• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

International Women’s Day: Sudahkah Dunia Menjadi Inklusi Untuk Perempuan?

Melalui tagline Inspire inclusion pada tahun ini kita harapkan peringatan “International Women’s Day” tahun ini mampu menjadi inspirasi banyak pihak

Nuraini Chaniago Nuraini Chaniago
08/03/2024
in Publik
0
International Women's Day

International Women's Day

531
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari ini, tepatnya 8 Maret 2024, dunia sedang memperingati “Hari Perempuan Internasional”. Suatu momen yang akan selalu perempuan-perempuan dunia peringati, perihal bagaimana berlikunya mereka memperjuangkan haknya sebagai perempuan. Di mana mereka seringkali mendapatkan diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil di banyak sisi kehidupan. Mulai dari segi ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, politik, ranah publik bahkan ranah domestik sekalipun.

Setiap tahunnya peringatan ini selalu mengusung tema yang berbeda-beda. Namun tetap dengan visi misi yang sama, yaitu memperjuangkan hak dan keadilan bagi para perempuan untuk dimanusiakan.

Tahun 2024, peringatan “International Women’s Day” mengusung tema “Invest Woman; Accelerate Progress” atau Berinvestasi Pada Perempuan; Mempercepat Kemajuan. Sebuah tema yang tentunya  sarat akan makna untuk kita perjuangkan. Yakni tentang keterlibatan kaum perempuan di banyak sektor kehidupan yang tentu akan mempengaruhi kemajuan peradaban ini.

Mengkaji kembali sejarah singkat lahirnya “Hari Perempuan Internasional” yang berawal dari aksi demontrasi besar para buruh perempuan di New York Amerika Serikat pada 28 Februari tahun 1909. Insiator aksi itu adalah Partai Sosialis Amerika Serikat untuk memperingati setahun berlalu pasca demonstrasi kaum perempuan pada 8 Maret 1908.

Baca Juga:

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Korban KS Difabel dan Hak Akses Kesehatan: Perspektif KUPI

Satu tahun setelahnya, tepatnya tahun 1910, organisasi sosialis internasional berkumpul di Kopenhagen dalam rangka menetapkan Hari Perempuan, dan disepakati oleh 100 orang dari 17 negara, namun penetapan tanggalnya belumlah mereka pastikan.

Gerakan Penolakan terhadap Perang Dunia Pertama

Tahun berikutnya tepatnya pada 19 maret, peringatan Hari Perempuan Internasional diperingati  di berbagai negara, seperti Austria, Jerman, Swiss, juga Denmark. Dengan 1 juta perempuan dan laki-laki ikut terlibat aksi tersebut.  Bahkan, pada 1913-1914 Hari Perempuan Internasional mereka gunakan sebagai suatu gerakan penolakkan terhadap Perang Dunia Pertama.

Begitupun, pada belahan negara Eropa, Hari Peringatan Perempuan Internasional mereka gunakan sebagai aksi solidaritas terhadap sesama perempuan. Peringatan ini melalui proses yang panjang sebelum pada akhirnya disepakati pada 8 maret 1975 sebagai hari peringatan secara global oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk pertama kalinya hingga saat ini.

Lahirnya gerakan-gerakan perempuan secara internasional ini telah membantu kita. Yakni untuk menjadikan peringatan ini sebagai titik temu dalam memperjuangan hak-hak serta keadilan bagi kaum perempuan di dunia secara umum, dan di Indonesia secara khusus. Melalui tagline Inspire inclusion pada tahun ini kita harapkan peringatan “International Women’s Day” tahun ini mampu menjadi inspirasi banyak pihak. Tentang bagaimana pentingnya keikutsertaan kaum perempuan dalam banyak sisi kehidupan tersebut di atas.

Konteks Indonesia

Peringatan “Hari Perempuan Internasional” dalam konteks Indonesia saat ini, sungguh menjadi harapan besar. Di mana tak hanya sekedar selebrasi semata, melainkan mewujud dalam aksi nyata banyak pihak untuk melibatkan kaum perempuan di ranah publik.

Selain itu memberikan hak serta keadilan terhadapnya. Peringatan kali ini, membuat kita semakin sadar dan empati terhadap bagaimana peran perempuan itu sangatlah urgen, baik dalam ranah ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain-lain.

Namun di sisi lain, berbagai kasus-kasus kekerasan yang menjadikan anak-anak dan perempuan sebagai korban pun semakin membuat hati miris dan mempertanyakan, tidakkah dunia ini aman bagi perempuan? Tidakkah dunia ini  ramah dan terbuka kepada kaum perempuan? Sebab perempuan pun ingin diperlakukan layaknya manusia sebagaimana kaum laki-laki.

Masih banyak para buruh perempuan Indonesia yang belum mendapatkan gaji layak dengan beban kerja yang begitu beresiko. Tapi mereka tak mampu melakukan apa-apa untuk memperjuangkan hak mereka yang diintimidasi oleh para pemangku kepentingan.

Di ranah lain, masih banyak para ibu-ibu dan perempuan yang harus pulang malam demi mencukupi nafkah keluarganya. Tapi malah dilecehkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. lagi-lagi mereka hanya mampu diam, karena dianggap sebagai resiko dari seorang perempuan yang keluar malam.

Aksi Solidaritas Bersama

Tak hanya sampai di situ, kasus-kasus kekerasan seksual pada anak-anak perempuan pun semakin hari semakin marak di negeri ini.  Para elitnya sibuk dengan kepentingan mereka sendiri, memperebutkan kekuasaan. Hingga lupa anak-anak bangsa sedang dalam masalah besar. Nyawa mereka terancam, masa depan mereka hancur, dan hukumpun tidak memihak kepada mereka. Lalu, siapakah yang memperjuangkan itu semua? kalau bukan kita sebagai manusia melihat dan memperlakukan mereka layaknya manusia.

Sebagai perempuan dan orang muda saya merasa terpanggil untuk mengajak kita semua untuk mengambil peran menjadikan moment “International Women’s Day” ini sebagai aksi solidaritas bagi semua orang. Baik laki-laki maupun perempuan, untuk ikut ambil bagian menjadi pejuang hak-hak dan keadilan bagi perempuan dan juga setiap manusia. Berkomitmen menjadikan dunia ini ruang aman perempuan dan setiap orang untuk merdeka.

Selamat memperingati “Hari Perempuan Internasional” untuk seluruh perempuan di seluruh dunia. Mari saling merangkul dan saling mendukung untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan ini. []

 

           

 

Tags: Hari Perempuan InternasionalInklusiinspirasiInternational Women's DaySolidaritasWomen March
Nuraini Chaniago

Nuraini Chaniago

Writer/Duta Damai Sumatera Barat

Terkait Posts

Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan

    Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID