• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Haul Gus Dur dan Pesan Nyai Sinta Nuriyah untuk Perempuan

Nyai Sinta Nuriyah menceritakan satu fragmen kecil hidupnya membersamai Gus Dur. Di masa ketika puteri-puterinya masih kecil, ia adalah seorang pengajar di kampus Hasyim Asy’ari dan Yayasan Bahrul Ulum

Layla Badra S Layla Badra S
19/12/2022
in Featured, Pernak-pernik
0
Haul Gus Dur

Haul Gus Dur

492
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Haul Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid yang ke 13 telah berlangsung pada 17 Desember 2022 di Ciganjur, Jakarta Selatan. Bersama keluarga, sahabat, masyarakat, tokoh ulama, aktivis, dan santri haul Gus Dur diselenggarakan begitu meriah. Ini adalah salah satu ruang hangat untuk mengenang Alm Gus Dur, yang tapak jejak hidupnya, gagasan dan pemikirannya masih menginspirasi kita saat ini.

Tema yang keluarga Gus Dur angkat dalam perayaan ini adalah Gus Dur dan Pembaharuan NU. “Tema ini kami angkat karena NU akan menyongsong abad kedua hijriyah sebagai jam’iyah. Sebuah tema yang diusulkan oleh abah kami, Gus Mus.” Jelas Alissa Wahid, puteri pertama Gus Dur sekaligus ketua panitia penyelenggara haul tahun ini.

Haul Gus Dur memang selalu dirayakan dengan semarak dan penuh antusias. Masyarakat selalu berlomba-lomba untuk turut menghelat perayaan ini. Melihat tahun-tahun belakang, dua-tiga bulan ke depan, akan ada banyak kota, lembaga, dan masyarakat menggelar acara ini dengan suka cita. Rasanya ruang ini tidak cukup membendung rasa rindu kami pada Gus Dur.

Baca Juga:

Haul Gus Dur ke-15 di Pekalongan : Pentingnya Merawat Nilai Luhur

Gus Dur, Kaum Lemah dan Konsep Keadilan

Mengenang Gus Dur: Kisah Persahabatan Lintas Iman dengan Prof Leonard Swidler

Memahami Perdebatan “Kolom Agama” dalam Pemikiran Gus Dur

Ruang ini adalah ruang untuk menggali ingatan tentang Gus Dur. Bagaimana ia remaja, bagaimana kiprahnya dalam membesarkan Nahdlatul Ulama (NU), bagaimana ia menjadi presiden, dan bagaimana ia memperlakukan keluarganya.

Alissa bercerita bahwa Gus Dur pernah berkata begini. “Lis, jangan berharap bapakmu seperti bapak teman-temanmu ya. Bapak tidak punya banyak waktu untuk kalian. Karena keluarga itu prioritas nomor empat bagi bapak. Prioritas pertama adalah Islam, kedua Indonesia, ketiga NU, keempat keluarga. Kamu harus bisa nerima.” Kenangnya.

Karena keluarga menjadi prioritas nomor empat, maka tanggung jawab mengurusi rumah tangga jatuh pada Ibu Nyai Sinta Nuriyah. “Ya tanggung jawab mengurus keluarga ada di tangan saya. karena beliau (Gus Dur) sangat sibuk di NU.” Jelasnya. Di dalam keluarga, Ibu Nyai Sinta memegang peran sentral untuk memenuhi kebutuhan belanja keluarga dan mendidik anak-anaknya.

Pengalaman dan Pesan untuk perempuan

Nyai Sinta Nuriyah menceritakan satu fragmen kecil hidupnya membersamai Gus Dur. Di masa ketika puteri-puterinya masih kecil, ia adalah seorang pengajar di kampus Hasyim Asy’ari dan Yayasan Bahrul Ulum. Tetapi gajinya tak cukup untuk menopang kebutuhan keluarga. “Gaji saya hanya cukup untuk naik becak.” Kenangnya.

Dengan kondisi seperti itu, ia tidak segan untuk berjualan kacang dan es lilin demi memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. “…Sementara rumah tangga harus berjalan, anak-anak harus terus saya besarkan dan saya sekolahkan, anak-anak harus menjadi anak yang pandai bagi agama bangsa dan negara, maka saya tidak boleh menyerah begitu saja. Saya harus bangkit merebut semuanya. Menyelamatkan semuanya. Oleh karena itu, saya berani untuk tiap malam goreng kerupuk pasir.” Papar Nyai Sinta kepada hadirin.

Dalam sebuah hadis, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah. Pekerjaan apa yang paling mulia ya Rasulullah? Jawab Rasul adalah pekerjaan yang dilakukan oleh keringat dan tanganmu sendiri. Nyai Sinta memberikan teladan bagi kita untuk tidak pantang menyerah pada keadaan dan terus berdaya di dalam keluarganya.

Beliau pun memberikan pesan kepada perempuan. “Menjadi perempuan nggak usah risau, nggak usah kecil hati, nggak usah cemas menghadapi semua itu. Perempuan selalu berada di garis terdepan untuk merebut kehidupan umat manusia.” Tegasnya.

“Mari kita hargai dan kita lindungi bukan karena kita hadir di muka bumi ini melalui mereka tetapi mereka adalah malaikat-malaikat yang nyata. Namun mengapa sosok yang bergelimang kelembutan itu selalu bersimbah dengan ketertindasan. Itu lah yang kalian panggil perempuan.” Pungkasnya. []

 

Tags: bulan gus durhaul gus durNahdlatul UlamaSatu Abad NU
Layla Badra S

Layla Badra S

Layla Badra Sundari adalah Ibu Rumah Tangga. Menempuh pendidikan magister di UIN Sunan Kalijaga. IG @layla.badra

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version