Mubadalah.id – Hari ini, tepatnya 8 Maret 2024, dunia sedang memperingati “Hari Perempuan Internasional”. Suatu momen yang akan selalu perempuan-perempuan dunia peringati, perihal bagaimana berlikunya mereka memperjuangkan haknya sebagai perempuan. Di mana mereka seringkali mendapatkan diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil di banyak sisi kehidupan. Mulai dari segi ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, politik, ranah publik bahkan ranah domestik sekalipun.
Setiap tahunnya peringatan ini selalu mengusung tema yang berbeda-beda. Namun tetap dengan visi misi yang sama, yaitu memperjuangkan hak dan keadilan bagi para perempuan untuk dimanusiakan.
Tahun 2024, peringatan “International Women’s Day” mengusung tema “Invest Woman; Accelerate Progress” atau Berinvestasi Pada Perempuan; Mempercepat Kemajuan. Sebuah tema yang tentunya sarat akan makna untuk kita perjuangkan. Yakni tentang keterlibatan kaum perempuan di banyak sektor kehidupan yang tentu akan mempengaruhi kemajuan peradaban ini.
Mengkaji kembali sejarah singkat lahirnya “Hari Perempuan Internasional” yang berawal dari aksi demontrasi besar para buruh perempuan di New York Amerika Serikat pada 28 Februari tahun 1909. Insiator aksi itu adalah Partai Sosialis Amerika Serikat untuk memperingati setahun berlalu pasca demonstrasi kaum perempuan pada 8 Maret 1908.
Satu tahun setelahnya, tepatnya tahun 1910, organisasi sosialis internasional berkumpul di Kopenhagen dalam rangka menetapkan Hari Perempuan, dan disepakati oleh 100 orang dari 17 negara, namun penetapan tanggalnya belumlah mereka pastikan.
Gerakan Penolakan terhadap Perang Dunia Pertama
Tahun berikutnya tepatnya pada 19 maret, peringatan Hari Perempuan Internasional diperingati di berbagai negara, seperti Austria, Jerman, Swiss, juga Denmark. Dengan 1 juta perempuan dan laki-laki ikut terlibat aksi tersebut. Bahkan, pada 1913-1914 Hari Perempuan Internasional mereka gunakan sebagai suatu gerakan penolakkan terhadap Perang Dunia Pertama.
Begitupun, pada belahan negara Eropa, Hari Peringatan Perempuan Internasional mereka gunakan sebagai aksi solidaritas terhadap sesama perempuan. Peringatan ini melalui proses yang panjang sebelum pada akhirnya disepakati pada 8 maret 1975 sebagai hari peringatan secara global oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk pertama kalinya hingga saat ini.
Lahirnya gerakan-gerakan perempuan secara internasional ini telah membantu kita. Yakni untuk menjadikan peringatan ini sebagai titik temu dalam memperjuangan hak-hak serta keadilan bagi kaum perempuan di dunia secara umum, dan di Indonesia secara khusus. Melalui tagline Inspire inclusion pada tahun ini kita harapkan peringatan “International Women’s Day” tahun ini mampu menjadi inspirasi banyak pihak. Tentang bagaimana pentingnya keikutsertaan kaum perempuan dalam banyak sisi kehidupan tersebut di atas.
Konteks Indonesia
Peringatan “Hari Perempuan Internasional” dalam konteks Indonesia saat ini, sungguh menjadi harapan besar. Di mana tak hanya sekedar selebrasi semata, melainkan mewujud dalam aksi nyata banyak pihak untuk melibatkan kaum perempuan di ranah publik.
Selain itu memberikan hak serta keadilan terhadapnya. Peringatan kali ini, membuat kita semakin sadar dan empati terhadap bagaimana peran perempuan itu sangatlah urgen, baik dalam ranah ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain-lain.
Namun di sisi lain, berbagai kasus-kasus kekerasan yang menjadikan anak-anak dan perempuan sebagai korban pun semakin membuat hati miris dan mempertanyakan, tidakkah dunia ini aman bagi perempuan? Tidakkah dunia ini ramah dan terbuka kepada kaum perempuan? Sebab perempuan pun ingin diperlakukan layaknya manusia sebagaimana kaum laki-laki.
Masih banyak para buruh perempuan Indonesia yang belum mendapatkan gaji layak dengan beban kerja yang begitu beresiko. Tapi mereka tak mampu melakukan apa-apa untuk memperjuangkan hak mereka yang diintimidasi oleh para pemangku kepentingan.
Di ranah lain, masih banyak para ibu-ibu dan perempuan yang harus pulang malam demi mencukupi nafkah keluarganya. Tapi malah dilecehkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. lagi-lagi mereka hanya mampu diam, karena dianggap sebagai resiko dari seorang perempuan yang keluar malam.
Aksi Solidaritas Bersama
Tak hanya sampai di situ, kasus-kasus kekerasan seksual pada anak-anak perempuan pun semakin hari semakin marak di negeri ini. Para elitnya sibuk dengan kepentingan mereka sendiri, memperebutkan kekuasaan. Hingga lupa anak-anak bangsa sedang dalam masalah besar. Nyawa mereka terancam, masa depan mereka hancur, dan hukumpun tidak memihak kepada mereka. Lalu, siapakah yang memperjuangkan itu semua? kalau bukan kita sebagai manusia melihat dan memperlakukan mereka layaknya manusia.
Sebagai perempuan dan orang muda saya merasa terpanggil untuk mengajak kita semua untuk mengambil peran menjadikan moment “International Women’s Day” ini sebagai aksi solidaritas bagi semua orang. Baik laki-laki maupun perempuan, untuk ikut ambil bagian menjadi pejuang hak-hak dan keadilan bagi perempuan dan juga setiap manusia. Berkomitmen menjadikan dunia ini ruang aman perempuan dan setiap orang untuk merdeka.
Selamat memperingati “Hari Perempuan Internasional” untuk seluruh perempuan di seluruh dunia. Mari saling merangkul dan saling mendukung untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan ini. []