• Login
  • Register
Rabu, 30 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Solidaritas Global untuk Palestina: Mengakhiri Konflik dengan Aksi Nyata

Perjuangan untuk mengakhiri kekerasan di Gaza bukan hanya tentang politik atau ekonomi, tetapi tentang mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan.

Yayat Hidayat Yayat Hidayat
30/10/2024
in Publik
0
Solidaritas untuk Palestina

Solidaritas untuk Palestina

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berapa banyak lagi gedung yang harus runtuh, berapa banyak lagi nyawa yang harus melayang, dan berapa banyak anak-anak Palestina yang harus tumbuh tanpa masa depan, sebelum dunia sadar bahwa perang bukan solusi? Di balik gemuruh bom dan serangan lintas batas, ada satu pertanyaan mendasar:

Dimanakah letak keadilan dan kemanusiaan? Serangan berulang yang Israel lancarkan terhadap Gaza bukan hanya penghancuran fisik, tetapi juga perampasan hak paling mendasar. Hak untuk hidup dengan damai dan bermartabat.

Belajar dari Selandia Baru dan Norwegia

Ketika tragedi penembakan Christchurch terjadi pada 2019, Selandia Baru merespons dengan cepat. Pemerintah tidak hanya memberikan dukungan kepada korban dan keluarganya, tetapi juga mengubah kebijakan kepemilikan senjata untuk mencegah tragedi serupa terulang.

Ini menunjukkan bahwa perubahan nyata membutuhkan keberanian dan komitmen untuk menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan politik dan ekonomi​. Norwegia juga menjadi contoh lain dengan pendekatannya dalam resolusi konflik dan rekonsiliasi.

Setelah mengalami tragedi pengeboman oleh ekstremis pada 2011, Norwegia memperkuat kebijakan perlindungan sosial dan memperluas inisiatif diplomatik di dunia internasional. Negara ini memahami bahwa keamanan sejati hanya dapat tercapai dengan mempromosikan perdamaian dan kesetaraan​.

Baca Juga:

Jika Aku Percaya pada Kesetaraan, Harus Bagaimana Aku Bersikap?

“Nyanyi Sunyi dalam Rantang”: Representasi Perjuangan Perempuan Melawan Ketidakadilan

Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Dunia harus mengambil pelajaran dari kedua negara ini. Konflik berkepanjangan di Gaza dan kawasan sekitarnya tidak akan berakhir hanya dengan kecaman dan sanksi. Kita membutuhkan tindakan nyata dari komunitas internasional untuk mengakhiri kekerasan ini dan membangun masa depan yang lebih adil.

Kewajiban Menegakkan Keadilan

Islam mengajarkan bahwa menegakkan keadilan bukan hanya kewajiban negara, tetapi juga tanggung jawab setiap individu dan komunitas. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa: 135, “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.” Ini adalah seruan untuk tidak memihak kepada kekuasaan atau kedekatan, tetapi selalu berpihak pada kebenaran.

Selain itu, dalam QS. Al-Maidah: 8, Allah mengingatkan,

“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”

Ayat ini menekankan bahwa keadilan adalah pondasi ketakwaan dan tidak boleh dipengaruhi oleh prasangka atau kebencian, termasuk dalam konflik yang kompleks seperti yang terjadi di Gaza.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, “Barang siapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu. Jika tidak mampu, maka dengan lisanmu. Jika tidak mampu juga, maka dengan hatimu, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).

Dari Kecaman ke Tindakan Nyata

Komunitas internasional memiliki peran krusial dalam menghentikan kekerasan di Gaza. Kecaman saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan tindakan nyata. Negara-negara yang memasok senjata kepada Israel harus bertanggung jawab atas setiap nyawa yang hilang. Tindakan embargo senjata dan sanksi ekonomi dapat menjadi langkah awal untuk menghentikan agresi yang tidak manusiawi​.

Di sisi lain, masyarakat sipil di seluruh dunia dapat memainkan peran penting dalam menggalang solidaritas untuk Palestina. Boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) adalah strategi damai yang telah terbukti efektif dalam menekan pemerintah apartheid di Afrika Selatan. Gerakan BDS, jika kita adopsi secara luas, dapat menjadi alat ampuh untuk memaksa Israel mengubah kebijakannya dan menghentikan kekerasan​.

Membangun Masa Depan Bersama

Kesalingan bukan hanya tentang memberi dan menerima, tetapi tentang menciptakan ruang di mana setiap orang dapat hidup dengan martabat. Konflik di Gaza tidak akan berakhir hanya dengan perjanjian damai di atas kertas. Perdamaian sejati hanya bisa terwujud jika hak-hak warga Palestina diakui dan dijamin. Mereka berhak mendapatkan perlindungan, pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan untuk membangun masa depan.

Allah berfirman dalam QS. Al-Mumtahanah: 8,

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

Ayat ini mengajarkan bahwa berlaku adil dan berbuat baik harus menjadi prinsip dasar dalam setiap hubungan, termasuk dengan mereka yang berbeda pandangan atau keyakinan.

Harapan untuk Dunia yang Lebih Baik

Perjuangan untuk mengakhiri kekerasan di Gaza bukan hanya tentang politik atau ekonomi, tetapi tentang mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan. Setiap nyawa yang hilang di Gaza adalah pengingat bahwa dunia masih jauh dari keadilan dan perdamaian sejati. Setiap individu, komunitas, dan negara memiliki tanggung jawab untuk membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi.

Solidaritas merupakan komitmen untuk bertindak demi kebaikan bersama. Kita tidak bisa hanya berdiam diri dan berharap konflik ini akan berakhir dengan sendirinya. Dunia harus bersatu, tidak hanya untuk menghentikan kekerasan, tetapi juga untuk membangun masa depan di mana setiap orang—tanpa memandang agama, suku, atau kebangsaan—dapat hidup dengan damai dan bermartabat.

Sebagaimana Nabi Muhammadshallallahu alaihi wa sallambersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad).

Kini saatnya kita semua, sebagai bagian dari umat manusia, bertanya kepada diri sendiri: Apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan penderitaan di Gaza dan menciptakan dunia yang lebih baik?

 

Tags: Aksi Boikotfree palestineIsraelkeadilanKonflik GazaPalestinaSolidaritas untuk Palestina
Yayat Hidayat

Yayat Hidayat

Perantau-Santri-Abdi Negara

Terkait Posts

Lintas Iman

Ajaran tentang Cinta Lingkungan dalam Lintas Iman

30 Juli 2025
Politik inklusif

Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 

29 Juli 2025
Melawan Lupa

Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah

29 Juli 2025
Sekolah Rakyat

Ketika Sekolah Rakyat Menggusur SLB: Potret Pendidikan Inklusi yang Semu

28 Juli 2025
Fenomena Rojali

Fenomena Rojali, Sebuah Privilege Kaum Bawah

28 Juli 2025
Ruang Publik

Disabilitas Netra dan Ironi Aksesibilitas Ruang Publik

26 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perkawinan

    Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ajaran tentang Cinta Lingkungan dalam Lintas Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Emansipasi Perempuan Menurut Al-Ghazali: Telaah atas Kitab Ihya’ Ulum al-Din

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Berhak Menolak Pernikahan yang Dipaksakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memahami Hukum Menikah secara Kontekstual
  • Perempuan Tidak Bercerita; Jihad Sunyi Menjaga Bumi
  • Menikah Tak Selalu Sunnah: Bisa Jadi Wajib, Makruh, atau Bahkan Haram
  • Jika Aku Percaya pada Kesetaraan, Harus Bagaimana Aku Bersikap?
  • Pernikahan sebagai Kontrak Kesepakatan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID