• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Abu Syuqqah Hanya Merujuk Hadis Shahih sebagai Dasar Kesetaraan dan Keadilan

Abu Syuqqah, hanya merujuk kepada teks hadis shahih (Bukhari dan Muslim) yang menjadi gagasan dasar Islam mengenai kesetaraan dan keadilan (musawah).

Redaksi Redaksi
20/04/2022
in Hikmah
0
Literasi

Literasi

178
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Abu Syuqqah, salah satu ulama pembaharu isu kesetaraan gender telah menetapkan, bahwa semua pengalaman sahabat perempuan pada masa Nabi Muhammad Saw sebagai rujukan dan contoh dari praktik kenabian.

Pengalaman para sahabat perempuan itu di antaranya, Khadijah Ra, Aisyah Ra, Ummu Haram Ra, Nusaibah binti Ka’ab Ra, Ummu Salamah Ra, Asma’ binti Abu Bakar Ra, dan yang lain.

Penetapan pengalaman sahabat perempuan itu, menurut Abu Syuqqah, hanya merujuk kepada teks hadis shahih (Bukhari dan Muslim) yang menjadi gagasan dasar Islam mengenai kesetaraan dan keadilan (musawah).

Jadi jika ada teks-teks yang terkesan problematis, seperti lemah dari sisi sanad, maka, kata Abu Syuqqah, harus ditolak.

Tetapi, jika shahih, seperti yang dikutip dari buku Qiraah Mubadalah karya Faqihuddin Abdul Kodir, ia harus digali secara mendalam makna yang terkandung.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

“Untuk pemaknaan ulang teks-teks yang secara literal problematis ini, dalam isu relasi dan hak-hak perempuan dalam Islam, Abu Syuqqah hanya menerima hadis shahih dan menolak hadis yang tidak shahih,” tulis Kang Faqih.

Menurut Kang Faqih, ada banyak teks yang tersebar luas di kalangan masyarakat Arab, yang dianggap hadis, padahal sama sekali bukan hadis shahih, sehingga harus ditolak.

Kang Faqih mencotohkan beberapa teks yang ditolak oleh Abu Syuqqah karena bukan hadis shahih, seperti teks :

“Sebaik-baik perempuan adalah yang tidak melihat laki-laki dan tidak terlihat oleh laki-laki.”

“Tutuplah aurat perempuan dengan menempatkan mereka di dalam rumah saja.”

“Jika tidak karena perempuan, maka manusia akan bisa beribadah secara sempurna kepada Allah Swt.”

“Perempuan adalah sumber kesialan.”

Dari teks yang tidak jelas itu, Kang Faqih menyampaikan, Abu Syuqqah menolak itu semua sebagai dasar praktik kenabian.

Oleh karena itu, Abu Syuqqah lebih memilih menyusun kembali tema-tema yang mendeskripsikan ragam kehidupan dan aktivitas perempuan pada masa kenabian.

“Ada banyak tema tentang karakter, kondisi, dan aktivitas perempuan pada masa itu, di dalam rumah tangga dan di ruang-ruang publik,” ungkap Kang Faqih.

“Ada tema tentang kepintaran perempuan, keikhlasan, ketekunan, keikutsertaan dalam hijrah dan jihad, belajar, bekerja, mengelola rumah tangga, dan bahkan menafkahi keluarga,” tambahnya. (Rul)

Tags: Abu SyuqqahHadis ShahihkeadilanKesetaraanNabi Muhammad SAWSahabat Perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID