• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

3 Formula Hidup Damai ala Lirik Lagu Dangdut Koplo

Musik lagu dangdut koplo lekat dengan keseharian masyarakat Jawa. Karakter masyarakat Jawa yang identik dengan terimo ing pandum (menerima segala keadaan), urip sawang sinawang (hidup hanya masalah perspektif) dan karakter bijak lainnya

Yulinar Aini Rahmah Yulinar Aini Rahmah
08/06/2022
in Pernak-pernik
0
Lagu Dangdut Koplo

Lagu Dangdut Koplo

524
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – lagu dangdut koplo seringkali ada yang mengaitkan dengan hal-hal yang berbau kampungan.  Musik dangdut seakan menjadi second atau bahkan third music di Indonesia jika kita bandingkan dengan musik-musik pop khas produksi luar negeri.

Trend lagu Dangdut Koplo

Namun di era sekarang, musik dangdut justru menjadi trend music yang banyak peminatnya dan banyak yang mendengarkannya dalam ruang-ruang publik khususnya music dangdut koplo.

Musik lagu dangdut koplo lekat dengan keseharian masyarakat Jawa. Karakter masyarakat Jawa yang identik dengan terimo ing pandum (menerima segala keadaan), urip sawang sinawang (hidup hanya masalah perspektif) dan karakter bijak lainnya menjadi lekat dalam lirik-lirik yang dihasilkan dalam setiap judul lagu dangdut koplo.

Dari kemelekatan karakter tersebut, kita dapat jumpai lirik-lirik pembangun semangat. Beberapa formula hidup damai yang tersirat dalam lirik lagu dangdut koplo antara lain;

Pertama, Konsep Tawakal (Kepasrahan Setelah Berusaha)

Sekilas, lirik lagu dangdut koplo terdengar seperti rangkaian kata yang lahir secara “serampangan” dituliskan oleh penciptnya. Namun jika kita mau memperhatikan, lagu dangdut koplo memiliki part sastrawi yang ditawarkan pada setiap liriknya.

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Sedangkan dari sisi content, dangdut koplo yang lahir dari masyarakat Jawa kelas bawah seringkali menciptakan rangkaian lirik yang tidak jauh dari kehidupan keras yang mereka jalani sehari-hari. Meskipun sebagian besar berkisah tentang percintaan, namun kisah tersebut mengandung perjuangan hidup yang perlu kita simak.

Kandungan kaidah sastrawi dan konsep perjuangan hidup menyatu dalam beberapa lirik lagu dangdut koplo seperti berjudul “Balungan Kere”. Melalui judul lagu dangdut koplo tersebut, dapat kita jumpai kaidah rima rangkai a-a-a-a sebagaiman salah satu kaidah rima dalam sebuah puisi pada umumnya.

Kudune kowe ngerteni (harusnya kamu memahami)

Kebeh mung titipane Gusti (semua hanya titipan Tuhan)

Senadjan Atiku wis bubrah kandeli nggone ibadah (meskipun hatiku sudah kacau)

Gusti sing paring berkah (Tuhan yang memberi berkah)

Senadjan balungan kere  (meskipun terlahir miskin)

Ora kendo nyambut gawe (tidak lelah bekerja)

Senadjan dalan ra alus (meskipun jalan tidak mudah)

Sing penting wani terus (yang penting berani terus)

Lirik Lagu dangdut koplo “Balunga Kere” tersebut menceritakan tentang perjuangan seseorang untuk bisa bersanding dengan pujaan hatinya yang dilakukan dengan cara bekerja untuk mencukupi kebutuhan bersama nantinya. Namun sang pujaan hati menyepelekan perjuangannya. Meski perjuangannya berakhir sia-sia, seseorang tersebut tetap optimis berusaha (ora kendo nyambut gawe) dan juga berpasrah diri dengan beribadah (kandeli nggone ibadah)

Kedua, Konsep Jaza’ (Balasan)

Salah satu ciri khas lainnya dari lagu dangdut koplo adalah seringkali disisipi dengan perumpamaan-perumpamaan yang menyiratkan sebuah keadaan. Dalam lirik lagu “Lemah Teles” misalnya, terdapat lirik tanduran sing wes tak sirami (tanaman yang ku sirami) # malih dadi awu ireng diobong karo kahanan (berubah menjadi abu hitam dibakar oleh keadaan) yang diartikan suatu hal yang sia-sia.

Lirik selanjutnya menggambarkan problem solving yang bisa dilakukan saat seseorang menghadapi keadaan sia-sia yaitu dengan menguatkan hati untuk melepaskan hal sia-sia tersebut sebagaimana lirik tak kuatne ati yen kudu kelangan (akan ku kuatkan hati jika harus kehilangan).

Pada bagian reff sebagai inti lagu, lagu ini memberikan value bahwa seseorang tidak berhak melakukan kesewenangan terhadap yang lain. Sebab segala sesuatu harus dipertanggung-jawabkan.

Value tersebut tertuang dalam lirik yen kowe wis ra tresno (jika kamu sudah tidak lagi ada rasa cinta) # ngomong ojo trus lungo (bicaralah (baik-baik), jangan lantas (sewenang-wenang) pergi) awas nemoni apes (hati-hati akan adanya karma) # Gusti sing bakal bales (Tuhan yang akan membalas). Bagian inilah yang biasanya menjadi core of ambyar dari sebuah lagu dangdut koplo.

Ketiga, Konsep Do’a (Permohonan)

Selain syarat dengan perumpamaan-perumpamaan, lagu dangdut koplo juga kental dengan isyarat pepatah. Dalam lagu berjudul “Kalah Awu”, ada setidaknya 4 pepatah yang ada dalam lirik lagu “Kalah Awu” yang mengandung filosofi dan nasehat-nasehat kehidupan.

Kedung jeru iso tak jajaki (waduk yang dalam dapat ku capai) # nanging atine menungso sopo sing ngerti (tapi hati manusia siapa yang tahu)

Urip iki mung sawang-sinawang (hidup ini hanya persoalan bagaimana seseorang memandang kehidupan) # ora golek pemenang ojo saling njeglang (bukan mencari pemenang jagan saling menjatuhkan)

Sak panase geni isih panas ati (sepanas-panasnya api akan masih panas hati) # yen diomongke neng mburi (jika diomongkan dibelakang)

Yen kudu kalah aku mung kalah awu (jika harus kalah maka aku hanya kalah abu (kalah yang tidak mendapat apa-apa))

Lagu dangdut koplo berjudul “Kalah Awu” menceritakan tentang seseorang yang seringkali dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dan ketidakmujuran-ketidakmujuran hidup yang membuatnya insecure sehingga seringkali dipadang sebelah mata.

Sebagai problem solving dari perasaan-perasaan inscure, lagu “Kalah Awu” ini menawarkan konsep do’a penguatan sebagaimana dalam lirik Gusti mantepno lakuku (Tuhan mantapkan langkahku) # Dudohno dalanku (tunjukkan jalanku).

Seringkali kita meminta Tuhan untuk menyelesaikan setiap urusan kita. Namun ada satu hal yang terkadang kita lupa bahwa Tuhan memberikan kita kesempatan untuk setiap kesulitan adalah agar kita belajar menjadi baik dan tangguh.

Sesekali mintalah agar Tuhan memberikan kesempatan pada kita untuk menyelesaikan permasalahan insecure yang sedang kita hadapi. Sebab insecure adalah permasalahan mental yang bisa diatasi salah satunya dengan meng-upgrade kepercayaan pada diri sendiri. Dengan begitu, permohonan untuk dikuatkan adalah salah satu cara kita merespon kuota kelas ujian kenaikan pangkat yang sedang dibuka Tuhan untuk kita.

Dari lagu-lagu dangdut koplo, setidaknya kita bisa belajar tiga konsep hidup. Bagi sebagian kita yang sedang berjuang dalam proses self healing, mendengarkan lagu-lagu dangdut koplo bisa menjadi salah satu alternatif penyemangat sebagaimana salah satu jargon yang selalu disuarakan; patah hati ojo ditangisi mending dijogeti. []

Tags: Dangdut KoplokehidupankemanusiaanLaguMusik DangdutPerdamaiansenitoleransi
Yulinar Aini Rahmah

Yulinar Aini Rahmah

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version