• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

5 Ibadah ini dapat Dilakukan Perempuan Haid saat Ramadan

Kedua, memberi makan orang yang berbuka puasa. Perempuan yang haid bisa mendapatkan pahala puasa dengan memberi makan orang yang berbuka puasa.

Redaksi Redaksi
30/03/2024
in Hikmah, Hukum Syariat
0
Ibadah Perempuan Haid

Ibadah Perempuan Haid

675
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Semua umat Islam, perempuan maupun laki-laki, dianjurkan memperbanyak ibadah pada bulan Ramadan. Tapi sayang, perempuan yang sedang haid justru terhalang untuk melaksanakan ibadah-ibadah tertentu.

Tidak usah sedih, ternyata dalam kitab Hasyiyah al-Qulyubi dijelaskan bahwa perempuan yang sedang haid tidak perlu takut kehilangan pahala dari ibadah yang ditinggalkan. Meninggalkan ibadah saat haid atau nifas adalah bentuk ketaatan kepada Allah Swt, bahkan baginya pahala seperti wajibnya shalat ketika suci.

Bagi orang yang senantiasa istiqomah melaksanakan ibadah, ketika suatu hari ia berhalangan melaksanakan ibadah tersebut, maka baginya pahala sebagaimana pahala ibadah yang dilaksanakan setiap hari, Rasulullah Saw bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang ahli ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” (HR. Bukhari)

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Meskipun demikian, sangat disayangkan bila perempuan yang haid menyia-nyiakan waktunya di bulan Ramadan. Lalu ibadah apakah yang bisa dilakukannya selama haid.

Membangukan Sahur

Pertama, membangunkan sahur. Perempuan yang haid hendaknya memperbanyak amalan baik di bulan Ramadan, misalnya dengan membangunkan sahur dan menyiapkan makan sahur untuk orang yang berpuasa. Karena kebaikan sekecil apapun akan bernilai ibadah.

Rasulullah Saw bersabda “Setiap kebaikan adalah sedekah, dan di antara bentuk kebaikan adalah kamu berjumpa saudaramu dengan wajah yang menyenangkan, dan kamu menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu” (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Jika menuangkan air ke dalam bejana milik orang lain saja dinilai kebaikan, bagaimana dengan menyiapkan makan sahur bagi orang yang berpuasa? Tentu saja akan lebih banyak kebaikan yang didapat.

Sebagaimana kisah Anas Ra “Dulu kami pernah bepergian bersama Nabi Saw, di antara kami ada yang berpuasa dan ada pula yang tidak. Kemudian di hari yang sangat terik itu kami berhenti di suatu tempat dan orang yang bisa berteduh hanyalah orang yang mempunyai pakaian, bahkan di antara kami ada orang yang berlindung dari sinar matahari hanya dengan tangannya saja. Maka orang-orang yang berpuasa pun berjatuhan. Lalu orang yang tidak berpuasa bangkit, kemudian mendirikan tenda dan memberi minum hewan tunggangan mereka. Maka Rasulullah Saw bersabda “Hari ini mereka yang berbuka (tidak berpuasa) telah menuai pahala” (HR. Muslim).

Kedua, memberi makan orang yang berbuka puasa. Perempuan yang haid bisa mendapatkan pahala puasa dengan memberi makan orang yang berbuka puasa. Sebagaimana Hadis dari Imam Tirmidzi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Rasulullah Saw bersabda “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu sedikitpun.

Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an

Ketiga, mendengarkan bacaan al-Qur’an. Meskipun tidak diperkenankan membaca al-Qur’an, perempuan yang haid tetap diperbolehkan untuk mendengarnya. Kebolehan ini didasari hadis riwayat Ibnu Majah. Dari Aisyah Ra ia berkata “Rasulullah Saw meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid dan ia membaca al-Qur’an”.

Dengan tetap mendengar al-Qur’an, hatinya akan selalu terpaut pada kalam-kalam Allah dan senantiasa mendapat rahmat. Allah Swt berfirman:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila membaca al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-A’raf: 204)

Keempat, bersedekah. Dalam sebuah Hadis Nabi Muhammad Saw bersabda:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ، قِيلَ: فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ.

“Dari Anas, ia berkata: Rasulullah Saw ditanya “Puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadan? Rasulullah Saw bersabda (puasa di bulan) Sya’ban untuk mengagungkan Ramadan, lalu sedekah apa yang paling utama? Sedekah di bulan Ramadan” (HR. Tirmidzi)

Hikmah dari puasa adalah sebagai pengingat akan penderitaan orang-orang miskin. Oleh karena itu, hendaknya umat Islam meningkatkan kualitas sedekahnya di bulan ini.

Kelima, berzikir. Perempuan yang haid tetap boleh berdzikir. Kebolehan ini berdasarkan hadis Nabi Saw:

“Kami diperintahkan supaya menyuruh keluar para perempuan yang dipingit dalam rumah untuk keluar pada hari raya, bahkan perempuan yang sedang haid. Mereka mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut” (HR Bukhari Muslim).

Selain berdzikir, mayoritas ulama juga membolehkan perempuan yang haid untuk membaca wirid. Dengan demikian, meskipun masa haid berlangsung lama, ia tetap banyak mengingat Allah Swt. Jangan pula melewatkan untuk membaca bismillah dan doa dalam setiap kegiatan. []

Tags: bukahaidlislammenuntut ilmuMuslimahperempuanpuasaramadanrukhsohsahursedekah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version