• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Pemberdayaan Warga Binaan Perempuan Rutan Lodji Pekalongan

Warga binaan perempuan tetaplah manusia biasa. Naluri keibuan tetap mengalir dalam nadinya

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
14/11/2024
in Pernak-pernik
0
warga binaan perempuan

warga binaan perempuan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pemberdayaan harus bersifat adil, gak boleh tebang pilih. Merata hingga kelompok Masyarakat yang paling rentan, yaitu warga binaan perempuan.

Selayang Pandang Warga Binaan Perempuan Rutan Lodji Pekalongan

Sekarang, istilah narapidana sudah berganti menjadi warga binaan. Tentunya agar lebih humanis sekaligus melindungi harkat martabat manusia yang pernah masuk penjara. Mereka termasuk kelompok yang rentan akan stigma negatif di Masyarakat.

Istilah warga binaan mengandung makna bahwa mereka adalah dan masih tetap warga Negara Indonesia. Yang pada kesempatan tersebut membutuhkan pembinaan khusus dari lembaga hukum berwenang. Meskipun pernah berbuat kesalahan pidana, mereka tetaplah manusia yang memiliki hak untuk memperbaiki diri di masa mendatang.

Warga binaan Perempuan di Rutan Lodji Pekalongan berjumlah enam orang. Ada yang masih menjalani proses sidang, ada juga yang sudah mendapat putusan hukuman. Kasus yang menyandung mereka cukup beragam, mulai dari penggelapan dana, pencurian, narkoba, dan lain sebagainya.

Pemberdayaan Warga Binaan Perempuan Rutan Lodji Pekalongan

Belum lama ini, saya dan sahabat Kopri Pekalongan berkunjung ke Rutan Lodji Pekalongan untuk berkolaborasi. Agenda yang bertajuk “Community Empowerment” ini melakukan pemberdayaan kepada warga binaan Perempuan di Rutan Lodji Pekalongan.

Baca Juga:

Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Pemberdayaan perempuan yang kami lakukan melalui pelatihan pembuatan buket. Selain dari segi ekonomis, buket memiliki angka pemasaran yang cukup tinggi di Masyarakat. Dalam beberapa acara, buket cukup eksis sebagai pilihan hadiah. Misalnya dalam acara wisuda, perayaan hari kelahiran, tunangan, lamaran, pernikahan, dan agenda istimewa lainnya.

Buket dinilai sebagai simbol cinta dan representasi segala hadiah. Desainnya inovatif serta menarik. Bisa menggunakan jajan, uang, kerudung, rokok, dan lain sebagainya sesuai dengan kesukaan orang yang akan menerimanya. Buket tidak memiliki jenis kelamin. Artinya, buket dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Baik perempuan, laki-laki, anak-anak, dewasa, hingga lansia.

Harapannya, setelah selesai masa tahanan, warga binaan Perempuan Rutan Lodji mampu beradaptasi secara cepat terhadap tantangan modern yang berkembang di masyarakat. Tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama, melainkan aktif mengembangkan potensi diri yang mampu meningkatkan perekonomian keluarga.

Warga Binaan Perempuan tetaplah Manusia Biasa

Ada beberapa kejadian yang cukup menyentuh hati. Di sela-sela pembuatan buket, salah seorang tahanan berkata “Saya mau membuat buket yang bagus untuk kado ulang tahun anak saya, dua hari lagi”. Kabar baiknya, keluarga mereka tetap memberikan support (dukungan) melalui kunjungan berkala sesuai dengan prosedur yang ada.

Warga binaan perempuan tetaplah manusia biasa. Naluri keibuan tetap mengalir dalam nadinya. Mereka sepakat, bahwa buket yang sudah selesai akan menjadi hadiah untuk sang anak. Awalnya, setiap warga binaan hanya mendapat kesempatan membuat satu buket. Namun, ada yang meminta dua buket karena untuk diberikan kepada dua anaknya.

Satu persatu buket hampir selesai. Terlihat satu warga binaan meminta secarik kertas dan pensil untuk menulis ungkapan rindu, permintaan maaf, sekaligus kasih sayang. Anggap saja seperti kartu ucapan yang tersemat indah di dalam buket.

Tawa mereka memenuhi ruangan. Bahkan, satu sama lain saling bersahut candaan. Bel terus berbunyi, waktunya mereka istirahat. Usai sudah pertemuan pada hari itu. Kami saling berpamitan. Masih terngiang sekali raut wajah mereka yang menunjukkan rasa bahagia.

Kami membawa hasil buket mereka ke tempat khusus untuk disimpan. Berdasarkan prosedur keamanan, buket tersebut tidak boleh berada di kamar tahanan, karena memiliki unsur benda tajam yaitu lidi yang runcing.

Sebagai makhluk sosial, memanusiakan manusia adalah tugas bersama. Bagaimanapun kesalahan seseorang tidak lantas menjadikan kita lupa akan nilai-nilai kemanusiaan. Saya yakin, jika diberi pilihan, mereka tidak akan memilih posisi tersebut. Namun, keadaan sering kali mendorong mereka untuk melakukannya.

Jika tidak bisa membantu, jangan menghakiminya. Latih diri sendiri untuk merangkul kelompok yang rentan dan memberdayakan satu sama lain. []

Tags: kemanusiaanKopri PMIImanusiaRumah TahananRutan Lodji PekalonganWarga Binaan Perempuan
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara
  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID