Laleh Bakhtiar lahir di Teheran, Iran pada 1938 dari seorang ibu berkebangsaan Amerika dan ayah berkebangsaan Iran. Ia kemudian dibesarkan di Los Angeles dan Washington D.C. Meskipun ia lahir dari seorang ayah yang Muslim, Laleh Bakhtiar tumbuh dalam ketidaktahuan tentang Islam karena ia dibesarkan sebagai seorang Katolik.
Hingga ketika usianya 19 tahun, ia bertemu dengan Seyyed Hossein Nasr, seorang profesor studi Islam yang juga seorang berkebangsaan Iran, yang berkata bahwa banyak orang pasti mengharapkan Laleh Bakhtiar menjadi seorang Muslim karena ayahnya yang seorang Muslim dan memintanya mempelajari Islam.
Dari pertemuan tersebut perjalanan mempelajari Islam Laleh Bakhtiar dimulai. Ia pindah ke Iran dengan suaminya pada usia 24 tahun. Ia mempelajari Bahasa Arab untuk Al-Quran, Bahasa Persia dan Sufisme. Ia kemudian kembali ke Amerika pada 1988 setelah beberapa tahun bercerai. Ia meraih gelar sarjana dalam bidang sejarah, dua buah gelar master dalam bidang filsafat dan psikologi konseling dan gelar doktor dalam yayasan pendidikan. Ia juga seorang psikoterapis berlisensi dan konselor bersertifikat nasional. Di akhir hayatnya ia menjabat sebagai presiden di Institute of Traditional Psychology yang ia gagas dan scholar-in-residence di Kazi Publications.
Selama hidupnya, Laleh Bakhtiar sudah menulis dan menerjemahkan lebih dari 250 buku tentang Islam, khususnya tentang berbagai aspek di dalam Al-Quran termasuk bagaimana Al-Quran mengajarkan pemikiran kritis, psikologi Al-Quran, penjelasan lanjutan Al-Quran dan sufisme. Berikut adalah beberapa buku yang telah dipublikasi Laleh Bakhtiar:
- The Sense of Unity: The Sufi Tradition in Persian Architecture
Buku ini adalah hasil perjalanan panjang Laleh Bakhtiar mengikuti kuliah Seyyed Hossein Nasr dalam Bahasa Inggris di Tehran University tentang Sufisme dan Kebudayaan Persia. Hasil catatan dari mengikuti kursus ini membuat hubungannya dengan Seyyed Hossein Nasr semakin dekat hingga beliau menganggap Seyyed Hossein Nasr sebagai mentor sufinya.
Ketika University of Chicago Press meminta Seyyed Hossein Nasr untuk memperkenalkan seorang arsitek yang dapat menulis sebuah buku tentang arsitek Iran dari sudut pandang yang kreatif, ia menawarkan tawaran ini kepada suami Laleh Bakhtiar. Suami Laleh Bakhtiar menerima tawaran tersebut dengan mengajak serta Laleh Bakhtiar untuk menulis dari sudut pandang sejarah kehadiran tradisi Sufisme dalam karya arsitektur Iran. Penulisan buku ini membuka jalan kepada Laleh Bakhtiar hingga menjadi seorang penulis, penerjemah, editor dan juga penerbit.
- God’s Will Be Done
Di dalam bidang sufi, ia menghasilkan buku God’s Will be Done yang ia anggap sebagai tantangan intelektual pertamanya: pencarian asal usul Sufi dari Enneagram. Enneagram adalah sebuah System pengkategorian kepribadian yang menjelaskan pola bagaimana seseorang mengartikan dunia dan mengatur emosinya. Ia menemukan jawabannya di dalam kesopanan spiritual (futuwwah), psikologi untuk menyembuhkan secara moral. Buku ini dicetak dalam tiga volume.
- Quranic Psychology of the Self: A Textbook on Islamic Moral Psycology
Laleh Bakhtiar dianggap sebagai seorang ilmuwan dan praktisi pionir dalam bidang ilmu Psikologi Islam. Ia menganggap ilmu psikologi adalah salah satu aspek di dalam Al-Quran yang diabaikan. Di dalam buku ini, Laleh Bakhtiar membantu Psikologi Al-Quran mengklaim tempatnya sebagai sainsnya sendiri yang menggabungkan ilmu etika, kedokteran, filsafat alam dan filsafat.
