• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mengapa Kita Perlu Mewujudkan Masjid Ramah Anak?

Rasul tidak pernah antipati kepada anak kecil, terutama ketika mereka bermain-main dengan beliau ketika salat sekalipun

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
21/03/2024
in Publik, Rekomendasi
0
Masjid Ramah Anak

Masjid Ramah Anak

972
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Duduk aja sini. Jangan lari kemana-mana,” begitu peringatan ibu-ibu muda di masjid kampung yang saya jumpai waktu itu. Si anak yang awalnya tak membantah, kemudian terlihat gelisah. Ia menoleh ke kanan, ke kiri, hingga matanya bertubrukan dengan anak lain sebayanya. Seperti mengirim sinyal telepati, mereka langsung bergerak ke belakang lalu kompak berlari ke sana ke mari.

Melihat anak-anak yang berlari keliling, jamaah lain sontak berteriak kencang sambil mengacungkan tangan kepada dua anak yang masih polos tadi, “ayo duduk yang anteng. Jangan lari-lari lagi!”

Larangan yang ia sampaikan, nyatanya tak mempan. Keduanya tetap bergerak lincah tanpa beban. Ya, bagaimana lagi.. namanya anak-anak.. lantas, perlukah kita melarang mereka ke masjid hanya karena kerap membuat kegaduhan?

Jika ingin mencontoh teladan Rasulullah seharusnya para orangtua tetaplah mengajak anak mereka ke masjid. Betapa pun mereka di sana tidak bisa diam seperti orang dewasa, namun Rasul justru memilih bersikap sabar dan tetap membawa serta cucunya untuk ikut beribadah.

Dalam hadis sahih, disampaikan dari Abdullah ibn Shidad, bahwa ayahnya, Shidad ibn al-Had (salah satu sahabat), semoga Allah meridhainya, berkata: “Rasulullah SAW keluar untuk ia berkata, Rasulullah saw pergi kepada kami di dalam salah satu salat ‘Isya’, ia membawa Hasan atau Husain.

Baca Juga:

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Kemudian Rasulullah SAW ke depan dan meletakkan (Hasan atau Husain), kemudian beliau bertakbir untuk salat lalu mengerjakan salat. Saat salat beliau sujud yang lama, maka ayahku berkata, ‘lalu aku mengangkat kepalaku, dan ternyata ada anak kecil di atas punggung Rasulullah saw yang sedang sujud, lalu aku kembali sujud.’

Setelah Rasulullah selesai salat, orang-orang berkata, “wahai Rasulullah, saat salat engkau memperlama sujud, hingga kami mengira bahwa ada sesuatu yang telah terjadi atau ada wahyu yang diturunkan kepadamu?” Beliau menjawab, “bukan karena semua itu, tetapi cucuku (Hasan atau Husain) menjadikanku sebagai kendaraan, maka aku tidak mau membuatnya terburu-buru, (aku biarkan) hingga mereka selesai dari bermainnya” (An-Nasai)

Rasul tidak Antipati Pada Anak Kecil

Hadis tadi memperlihatkan bahwa Rasul tidak pernah antipati kepada anak kecil, terutama ketika mereka bermain-main dengan beliau ketika salat sekalipun. Bahkan pada suatu kesempatan, ketika cucunya berkeliaran ke masjid ketika Beliau sedang memberikan khutbah. Abu Buraydah melaporkan:

“Rasulullah SAW sedang memberikan khutbah ketika Hasan dan Hussein datang mengenakan baju merah, berjalan, dan terjatuh. Nabi lantas turun dari mimbar, mengangkat keduanya, dan duduk bersama mereka di pangkuannya.”

Kemudian, Nabi bersabda, “Allah berfirman: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagi kamu (64:15). Aku melihat kedua anak laki-laki ini berjalan dan terjatuh, dan aku tidak bisa sabar, bahkan aku memotong khutbahku untuk mengangkat mereka.” (At-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Apa yang Rasul contohkan tadi memperlihatkan bahwa tidak seyogyanya kita memarahi anak kecil yang datang ke masjid, apalagi kemudina malah mempermalukan orangtua yang membawa anaknya pergi beribadah bersama di sana. Kalaupun anak tersebut menangis atau membuat kegaduhan, naik pitam dan mengeluarkan sumpah serapah pun tidak dianjurkan.

Nabi justru mencontohkan bahwa ia tak pernah sekalipun marah atau kecewa jika melihat anak kecil menangis di masjid. Beliau bahkan menambahkan bahwa jangan karena kita tidak menyukai anak kecil, kita menjadikan masjid menjadi tempat yang dilarang bagi mereka.

Mewujudkan Masjid Ramah Anak

Dari apa yang Rasul perlihatkan, kita seharusnya perlu berpikir ulang bagaimana mewujudkan masjid yang ramah anak. Bukan malah melarang mereka untuk turut beribadah. Sebab, masjid ramah anak akan memungkinkan seluruh anggota komunitas, termasuk anak-anak, merasa diterima dan diakui dalam lingkungan keagamaan.

Hal ini penting untuk membangun rasa kepemilikan dan keterlibatan yang kuat di antara generasi penerus umat di masa mendatang.

Tidak hanya itu, dengan mendorong kehadiran anak-anak di masjid, kita setidaknya mengakomodasi terbangunnya hubungan yang kuat antara anggota keluarga dalam konteks keagamaan. Orang tua dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak mereka secara langsung.

Dan anak-anak dapat mempraktikkan ajaran Islam yang mereka dapatkan dari ayah dan ibunya.
Dengan demikian, mewujudkan masjid ramah anak bukan hanya tentang memperhatikan kebutuhan anak-anak ketika orang dewasa beribadah. Tetapi juga tentang membangun fondasi umat Islam yang kuat di masa mendatang. []

Tags: Hak anakibadahislamMasjid Ramah AnaksejarahSunah Nabi
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Buku Disabilitas

“Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan

22 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version