Mubadalah.id – Sejak zaman penjajahan hingga kemerdekaan, sosok santri telah menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia. Peran santri dalam menjaga keutuhan NKRI sangatlah signifikan, baik secara historis maupun kontemporer. Santri telah memberikan kontribusi besar dalam berbagai aspek bernegara dan berbangsa.
Penentuan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional tentu ada sejarah panjang di balik itu semua. Namun, yang paling inti adalah tentang keterlibatan para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Banyak para santri yang ikut berjuang melawan para penjajah pada 22 Oktober 1945.
Oleh sebab itu, dengan ditetapkannya hari santri sebagai peringatan nasional, maka hal tersebut menjadi salah satu bentuk apresiasi dari pemerintah Indonesia kepada para santri. Karena mereka telah ikut banyak berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia.
Data Pesantren dan Peran Santri
Dengan perjuangan besar para santri, membuat kehidupan para santri saat ini kian banyak diakui oleh publik. Bahkan pesantren sebagai tempat belajar para santri kian tumbuh subur di seluruh pelosok negeri.
Berdasarkan data Kementrian Agama RI, jumlah pesantren di Indonesia pada 2023, tercatat ada sebanyak 39.045 pesantren, dan ada sebanyak 5 juta santri yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Dari jumlah tersebut, artinya pesantren dan santri sudah memiliki basis yang kuat. Termasuk ketika mereka diminta untuk menjaga NKRI ini, mungkin para santri akan menjadi garda terdepan.
Selain sudah memiliki basis yang kuat, santri dan pesantren juga memiliki peranan penting tentang dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa Indonesia.
Bahkan tidak sedikit, para santri di seluruh Indonesia telah mencetak banyak prestasi-prestasi baik secara nasional maupun internasional.
Pendidikan di Pesantren
Pendidikan di pondok pesantren merupakan pendidikan berbasis keagamaan yang sangat mengedepankan nilai-nilai keislaman, dan budi pekerti yang luhur.
Bahkan tidak hanya itu, pesantren juga mengajarkan banyak hal kepada para santri. Misalkan tentang saling bekerjasama, gotong royong, budaya antri, solidaritas, dan kedisiplinan.
Pendidikan semacam inilah yang saya kira sangat jarang kita temukan di lembaga pendidikan lainnya. Terlebih. Pendidikan di pesantren seperti di atas ini, pernah saya rasakan sendiri.
Saya adalah seorang santri di salah satu pesantren modern di daerah Kuningan. Selama saya belajar di pondok pesantren, saya banyak menemukan tradisi-tradisi pesantren yang tidak saya temukan di lembaga pendidikan lainnya.
Pendidikan di pesantren mengajarkan tentang bagaimana menumbukan sikap dan perilaku kepada santrinya untuk saling gotong royong, melakukan budaya antri, solidaritas, dan kedisiplinan.
Bahkan model pendidikan seperti ini, bagi saya telah menjadi sikap dan karakter bagi setiap diri para santri.
Kita bisa melihatnya dalam berbagai kegiatan yang para santri lakukan, misalnya tentang gotong royong dan kerjasama dalam kegiatan Jumat bersih. Juga termasuk dalam kegiatan bersih-bersih kamar yang mereka lakukan setiap hari di pagi dan sore hari.
Selain karakter di atas itu, sikap solidaritas dan empati itu juga sangat melekat dalam kehidupan santri. Hal ini, biasanya saya temui ketika sesama santri saling memberikan perhatian ketika ada salah temannya sedang sakit, atau sedang kesusahan, atau kirimannya telat. Biasanya mereka akan saling membantu satu dengan lainnya.
Bidang Agama
Selain soal membangun karakter, pesantren juga menjadi tempat bagi para santri banyak belajar soal keagamaan. Biasanya yang dikaji oleh para santri adalah kitab-kitab kuning yang membahas soal ilmu fiqh, nahwu, shorof, tasawuf, kalam, tafsir al-Qur’an dan Hadis.
Selain ilmu-ilmu keagamaan, di pesantren juga kita banyak belajar untuk melatih skill dan kemampuan para santri, misalnya ada latihan qori, murotal, dan pembacaan selawat. Selain itu, ada juga beberapa tradisi tahlilan, marhabanan dan beberapa tradisi yang masih terus para santri jaga dan rawat.
Oleh sebab itu, santri dan pesantren menjadi hal yang tidak bisa kita pisahkan karena keduanya memiliki peranan penting dalam menjaga dan melestarikan seluruh tradisi dan budaya yang ada di Indonesia. []