Buku yang terdiri dari tiga volume ini dianggap sebagai sumber berharga untuk mahasiswa, profesor, institusi pendidikan dan para profesional kesehatan mental karena buku ini menawarkan kembalinya ilmu psikologi ke sumber transendentalnya. Sayangnya, volume ketiga dari buku ini belum sempat ia selesaikan.
- The Sublime Quran
Buku ini adalah terjemahan lengkap Inggris pertama dari Al-Quran oleh perempuan. Laleh Bakhtiar memerlukan waktu 7 tahun untuk menerjemahkan Al-Quran. Meskipun ia tidak menganggap karyanya ini sebagai terjemahan berperspektif feminisme, namun lebih kepada usaha intelektual sebagaimana terjemahan Inggris Al-Quran lainnya. Laleh Bakhtiar fokus pada koherensi internal dan terjemahan universal dan inklusif yang bebas intervensi dari catatan penerjemah.
Terjemahan Al-Quran – Bahasa Inggris yang ditulis oleh Laleh Bakhtiar adalah hasil refleksinya terhadap sebuah buku teks tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang ia sempat tulis di awal kariernya di Kazi Publications. Sebelum buku teks tersebut naik cetak, ia menyadari bahwa ia tidak bisa menulis tentang Nabi Muhammad SAW tanpa memuat keseluruhan Al-Quran di dalamnya.
Sebab ia hanya mengambil penggalan-penggalannya saja dari berbagai ayat dan surat yang berbeda-beda. Ketika ia berusaha mempelajari terjemahan Inggris yang tersedia, ia menemukan ketidakkonsistenan dan reliabilitas dari terjemahan yang ada. Dengan kemampuannya dalam Bahasa Arab Al-Quran dari kuliah yang ia ikuti selama tinggal di Iran, Ia mulai menerjemahkan Al-Quran dengan cara meyakinkan bahwa terjemahan Inggris yang sama dapat digunakan dengan Bahasa Al-Quran yang juga sama, jika konteksnya memungkinkan.
Di dalam pendahuluan buku ini, ia menjelaskan bahwa Islam mempromosikan pernikahan dan menghindari perceraian. Melalui nilai ini, ayat 4:34 tidak dapat berarti suami dapat “memukul” istrinya karena ini bertentang dengan ayat 2:231 di mana suami yang ingin menceraikan istrinya tidak boleh membahayakan atau melakukan penyerangan terhadap istrinya.
Kata dalam Bahasa Arab yang sering kali diterjemahkan dengan “memukul” atau “mencambuk” atau “menghantam” memiliki 26 makna. Kata tersebut juga bermakna “meninggalkan”. Menerjemahkan kata “daraba” sebagai “memukul” bertentangan dengan ayat 2:231 dan prinsip dasar Islam mengenai pernikahan dan perceraian.
Kontribusi Laleh Bakhtiar terhadap Islam sungguh sangat luas, mulai dari psikologi, sufisme hingga linguistik. Karyanya dalam penerjemahan Al-Quran ke Bahasa Inggris mendapat pujian dari berbagai kalangan. The Sublime Quran dianggap bebas dari kefanaan politik, denominasi dan bias doktrin. Selain itu, banyak perempuan Muslim dan perempuan penyintas KDRT dan kelompok pelayanan sosial yang berterima kasih pada Laleh Bakhtiar karena telah memberikan terjemahan alternatif ke mata publik.
Mulai mengenal Islam di umur 19 tahun dan mendalaminya secara serius membuat Laleh Bakhtiar menerima Islam sebagai agamanya. Laleh Bakhtiar mendedikasikan hidupnya untuk ilmu Al-Quran yang berkeadilan sosial, membawa nilai perdamaian dan peduli kepada kelompok-kelompok minoritas. Sosok Laleh Bakhtiar menjadi role model bagaimana perempuan Muslim mampu mengambil peran keilmuan dan kepemimpinan di dalam masyarakat modern. []