• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Abdurrahman bin Auf yang Menangis Karena Kaya

Ini adalah tangis iri dan kecemburuan dari Abdurrahman bin Auf kepada Mush’ab bin Umair yang meninggal dengan kemiskinan, tenang tanpa membawa beban. Beban harta yang ditanyakan di hari pembalasan

Sholah Udin Sholah Udin
17/12/2022
in Hikmah
0
Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf

448
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Adalah Abdurrahman bin Auf, si kaya yang penampilannya tak beda dengan budaknya, suatu hari menangis ketika dihidangkan roti lembut di hadapannya. Tersedu dia berkata “Mush’ab bin Umair lebih baik dari kami. Dia tak pernah menikmati makanan seperti ini. Kala syahid di Uhud, tiada kafan baginya selain selimut usang. Kalau ditutupkan di kepala terbuka kakinya, jika diselubungkan ke kaki tersingkap kepalanya.”

Ya, ini adalah tangis iri dan kecemburuan dari Abdurrahman bin Auf kepada Mush’ab bin Umair yang meninggal dengan kemiskinan, tenang tanpa membawa beban. Beban harta yang ditanyakan di hari pembalasan.

Abdurrahman bin Auf adalah seorang sahabat kenamaan, tergolong dari sepuluh orang yang Nabi janjikan masuk surga. Dia termasuk sahabat awal yang masuk Islam, hanya dua hari jarak ia dengan Abu Bakar. Dia mendapat julukan sebagai tangan emas.

Sebab semua usaha yang diampunya akan sukses dan berhasil dengan hasil yang berlimpah. Dia adalah sahabat yang kaya, dan dermawan dengan kekayaannya. Mendermakan 40.000 dinar, 500 kuda dan 500 kendaraan dalam suatu perang hanya satu contoh akan dermanya. Namun, ia tetap menangis dan bersedih akan nasibnya.

Daftar Isi

    • Kekayaan Membuat Abdurrahman Menangis
  • Baca Juga:
  • Mengapa Anak Muda Perlu untuk Mendukung Pengesahan RUU PPRT
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
    • Hikmah dari Kisah Sahabat Nabi
    • Miskin dan Kaya hanyalah Sarana

Kekayaan Membuat Abdurrahman Menangis

Kaya adalah sebab Abdurrahman bin Auf, sahabat utama ini menangis. Dia khawatir akan keadaan diri dia di akhirat kelak. Karena Rasulullah SAW bersabda ; “Orang-orang beriman yang fakir miskin kelak akan masuk surga terlebih dahulu setengah hari yang setara 500 tahun lamanya daripada orang kaya”. (HR Ibnu Majah).

Baca Juga:

Mengapa Anak Muda Perlu untuk Mendukung Pengesahan RUU PPRT

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Sebenarnya, Abdurrahman bin Auf telah berusaha keras agar ia bisa jatuh miskin, dengan banyak menginfaqkan hartanya ke jalan Allah, namun usahanya selalu gagal. Karena Allah SWT selalu menggantinya dengan balasan yang berlipat ganda.

Pernah suatu saat ketika penduduk Madinah gusar akan hasil panen kurma yang sudah mulai busuk akibat telat dipanen, selepas pulang dari perang Tabuk. Melihat keadaan ini, Abdurrahman bin Auf menemukan peluang emas untuk bisa miskin. Ia membeli semua hasil panen kurma penduduk Madinah yang terlampau busuk tadi dengan harga normal. Sontak hal ini membuat para petani senang, karena ada orang yang menyelamatkan mereka dari kerugian.

Tanpa ia duga, datanglah seorang utusan dari Yaman bercerita akan kondisi penduduk negerinya yang telah dilanda penyakit menular. Hingga sang raja mengutusnya untuk mencari kurma busuk. Sebab itu adalah obat mujarab akan penyakit tersebut. Akhirnya utusan tadi memborong semua kurma milik Abdurrahman bin Auf dengan harga sepuluh kali lipat dari harga normal. Dan lagi-lagi gagallah upaya ia untuk menjadi miskin.

Hikmah dari Kisah Sahabat Nabi

Kisah Abdurrahman bin Auf ini sangat bertolak belakang akan sikap kita hari ini. Di mana kita menakar dan menilai semua dengan materi. Kita berasumsi bahwa kaya adalah akar mulia dan miskin adalah sebab hina. Jika seorang itu kaya maka ia dikatakan mulia dan jika seorang itu miskin dan tak berpunya maka ia kita hina.

Lantas, mengapa Abdurrahman bin Auf menangis karenanya. Sungguh ini adalah anggapan yang salah dan keliru, yang Allah SWT telah mencibir dan mencelanya dalam Al-Qur’an.

فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ # وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ

Artinya; “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku.” (Al-Fajr : 15-16).

Sebenarnya tidak ada beda antara si miskin dan si kaya akan derajat kemuliaan. Miskin tak menghalangi Abu Hurairah, Bilal, Abdullah bin Mas’ud tuk jadi mulia. Begitu pun kekayaan tak menghapus Abdurrahman bin Auf maupun Ustman bin Affan dari ketinggian derajatnya.

Miskin dan Kaya hanyalah Sarana

Karena pada hakikatnya miskin dan kaya hanyalah tunggangan yang bisa menghantarkan kita pada ridla-Nya. Abdullah bin Mas’ud berkata “Fakir dan kaya adalah ibarat dua kendaraan, yang aku tidak perduli untuk naik yang mana. Jika itu kefakiran maka dengan kesabaran dan jika itu kekayaan maka dengan kedermawanan”. (Ihya’ Ulumuddin Bab Ridla).

Tugas kita adalah bagaimana cara menjalaninya, bukan menimbang dan menilai akan sesama. Jika mendapat takdir sebagai orang kaya, maka kita harus mensyukurinya dengan menunaikan hak dan kewajiban harta kita kepada yang berhak  Tujuannya agar  termasuk harta kita yang mendapat pujian dari Rasulullah SAW, “Sebaik-baik harta baik, ialah di tangan lelaki baik.” (HR. Ibnu Hibban).

Dengan melatih perasaan, bahwa kita yang butuh kepada mereka. Bukan dengan sifat keangkuhan ataupun kesombongan sehingga memandang rendah orang yang menerima bantuan kita. Karena pada hakikatnya kita butuh akan uluran tangan mereka ketika kita di akhirat kelak. Dan jika garis hidup kita adalah sebagai orang miskin, maka dengan sabar kita jalani dan tidak perlu berkecil hati.

Bahkan kita harus bangga karena orang-orang miskin adalah orang yang paling dekat dengan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda “Setiap suatu perkara itu ada kuncinya, dan kuncinya surga adalah cinta kepada orang-orang miskin dan faqir yang sabar. Karena mereka adalah orang-orang yang duduk (dekat) bersama Allah SWT di hari kiamat”.(Kanzul Amal). Wallahu A’lam. []

Tags: akhlakHikmahislamkayamiskinmoralsahabat nabi
Sholah Udin

Sholah Udin

M.Sholahuddin, biasa dipanggil sholah. Lahir di Pati Jawa Tengah. Sekarang berdomisili di Bantul Yogyakarta. Alumni Pondok Pesantren al-Anwar Sarang Rembang asuhan K.H. Muhammad Najih Maimoen (Putra K.H. Maimoen) dan telah lulus Ma’had Aly di sana. Kesibukan sekarang adalah ikut mengaji dan belajar menulis kepada Ustadz Amirul Ulum. Untuk media sosial biasa menggunakan Facebook dengan nama Sholah Udin.

Terkait Posts

hukum suami mengasuh anak

Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?

8 Februari 2023
Umm Hisyam ra Menghafal Al-Qur'an dari Lisan Nabi Saw

Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

8 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir

Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

8 Februari 2023
Jangan Melecehkan Istri

Nabi Saw Meminta Kepada Para Suami agar Jangan Melecehkan Istri

8 Februari 2023
anak adalah amanah

Anak Adalah Amanah yang Harus Dijaga oleh Orang Tua

7 Februari 2023
Kaum Santri

Kaum Santri; Ashabul Kahfi Masa Kini

7 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Sisi Lain dari Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon, yang Bikin Semua jadi Ambyar - Mubadalah pada Alissa Wahid: Islam Menolak Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan pada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist