Mubadalah.id – Abe Cekut merupakan seorang bayi imut yang belakangan ini meramaikan jagad maya. Hal menarik dari Abe Cekut yakni, peran penting ayahnya pada pembentukan karakter anaknya si Abe. Di mana dia merupakan seorang influencer cilik dengan 1,8 juta Follower di akun Tiktok dan lebih dari 500 ribu follower Instagram pada 28 Januari 2024.
Lalu bagaimana peran ayah menurut ajaran Islam? Dari sisi psikologi, perlukan ayah turut andil dalam pembentukan karakter anak?
Kreativitas Ayah di Balik Konten-konten Abe Cekut
Tingkah lucu Abe tidak akan booming di sosial media apabila tanpa campur tangan ayahnya. Pasalnya, nama Abe Cekut mulai dikenal setelah sang ayah rajin membagikan banyak momen-momen keseharian Abe saat sedang beraktivitas di rumah. Baik saat sedang bermain, atau melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Nama Cekut sendiri bersumber dari salah satu kontennya. Saat Abe bertanya kepada ayahnya apa Bahasa inggrisnya lemon, lalu ayahnya menjawab lemon. Tapi dengan polosnya Abe menyangkalnya dan menimpali bahwa Bahasa inggris lemon ialah cekut. Sebenarnya ia ingin menyebutkan kata kecut tapi terbalik malah mengatakan cekut. Mulai saat itu ia sering disapa warganet dengan panggilan “Cekut”.
Apakah Peran Ayah Pada Anak Menurut Ajaran Islam?
Peran ayah pada pembentukan karakter anak masih minim diketahui masyarakat. Keyakinan kuat bahwa harus ibu yang mendidik anak-anaknya dan menghabiskan waktu di wilayah domestik. Sedangkan tugas ayah, berfokus mencari nafkah di luar rumah.
Merujuk laman Tafsiralquran.id, menyebutkan bahwa ayah tidak hanya bertanggung jawab melindungi keluarganya hanya aspek fisik saja, melainkan juga aspek non fisik. Ayah juga berkewajiban memberikan kenyamanan. Dalam Q.S ALbaqarah: 233 yang mengisahkan Nabi Nuh dan anaknya:
وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir” (Q.S. Albaqarah: 233).
Dari ayat di atas, sebenarnya terdapat pesan yang dapat diambil dari kisah Nabi Nuh. Sebagai seorang ayah, nabi Nuh ingin menyelamatkan anaknya agar selamat dari pengaruh orang-orang kafir yang membawanya terseret semakin jauh (tenggelam) dari Agama Allah.
Menambahkan, ayat di atas juga mendeskripsikan sikap Nabi Nuh yang mengajak anaknya untuk mengambil jalan yang benar. Ajakan tersebut merupakan sebuah contoh bahwa sejatinya seorang ayah memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anak.
Pengaruh Ayah pada Karakter Anak menurut Psikologi
Peran penting ayah pada pembentukan karakter anak telah dicontohkan dalam Islam. Di sisi lain, ahli psikologi menguatkan bahwa ayah membawa pengaruh signifikan pada pembentukan karakter anak. Peran ayah yang dilakukan pada anak sejak kecil dapat membentuk karakter anak dan menjadi pedoman bagaimana cara bersikap di kemudian hari.
Peran penting ayah pada pembentukan karakter anak juga berpengaruh pada psikologis anak. Sebagaimana Khadra Ulfah, M.PSI, seorang ahli psikologi dalam Youtub Halodoc menjelaskan terkait keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Ternyata ayah mambawa pengaruh perkembangan anak dari sisi kognitif, fisik, sosial, emosional, dan akademik anak. Selain itu ia menambahkan yakni terdapat 3 hal peran ayah dalam pembentukan karakter anak, antara lain:
Pertama, menjadi role model bagi anak. Biasanya anak laki-laki menjadikan ayah seorang panutan agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Sedangkan bagi anak perempuan, ayah menjadi contoh dan standar karakteristik yang sama saat ia mencari pasangan kelak.
Kedua, melindungi dan menyediakan kebutuhan anak. Peran ayah berikutnya yakni dapat memberikan rasa aman baik fisik, emosional, mental, maupun spiritual anak. Ayah yang mendukung anaknya dengan baik dapat menciptakan rasa percaya diri dan rasa aman pada anaknya yang tidak dapat tergantikan.
Ketiga, melengkapi simulasi perkembangan anak. Peran ayah yang terakhir dalam pembentukan karakter anak yakni melengkapi simulasi perkembangan anak. Beberapa hal yang dilakukan ayah antara lain: meningkatkan akal, yakni dapat dilakukan dengan massif terlibat mengurus anak sejak anak dilahirkan.
Lalu meningkatkan keyakinan dengan cara menjadi ayah yang suportif bagi anaknya. Sedangkan yang terakhir yakni memberikan perhatian. Dengan memberikan banyak perhatian melalui keterlibatan langsung mengurus anak ternyata dapat menjadikan anak dengan tingkat kemampuan bersosialisasi yang lebih tinggi.
Jadi, dari segala pemaparan di atas, sudah selayaknya tidak hanya tugas ibu, ayah juga harus mengambil peran dalam mengurus dan mendidik anaknya. []