• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

Ibadah puasa yang kita lakukan selama satu bulan penuh ini, sebenarnya adalah bagian dari bentuk interaksi yang begitu erat antara seorang hamba dengan Sang Pencipta

Ahmad Murtaza MZ Ahmad Murtaza MZ
30/03/2023
in Hikmah
0
Hikmah Puasa

Hikmah Puasa

974
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada yang menarik dari kajian ngaji online yang Mubadalah.id gelar dengan tajuk “Jogan Ramadan Online”. Di mana dalam sesi pertama membahas tentang hikmah puasa dalam psikologi. Kajian yang disampaikan oleh Ibu Siti Rohman Nurhayati, seakan memaksa saya untuk merefleksikan diri mengenai makna dari puasa.

Banyak pembahasan yang disampaikan oleh Ibu Siti Rohman seperti mengontrol emosi, memahami tujuan puasa, pengelolaan puasa dan pembahasan lainnya. Namun yang akan saya sorot dalam tulisan reflektif kali ini mengenai pengaruh kontrol diri.

Hakikat dari puasa yang sebenarnya harus kita pahami adalah puasa sebagai bentuk kontrol diri. Namun sayang terkadang kita gagal memahami arti kontrol diri yang menimbulkan pemaksaan kehendak dalam diri untuk mengikuti nafsu.

Hal ini dengan jelas Nabi Saw. sampaikan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Artinya: Dari Abu Hurairah R.A berkata: Rasulullah Saw., bersabda: sebagian orang-orang yang berpuasa tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar saja (HR.Ibnu Majah)

Pemaknaan hadis tersebut sangatlah dekat dengan makna kontrol diri yang tersampaikan dalam hadis tersebut. Di mana jika seseorang yang mengaku berpuasa, namun gagal mengontrol dirinya maka puasanya hanya sebatas menahan rasa lapar saja.

Gagal Mengontrol Diri

Kegagalan seseorang dalam mengontrol diri ketika berpuasa dapat kita lihat bagaimana cara kita menjalani keseharian selama berpuasa. Apakah selama menjalani puasa kita mengalami penurunan dalam melakukan aktivitas sehari-hari? Atau malah selama menjalankan ibadah puasa kita semakin semangat dalam menjalani keseharian?

Itu hanya pertanyaan kecil yang hanya dapat kita tanyakan kepada diri sendiri, bukan ke orang lain. Karena puasa sendiri adalah ibadah yang hanya kita (selaku yang berpuasa) dan Tuhan yang mengetahuinya.

Tentu ini berdasarkan sebuah hadis riwayat mam Bukhari dalam Shahih-nya berikut:

عن أبي هريرة ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋليه ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ ﻛﻞ ﻋﻤﻞ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﺼﻴﺎﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻲ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺟﺰﻱ ﺑﻪ

Artinya:

“Dari riwayat Abi Hurairah RA. Beliau berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman: Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”(HR.Bukhari).

Keistimewaan Puasa

Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa ibadah puasa yang kita lakukan selama satu bulan penuh ini, sebenarnya adalah bagian dari bentuk interaksi yang begitu erat antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Bagaimana dengan puasa kita, bahkan saya sendiri dapat membangun hubungan yang begitu intim kepada sang pencipta.

Di mana sang pencipta memberikan keistimewaan dari ibadah puasa dengan memberikan ganjaran secara langsung. Begitu istimewanya puasa bahkan Allah yang secara langsung akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berpuasa.

Kemudian muncul pertanyaan, setelah menjalani puasa selama enam hari ini, apakah kita sudah merasakan kedekatan antara kita dan Tuhan? Atau tepatnya pertanyaan tersebut saya tujukkan kepada diri sendiri?

Namun jika sampai saat ini hingga nanti puasa Ramadan berakhir saya atau salingers tidak mengalami perubahan sama sekali, ya tidak apa-apa. Tidak ada masalah sama sekali sebenarnya.

Tapi setidaknya ketika membaca tulisan reflektif ini, kita sama-sama merasakan hikmah puasa, dan memiliki niat untuk melakukan perubahan. Perubahan ke arah lebih baik tentunya. Di mana niat baik saja sudah dihitung sebagai pahala di mata Allah, bukannya begitu? []

 

 

 

 

Tags: Hikmah PuasaibadahislamJogan Online RamadanMedispsikologiRamadan 2023
Ahmad Murtaza MZ

Ahmad Murtaza MZ

Pecinta V60, masih belajar untuk merangkai kata. Mahasiswa program magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version