Mubadalah.id – Salah satu Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa pil penahan haid ini, memang sudah banyak digunakan saat pelaksanaan ibadah haji.
Karena dengan menggunakan pil penahan haid saat ibadah haji, kata Nyai Badriyah, diharapkan, para perempuan bisa maksimal dalam melaksanakan rukun-rukun ibadah haji.
Namun, dalam ibadah haji, menurut Nyai Badriyah, semua rukun haji bisa perempuan lakukan, walaupun dalam keadaan sedang haid. Namun yang tidak boleh perempuan lakukan saat haid adalah hanya tawaf ifadah.
Rujukannya hadis Nabi riwayat Abu Daud dari Aisyah Ra yang artinya :
“Kami berangkat tidak ada maksud lain kecuali haji. Setelah kami sampai di Saraf, saya haid. Rasulullah Saw datang kepadaku sat aku sedang menangis.
Beliau bertanya, ‘Haidkah engkau?’ ‘Betul,’ jawabku.
Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya haid ini sesuatu yang sudah menjadi takdir Allah kepada putri-putri dari anak cucu Adam. Kerjakanlah apa yang orang yang haji kerjakan tapi jangan engkau tawaf di Baitullah.”
Oleh sebab itu, jika saat jamaah sedang tawaf ifadah dan masih dalam keadaan haid, anda bisa melapor kepada panitia haji meminta waktu mengundur kepulangannya sampai selesai haidnya dan tuntas rukun hajinya.
Jika pengunduran tidak bisa, maka kondisi demikian dalam fikih dipandang sebagai situasi darurat. Dalam situasi darurat apa yang terlarang, hukumnya bisa mubah/boleh (adh-dharurat tubihu al-mahdzurat).
Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran pada hamba-Nya. (QS. al-Baqarah/2:185). Agama ini hadir bukan untuk menyusahkan pemeluknya. (QS. al-Hajj/22:78).
Solusi Alternatif
Oleh karena itu, terhadap perempuan haid yang belum tawaf ifadah tapi jadwal kepulangannya tidak bisa diundur, para ulama memberikan beberapa alternatif solusi sebagai berikut.
Haid mempunyai batas minimum. Jika pada batas itu darah tidak keluar, segeralah mandi dan tawaf.
Jika sampai tujuh putaran darah tidak keluar, tawaf dianggap sah meski setelah itu keluar lagi.
Dan apabila dalam tujuh putaran darah keluar, maka harus mengulangi tawaf pada waktu lain setelah darah berhenti dan mandi. Minta dokter menginjeksi dengan obat yang dapat memberhentikan haid.
Lakukan tawaf dalam keadaan haid dan bayar dam seekor sapi atau tujuh kambing. (Rul)