• Login
  • Register
Jumat, 23 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Amina Wadud: Pembawa Cahaya Baru dalam Tafsir

Metode yang Amina gunakan dalam menafsirkan al-Qur’an disebut juga dengan metode kritik historis. Di mana dengan metode ini seseorang akan mengkaji latar belakang budaya yang suatu bahasa miliki

Swandi Yusuf Swandi Yusuf
10/04/2023
in Figur
0
Amina Wadud

Amina Wadud

678
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Amina Wadud lahir di Amerika Serikat pada tahun 1952. Sejak kecil Amina sangat suka membaca. Meski begitu Amina tidak tertarik dengan cerita-cerita yang mengisahkan tentang “gadis yang diselamatkan” dan “laki-laki pemberani.” Tetapi ia tertarik dengan kata-kata yang mampu memberikan makna dan dimensi yang mampu mempengaruhi tujuan hidupnya.

Amina Wadud memperoleh gelar sarjana di Universitas Antar Bangsa Malaysia. Pada tahun 1986 ia memulai pendidikan masternya di Machigan University sampai tahun 1989. Adapun program doktornya ia selesaikan di Harvard University tahun 1991-1993. Kemudian Amina menjadi Profesor di Universitas Commonwealth di Richmond Virginia.

Sebagai seorang aktivis, Amina telah melakukan berbagai macam kunjungan. Baik secara nasional maupun internasional dalam lingkungan akademik dan keagamaan. Amina Wadud juga aktif pada organisasi ISTAC. Yakni organisasi yang bertujuan menghidupkan kembali kajian islam yang bersifat meta-modern pimpinan Naquib al-Atas. Kemudian ia juga menjabat di sebuah asosiasi penelitian tentang program perempuan dalam kajian agama yang berada di Harvard Divinity School dengan dukungan pendanaan dari Kecia Ali sebagai anggota penasihat.

Deretan Karya Amina Wadud

Adapun karya-karya Amina Wadud yang berbentuk buku maupun tulisan jurnal yang telah membawanya menjadi salah seorang intelektual muslimah yang terkenal di seluruh penjuru dunia anatara lain:

Qur’an and Woman; Rereading The Sacred Tex From a Woman’s Perspective 199. Inside the Gender Jihad: Woman’s Reform in Islam 2006. Alternative Qur’anic Interpretation and the Status of Muslim Women, dalam Windows of Fatih: Moslem Woman Scholar Acticists in North Amerika 2000. On Belonging as a Moslem Woman, dalam My Soul is a Witnes: African-American Woman Spirituality 1995, Family in Islam or Gender Relations by Any Other Name, dalam Islam Reproductive Health and Woman’s right 1995. In Search of Woman’s Voice in Qur’anic Hermeneutic dalam Jurnal Concilium 1998. Beyond Interpritation, dalam the Place of Tolerance In Islam 2002. American Muslim Identity, Race and Ethnicity in Progressive Islam, dalam Progressive Muslim on Justice, Gender and Pluralism 2003, dan lain-lain.

Baca Juga:

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Persoalan Gender dalam Fikih Kesaksian

Wajah Perempuan Bukan Aurat, Tapi Keadilan yang Tak Disuarakan

Bagaimana Gerakan Kesalingan Membebaskan Laki-laki Juga?

Bagi Amina Wadud selaku seorang tokoh yang memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, ia ingin mencoba mendobrak dominasi laki-laki terhadap perempuan dalam segala hal yang didasari oleh asumsi bahwa al-Qur’an merupakan sumber nilai tertinggi yang secara adil mendudukkan laki-laki dan perempuan setara (equal).

Dalam bidang tafsir Amina dianggap lebih mengarah pada gaya tafsir dekontruktif terhadap hukum-hukum yang sudah terkenal luas oleh ummat Islam. Seperti dalam waris, peran perempuan, nusyuz termasuk juga imam dan khatib pada ibadah.

Mengkritik Budaya Patriarki

Amina mengkritisi para mufassir-mufassir klasik yang dianggapnya terpengaruh oleh budaya patriarki pada zamannya, sehingga mufassir klasik dianggapnya bias gender. Oleh karena itu ia mencetuskan pemikiran-pemikiran untuk memperjuangkan kesetaraan, hal kontroversi yang pernah ia lakukan ialah menjadi imam salat pertama dari kalangan kaum wanita. Amina Wadud juga menegaskan bahwa menjadi seorang mufassir itu haruslah kreatif, maka mufassir tidak boleh lepas dari 3 aspek. Yaitu ruang,waktu dan budaya.

Amina Wadud berpijak pada pemahaman bahwa penafsiran itu memiliki nilai relatif, sehingga dalam pemikirannya Amina Wadud menemukan rumusan baru yang membedakan antara agama dan pemikiran agama. Pemikiran tafsir seperti ini terkadang menjadikan agama bersifat absolut yang berarti agama mengandung kebenaran mutlak yang tidak dapat kita ganggu gugat. Sedangkan pemikiran agama itu bersifat relative karna hasil dari teks-teks agama seperti al-Qur’an dan Hadist. Menurutnya hasil pemahaman tersebut masih bisa untuk kita tafsir ulang sesuai dengan konteks zaman sehingga Amina terus berusaha untuk merevisi penafsiran al-Qur’an.

Metode yang Amina gunakan dalam menafsirkan al-Qur’an disebut juga dengan metode kritik historis. Di mana dengan metode ini seseorang akan mengkaji latar belakang budaya yang suatu bahasa miliki, sehingga membedakan antara unsur normatif dan kontekstual. Metode kritik sejarah yang ia gunakan untuk memperkuat teori gendernya mengharuskan pembaca al-Qur’an untuk menganalisis budaya yang melatar belakangi bahasa Arab sebagai media wahyu.

Maka dengan metode ini, kita akan mendapatkan kesimpulan, bahwasanya budaya timur tengah yang memposisikan laki-laki lebih dari perempuan pada zaman dahulu telah mempengaruhi para mufassir klasik dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an.  Pemikiran Amina dalam bidang tafsir yang berbicara tentang perempuan ini melahirkan metode tafsir yang ia beri nama Tafsir Tawhid. Di mana dengan tafsir ini walaupun al-Qur’an itu satu (sama) namun akan melahirkan produk hukum yang berbeda. []

 

 

Tags: amina wadudFeminis MuslimGenderKesetaraanMerebut Tafisir
Swandi Yusuf

Swandi Yusuf

Mahasiswa Pascasarjana UIN Mataram

Terkait Posts

Hj. Biyati Ahwarumi

Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

23 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version