Mubadalah.id – Salah satu Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menceritakan kisah Laksamana Malahayati yang hebat dan tangguh tapi tidak pernah disampaikan kepada anak-anak.
Padahal kisah Laksamana Malahayati adalah kisah perempuan hebat dan tangguh ini penting diketahui oleh anak-anak. (Baca juga: Kisah Sultanah Tajul Alam Safiatuddin yang Tak Tercetat dalam Sejarah)
Kehebatan dan ketangguhan beliau di antaranya ia mampu mengorganisasi 2.000 pasukan perempuan pada masanya.
Bahkan Laksamana Malahayati pula yang menewaskan Cornelis de Houtman dari Belanda dalam pertempuran satu lawan satu di atas geladak kapal di Selat Malaka. Dahsyat, tapi tak tercatat. (Baca juga: Banyak Sejarah Kepemimpinan dan Kepahlawanan Perempuan Tak Tercatat)
Sementara itu, dari bumi Sulawesi, Nyai Badriyah mengungkapkan, ada nama Ratu Aisyah We Tenri Oile, ratu Kerajaan Tanette yang memerintah selama 55 tahun (1855-1910).
Sang ratu menurut Nyai Badriyah, sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat dan memajukan pengetahuan. (Baca juga: Lahir dari Masyarakat Plural, Bangga Indonesia Punya Pancasila)
Salah satu jejak nyatanya adalah terkumpulnya naskah I La Galigo, sebuah epos yang apik dan panjang, yang saat ini tersimpan di perpustakaan Leiden, yang tersinyalir lebih kuat falsafah kebaikannya dan lebih panjang isinya dari pada Mahabharata.
Lima puluh lima tahun jelas bukan waktu yang sebentar, tapi toh tetap saja namanya tak tercatat. (Rul)