Mubadalah.id – Di dalam ajaran Islam, hanya satu kata kunci yang memungkinkan manusia bisa mempertanggungjawabkan segala peran dan fungsinya, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah. Kata kunci itu adalah ketakwaan, bukan keutamaan nasab, bukan jenis kelamin tertentu, dan bukan pula kemuliaan suku.
Sebagaimana dalam al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. al-Hujarat (49): 13).
Oleh karena itu, kemuliaan seseorang dibedakan dari tingkat ketakwaan, dan bukan jenis kelaminnya. Sehingga tidaklah mengherankan jika di panggung sejarah banyak tercatat perempuan-perempuan yang menduduki derajat tinggi di mata Allah dan di mata manusia.
Sekadar menyebut contoh, di masa sebelum Rasulullah, al-Qur’an menyebutkan nama Aisyah binti Muzahim, istri Fir’aun yang zalim, sebagai simbol perempuan yang teguh memegang keyakinannya dan tidak terpengaruh oleh gemerlap kekuasaan suaminya (QS. at-Tahrim (66): 11).
Al-Qur’an juga mengetengahkan kisah Maryam binti Imran sebagai simbol kekuatan perempuan yang menjaga kesucian diri (QS. at-Tahrim (66): 12). Maryam bahkan disebut menerima wahyu dari malaikat yang memberitahukan kepadanya bahwa dia adalah perempuan terpilih (QS. Ali Imran (3): 42-43).
وَاِذْ قَالَتِ الْمَلٰۤىِٕكَةُ يٰمَرْيَمُ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفٰىكِ عَلٰى نِسَاۤءِ الْعٰلَمِيْنَ (42) يٰمَرْيَمُ اقْنُتِيْ لِرَبِّكِ وَاسْجُدِيْ وَارْكَعِيْ مَعَ الرّٰكِعِيْنَ (43)
Artinya: Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu). (42) Wahai Maryam! Taatilah Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (43). (QS. Ali Imran (3): 42-43)