• Login
  • Register
Kamis, 22 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Bu Nyai Azizah, Sosok Wanita Inspiratif dari Tanah Semarang

Dalam sejarahnya, pondok Aziziyyah merupakan bentuk kecintaan KH. Sholeh Mahalli (sang pendiri) terhadap Bu Nyai Nur Aziziah

Shulhan Habib Shulhan Habib
01/12/2023
in Figur
0
Wanita Inspiratif

Wanita Inspiratif

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id- Dalam lingkungan pondok pesantren, peran bu Nyai sangatlah penting dalam memajukan pesantren. Meski kebanyakan lebih menyorot pada sosok kyai. Namun bukan berarti sosok bu Nyai tidak memiliki peran dan pengaruh sama sekali.

Kesuksesan pondok pesantren Madrasatul Qur’anil Aziziyyah (yang terkenal dengan sebutan Pondok Aziziyyah) Beringin, Ngaliyan dalam mengajarkan al-Qur’an, terdapat peran bu Nyai sang wanita inspiratif yang sangat berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren Aziziyyah.

Bu Nyai dan Sejarah Pesantren Aziziyyah

Dalam sejarahnya, pondok Aziziyyah merupakan bentuk kecintaan KH. Sholeh Mahalli (sang pendiri) terhadap Bu Nyai Nur Aziziah. Hal ini terlihat dimana dalam berdirinya, KH. Sholeh Mahalli memberi nama pondoknya dengan nama istrinya, Azizah. Seolah-olah layaknya Taj Mahal India milik Raja Shah Jahan sebagai bentuk cinta terhadap istrinya, Mumtaz Mahal.

Sholeh Mahalli dan Bu Nyai Nur Azizah merupakan sesama murid KH. Abdullah Umar, seorang Kyai pejuang al-Qur’an dari Kendal. Tak heran jika program tahfidzul qu’an menjadi program unggulan di pondok Aziziyyah. Pondok Aziziyyah memiliki visi “memasyarakatkan al-Qur’an, dan meng-Qur’ankan masyarakat”.

Dalam perjalanannya Pondok Aziziyyah sukses menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap al-Qur’an. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat dalam membantu kesuksesan program tahfidzul qur’an ataupun berbagai acara pondok. Pondok Aziziyyah juga mengarjarkan kitab-kitab salaf di program madrasah diniyyah, mulai dari ilmu nahwu, fikih, hingga tasawuf.

Baca Juga:

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Peran Bu Nyai dalam Pesantren.

Bu Nyai Azizah merupakan sosok yang gigih dalam memajukan pesantren. Hal ini dapat terlihat dari peran Bu Nyai dalam membantu KH. Sholeh Mahalli mengurus pesantren. Pada awal berdirinya tahun 1991, setoran hafalan al-Qur’an diampu langsung oleh KH. Sholeh Mahalli.

Sedangkan seluruh kegiatan muraja’ah (mengulang hafalan al-Qur’an) terlimpahkan kepada Bu Nyai Azizah. Tidak hanya itu, bu Nyai juga aktif mengawasi kegiatan santri terutama santri putri. Tak jarang dalam mengurus pesantren KH. Sholeh Mahalli selalu meminta saran Bu Nyai sebelum mengambil keputusan. Salah satunya, setiap akan ada acara khotmil Qur’an Pak Yai selalu meminta pertimbangan Bu Nyai dalam menentukan santri yang akan diwisuda qur’an.

Setalah wafatnya KH. Sholeh Mahalli pada tahun 2015, mengharuskan Bu Nyai Azizah meneruskan estafet kepemimpinan. Bu Nyai bersama putra-putrinya menangani seluruh program setoran dan mengulang hafalan. Mulai pagi Bu Nyai langsung mengajar para santri menerima hafalan al-Qur’an. Menyimak ayat demi ayat yang santri lantunkan.

Tidak hanya itu, Bu Nyai merupakan sosok yang sangat sabar dalam mendidik para santri. Beliau tetap sabar menyimak hafalan santri yang terkadang terbata-bata dan mengoreksi hafalan santri. Menasehati dan memotivasi para santri agar semangat dan tidak menyerah dalam mengahafal al-Qur’an. Sebagaimana salah satu dawuh bu Nyai “menghafal Qur’an itu harus sabar dan telaten”.

Bu nyai, Sosok Khadijah Masa Kini

Bu Nyai Azizah layaknya Khadijah binti Khuwailid. Seorang perempuan multitalen yang menjadi istri Nabi dan juga saudagar handal. Keahlian dagang Khadijah sudah tidak teragukan lagi dan terkenal di kalangan bangsa Arab. Khadijah merupakan saudagar sukses yang telah menjajaki bangsa Arab maupun non Arab.  

Bu Nyai merupakan sosok yang ulet dan saudagar layaknya Khadijah. Dalam perjalanannya, Bu Nyai membuka berbagai usaha mulai dari warung makan, fotocopy, hingga menyediakan kebutuhan bahan pokok. Meskipun Bu Nyai memiliki banyak santri, beliau tetap turun langsung mengelola dan memantau berbagai bisnisnya.

Hal ini terlihat dari ba’da shubuh Bu Nyai sudah memasak, menyiapkan kebutuhan warung dan makan para santri. Selain itu, beliau juga turut berbelanja untuk memenuhi segala kebutuhan warung. Beliau tidak ingin terlalu mengandalkan para santri.

Prinsip Bu Nyai dan yang sering beliau nasehatkan ke para santri adalah meskipun sudah menjadi kyai dan punya banyak santri harus tetap bekerja biar tidak tamak (mengharap) pemberian dari orang lain.

Sosok Bu Nyai Azizah merupakan sosok wanita inspiratif yang layak menjadi rolemodel. Selain kesibukannya menebar manfaat dengan menyimak ratusan hafalan santri, beliau tetap bekerja keras, berjuang demi kehidupan yang lebih baik dan tidak hanya mengandalkan orang lain. []

 

Tags: Ibu NyaiPerempuan UlamaPondok PesantrenSemarangulama perempuanWanita Inspiratif
Shulhan Habib

Shulhan Habib

Mahasiswa Magister prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Pascasarjana UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jalan Mandiri Pernikahan

    Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah untuk Si Bungsu: Budaya Nusantara Peduli Kaum Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Jenis KB Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud
  • KB dan Politik Negara
  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan
  • 5 Jenis KB Modern
  • Jalan Mandiri Pernikahan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version