• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pekerjaan Domestik adalah Tanggungjawab Suami dan Istri

Dari hadis di atas kita bisa belajar bahwa Nabi sebagai teladan umat Islam telah mencontohkan bahwa pekerjaan domestik itu bukan semata-mata hanya tugas perempuan, tetapi tanggungjawab bersama, suami dan istri.

Shobihah Mustahdiyah Shobihah Mustahdiyah
30/03/2024
in Personal
0
Kitab Sittin al-'Adliyah

Kitab Sittin al-'Adliyah

725
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ramadan tahun ini aku senang sekali bisa ikut ngaji di kampus Institut Studi Islam Fahmina (ISIF). Kitab yang dikajinya pun beragam, salah satunya adalah kitab Sittin al-‘Adliyah karya Kiai Faqihuddin Abdul Kodir, yang dikaji oleh Ibu Nyai Nurul Bahrul Ulum.

Pada pertemuan pertama, Ibu Nurul menjelaskan bahwa kitab Sittin al-‘Adliyah merupakan kumpulan Hadis shahih yang bertujuan untuk menguatkan hak-hak perempuan dalam Islam.

Menurutku kitab ini penting sekali untuk dikaji, terutama di lingkungan pondok pesantren. Pasalnya selama ini aku sering mendengar bahwa perempuan itu kodratnya adalah mengerjakan pekerjaan domestik. Seperti mencuci, memasak, membereskan rumah, mengasuh anak dan juga melayani suami.

Karena itu, maka enggak heran kalau di kampungku, perempuan-perempuan, terutama yang sudah menikah akan bertanggungjawab sepenuhnya dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Termasuk di bulan Ramadan.

Kita tahu bersama bahwa selama bulan Ramadan pekerjaan rumah itu semakin banyak dan tidak ada beresnya. Karena setiap hari harus menyiapkan makanan untuk berbuka dan sahur. Di sisi lain, dengan kesibukan menyiapkan hidangan tersebut, pekerjaan yang lain seperti cuci piring, beberes rumah, cuci pakaian dan yang lainnya juga semakin banyak.

Baca Juga:

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

5 Kewajiban Suami untuk Istri yang sedang Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

Karena itu, di bulan penuh berkah ini, perempuan di kampungku hanya akan berkutat di wilayah dapur saja. Padahal menurutku ada banyak tradisi dan kegiatan-kegiatan ibadah lain yang bisa dilakukan oleh perempuan selama Ramadan.

Bukan Kodrat Perempuan

Melihat kondisi ini, aku rasa hadis-hadis yang ada dalam kitab Sittin al-‘Adliyah ini penting untuk terus disampaikan pada semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga keduanya bisa paham bahwa kodrat perempuan itu bukan terkait dapur, sumur saja.

Sebagai manusia utuh, laki-laki dan perempuan harus sama-sama bekerjasama dalam setiap kebaikan, termasuk pada hal mengerjakan pekerjaan domestik. Di sisi lain, Nabi juga dalam salah satu hadisnya telah mencotohkan bahwa laki-laki juga perlu untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Bunyi Hadis tersebut ialah:

عن الأسودِبن يزيد قال: سألتُ عائشة ما كان النّبيُّ صلى الله عليه و سلم يَصْنَعُ في بَيْتِهِ قَالت كَان يَكُونُ في مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْني خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاةُ قَامَ إلى الصّلاةِ. رواه البخاري .

Artinya: Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Radhiallahu Anhu. mengenai apa yang diperbuat Nabi Muhammad Saw di rumah. Aisyah menjawab, ‘beliau selalu membantu keluarganya, dan ketika datang waktu shalat, beliau bergegas pergi untuk melaksanakan shalat’. (HR. Shahih Bukhari).

Tanggungjawab Bersama

Dari hadis di atas kita bisa belajar bahwa Nabi sebagai teladan umat Islam telah mencontohkan bahwa pekerjaan domestik itu bukan semata-mata hanya tugas perempuan, tetapi tanggungjawab bersama, suami dan istri.

Sejalan dengan itu, Kiai Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Shahih menyampaikan bahwa hadis tersebut merupakan gambaran relasi Nabi dengan istrinya yang jarang dipopulerkan. Padahal hal tersebut merupakan teladan yang sangat baik.

Masih dalam hal yang sama, Kiai Faqih dalam buku “Perempuan bukan Makhluk Domestik “ juga menjelaskan bahwa pekerjaan domestik harus menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota keluarga yang tinggal bersama di dalam rumah. Segala aktivitas di dalamnya menjadi kepentingan keluarga, seperti membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, juga menjaga, menemani, dan mendidik anak.

Oleh karena itu, mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas-tugas domestik bukan hanya tanggungjawab perempuan. Tetapi merupakan tanggungjawab bersama dalam menjalankan rumah tangga. Tentu saja hal ini dapat membuat relasi suami dan istri menjadi lebih harmonis dan romantis. []

Tags: domestikistrikitab Sittin al-‘AdliyahpekerjaansuamiTanggungjawab
Shobihah Mustahdiyah

Shobihah Mustahdiyah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version