanya para santri memanfaatkan waktu liburannya untuk beristirahat penuh di rumah, ada yang berkumpul dengan teman-temannya, dan ada juga yang liburan ke tempat-tempat wisata.

Namun, liburanku kali ini bukan termasuk tiga hal tersebut, aku justru mengisi liburanku dengan ziarah wali songo se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Perjalanan ziarahku berawal dengan solo riding dari Brebes ke Pemalang. Saat sampai di Pemalang aku bertemu dengan beberapa rekan-rekanita PR (Pimpinan Ranting) IPNU-IPPNU di Pemalang yang juga hendak berziarah. Sehingga aku bersama rekan-rekanita IPNU-IPPNU Pemalang melakukan ziarah bersama.

Sejarah Tradisi Ziarah Kubur

Namun, dalam tulisan ini, saya ingin mengingatkan kembali soal pentingnya ziarah kubur. Karena seperti kita ketahui bersama, bahwa masih banyak orang yang menganggap ziarah kubur merupakan perbuatan yang sesat. Karena sebagai manusia, masa meminta-minta kepada orang yang sudah meninggal. Hal tersebut jelas perbuatan yang musyrik.

Baca Juga:

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Peran Pesantren dalam Kehidupan Kartini

Hikmah Isra Mikraj: Spiritual Healing Ala Nabi Muhammad SAW

Tradisi Ziarah dan Maraknya Makam Palsu

Padahal jika kita membaca kembali soal sejarah ziarah kubur pada masa Nabi Muhammad Saw. Maka ziarah kubur adalah salah satu cara agar kita sebagai umat Islam untuk mendoakan, mengenang dan meminta keberkahan dari orang yang telah meninggal.

Terkait hal ini, seperti dilansir dari NU Online, menyebutkan bahwa pada masa awal Islam, Rasulullah SAW memang melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga akidah umat Islam. Rasulullah SAW khawatir kalau ziarah kubur diperbolehkan, umat Islam akan menjadi penyembah kuburan.

Namun, seteleh akidah umat Islam kuat dan tidak ada kekhawatian untuk berbuat syirik, Rasulullah SAW membolehkan para sahabatnya untuk melakukan ziarah kubur. Karena ziarah kubur dapat membantu umat Islam untuk mengingat tentang kematiaanya.

Di Indonesia khususnya masyarakat muslim Nahdlatul Ulama (NU), ziarah kubur merupakan tradisi untuk mengirim doa kepada yang telah meninggal dunia. Tidak hanya kepada orang tua dan keluarga, melainkan kepada para wali songo, para ulama, dan guru-guru menjadi tempat yang sering dikunjungi untuk diziarahi.

Sebagai santri, sudah pasti aku ingin mendapatkan keberkahan para ulama-ulama terdahulu, atau bahkan untuk menyambung sanad. Oleh sebab itu, saat mengisi waktu liburanku dengan berziarah.

3 Manfaat Ziarah Kubur

Selain untuk mendapatkan keberkahan, aku merasakan banyak sekali manfaat saat berziarah kepada orang-orang mulia ini. Manfaat tersebut di antaranya:

Pertama, ziarah kubur menjadi pepeling (pengingat) kita untuk mengingat akan kematian.

Kedua, ziarah kubur menjadi sarana untuk terus berbuat kebaikan di masa kehidupan sekarang. Karena aku menyakini hal tersebut bakal menjadi bekal di akhirat nanti.

Ketiga, ziarah kubur menambah energi positif, dan banyak lagi manfaatnya yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena sangat berasa di hati atau kalau bahasa jawanya krenteg ning ati (bergetar di Hati).

Mengunjungi Pendiri IPNU-IPPNU

Saat berziarah dengan rekan-rekanita IPNU-IPPNU, kami tidak lupa untuk mengunjungi pendiri dari salah satu banom NU ini, yaitu KH. Tolchah Mansoer. Beliau merupakan pendiri IPNU. Beliau mendirikan IPNU pada 22 Februari 1954 di Semarang.

Selain berziarah ke pendiri IPNU, kami juga berziarah ke pendiri IPPNU, beliau adalah Nyai Hj. Umroh Machfudzoh.

Di sana aku bisa merasakan bagaimana Nyai Hj. Umroh berjuang mendirikan organisasi untuk para perempuan. Beliau berusaha membuat wadah agar para pelajar perempuan juga memiliki akses organisasi yang sama dengan laki-laki. Tanpa jasa beliau, saya kira para pelajar pada masa itu tidak memiliki kesempatan untuk aktif di ruang publik.

Oleh sebab itu, dengan ziarah kubur ini ternyata menyadarkanku untuk membaca kembali jejak kepemimpinan para pendiri IPNU-IPPNU. Hal ini tentu menjadi wujud rasa syukur sekaligus inspirasi bagi para generasi muda NU di masa kini dan mendatang. []

Tags: HealingSantriZiarah Kubur
Nani Munayah

Nani Munayah

Saya adalah Mahasantriwa SUPI ISIF Cirebon dari Brebes yang suka Sholawatan dan Hobi Solo Riding, serta founder dari @hadrohannashwa.

Terkait Posts

Teman Disabilitas

Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

21 Juni 2025
Jangan Bermindset Korban

Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

21 Juni 2025
Lelaki Patriarki

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

19 Juni 2025
Kesalehan Perempuan

Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

16 Juni 2025
Pesantren Disabilitas

Sebuah Refleksi atas Kekerasan Seksual di Pesantren Disabilitas

16 Juni 2025
Catcalling

Mari Berani Bersuara Melawan Catcalling di Ruang Publik

15 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fiqh Al Usrah

    Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan
  • Relasi Hubungan Seksual yang Adil bagi Suami Istri
  • Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID