Mubadalah.id – Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis, memiliki sejumlah ajaran dan syariat untuk dilakukan oleh semua pemeluknya. Di antara syariat itu terdapat syariat ibadah. Yaitu sejumlah perilaku yang oleh Tuhan dinilai sebagai wujud ketaatan serta akan mendapatkan pahala sebagai balasan baiknya.
Hal ini erat kaitannya dengan tulisan sebelumnya, ternyata di antara sejumlah ibadah tersebut terdapat beberapa ibadah yang tak melulu bernilai pahala semata namun juga bernilai positif secara sosial. Yakni untuk menguatkan nilai ukhuwah Islamiyah. Tulisan ini menuliskan sebagian di antara ibadah tersebut.
Zakat
Zakat dalam Islam disyariatkan sebagai sebuah kewajiban dengan unsur sosial tinggi. Ibadah ini secara umum terbagi menjadi dua. Yakni zakat harta dan zakat badan. Zakat harta menjadi kewajiban muslim yang memiliki harta lebih dalam kategori tertentu. Sementara zakat badan adalah kewajiban mutlak bagi setiap muslim satu kali dalam setahun.
Zakat ini wajib baik bagi muslim baik kaya maupun miskin selama masih memiliki bahan makanan lebih untuk diberikan kepada orang lain. Masing-masing dari zakat ini sama-sama bernilai sosial ketika kita lihat dari objek penerima zakat. Yakni mereka yang secara finansial ada di bawah level pemberi.
Ibadah zakat ini secara otomatis melatih kepekaan jiwa setiap muslim untuk ikut pula merasa empati terhadap kesusahan yang dialami oleh saudara sesama muslim lainnya. Selain itu, akan tercipta relasi yang erat antara pemberi dan penerima ketika ibadah zakat ini dilakukan dengan sepenuh hati. Di antara kedua belah pihak akan tercipta sikap saling menyayangi, menghargai serta akan semakin memupuk nilai gotong royong ketika salah satu pihak sedang membutuhkan bantuan.
Puasa
Tak dapat kita pungkiri bahwa realitanya, tidak semua orang dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya setiap hari. banyak kita temukan saudara sesama muslim yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Mereka hidup dalam keadaan sulit hingga bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan primer berupa makan saja mereka masih kesulitan. Sering kali mereka harus menahan lapar dan haus karena ketidakmampuan mereka.
Di sinilah rahasia besar dari syariat puasa. Ibadah ini melatih setiap muslim secara umum: baik yang mampu secara finansial untuk makan-minum setiap hari atau tidak, untuk bersama-sama satu bulan dalam setahun berada dalam satu kondisi yang sama. pada siang hari, baik yang kaya maupun yang miskin akan disatukan dalam satu rasa lapar dan haus.
Mereka yang kaya dan terbiasa makan dan minum enak setiap harinya, akan berlatih untuk merasakan apa yang dirasakan oleh saudara sesama muslim mereka yang tidak mampu. Sementara mereka yang terbiasa sulit memenuhi kebutuhan hidup, tidak akan merasa rendah diri karena pada saat yang sama, karena rasa lapar dan haus itu tidak hanya ia alami sendiri. Namun seluruh manusia di seluruh penjuru dunia. Selama tidak dalam keadaan darurat seperti sakit dan lainnya.
Sedekah
Telah Alquran sebutkan, maupun di banyak hadis tentang pahala besar orang yang bersedekah. Tentunya maksud sedekah di sini adalah sedekah yang ikhlas serta tidak beserta unsur yang menyakiti dan riya. Sedekah yang kita nilai ibadah ternyata juga memiliki manfaat dalam kehidupan bersosial. Jika kita lakukan dengan adab yang baik, maka sedekah ini bisa menjadi pintu eratnya ukhuwah Islamiyah antara si pemberi dan penerima.
Mirip dengan zakat, sedekah juga bisa mengeratkan relasi kedua belah pihak. Pemberi akan merasa hartanya manfaat sementara penerima akan merasa berharga karena dalam kondisinya itu masih mendapat rangkulan dan dukungan dari saudaranya sesama muslim.
Salat Berjamaah
Ibadah yang sangat sakral seperti salat, ternyata jika kita lakukan berjamaah di tempat ibadah seperti masjid atau musalla dapat menjadi salah satu lem perekat ukhuwah islamiyah di antara sesama muslim. Ibadah privat seperti salat, jika kita lakukan secara berjamaah dapat memunculkan ibadah lain. Seperti silaturahmi, saling menolong ketika ada yang kesusahan serta menampilkan wajah Islam sebagai agama yang ramah, guyub serta mengedepankan kebersamaan.
Memanggil dan Menjawab Salam
Sesederhana memanggil dan menjawab salam, kita sudah mendapatkan nilai ibadah dari Allah swt. Indahnya lagi, perilaku ini juga dapat memupuk rasa persaudaraan dalam Islam antar sesama muslim. Dapat kita bayangkan jika tidak ada salam di dunia ini. Maka sapa-menyaap antar satu orang dengan lainnya tidak akan ada.
Dengan salam, kita akan dapat dengan lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain. Keramahan dari kedua belah pihak akan muncul dan komunikasi lebih lanjut akan lebih lancar. Di sinilah urgennya salam kepada sesama muslim. Dalam salam juga terdapat unsur saling mendoakan dalam kebaikan. Adakah sapaan yang lebih baik lagi dari salam? Subhanallah.
Menjenguk Orang Sakit
Ketika terdapat saudara sesama muslim yang mengalami sakit, syariat menganjurkan orang muslim lain untuk menjenguk dan mendoakan. Perilaku ini Nabi saw. contohkan, hingga sahabat dan para ulama sampai sekarang. Hal ini menunjukkan sikap Islam yang toleran, ramah serta guyub. Mereka yang menjenguk, akan mendapatkan hikmah besar untuk menjaga kesehatan, ingat akan kematian dan akhirat dan sejumlah nilai positif lainnya.
Sementara bagi si sakit, ketika kita jenguk dan didoakan oleh saudara sesama muslim, dia akan merasa mendapat dukungan, dan tidak sendiri menjalani ujian sakit yang ia alami. Selain itu juga memiliki semangat lebih untuk sembuh dan sehat kembali. Subhanallah.
Tajhiz Jenazah
Islam tidak hanya menganjurkan sikap tenggang rasa sesama muslim ketika masih hidup saja. Bahkan ketika salah satu muslim meninggal, keguyuban tersebut masih tetap bertahan. Melalui syariat tajhiz, Islam mengatur umat Islam untuk tetap tenggang rasa bahkan kepada saudara muslim yang sudah meninggal. Kita disyariatkan untuk memandikan, menyalati hingga menguburkan jenazah saudara kita.
Di sinilah wujud ukhuwah Islamiyah yaitu sikap tarahum (saling menyayangi) terwujud. Dengan perilaku tajhiz jenazah yang kita lakukan, kita tetap menghormati dan memuliakan sesama muslim bahkan ketika dia sudah meninggal. Allahu A’lam. []