Detik pertama mengetahui hasil testpack menunjukkan double strip alias positif hamil adalah salah satu momen terindah untuk setiap perempuan. Tidak hanya ibu hamil yang akan berbahagia dengan kabar suka cita ini. Pasangan, keluarga, kerabat, sahabat, dan teman-teman di sekitar tentu ikut berbahagia dan memberikan banyak ucapan, doa, serta nasihat-nasihat.
Salah satu hal penting dari banyaknya ucapan, doa, dan nasihat-nasihat saat ada kabar kehamilan adalah cerita tentang masa kehamilan dan proses persalinan yang sangat beragam. Sangat menyenangkan apabila dapat mendengarkan giving birth story yang menyenangkan dan jauh dari kata trauma seperti yang selalu diunggah oleh Yesie Aprilia seorang bidan melalui akun instagramnya yaitu @bidankita.
Dalam akunnya, Bidan Yesie menjelaskan banyak hal tentang masa kehamilan dan persalinan yang tidak pernah tidak menjadi momok bagi setiap kaum perempuan. Alasannya sederhana, karena masih banyak perspektif di luar sana yang menceritakan tentang persalinan yang menyeramkan, penuh cakar-mencakar, dan drama lainnya.
Namun informasi yang akan ditemui dari akun Bidan Yesie sungguh berbeda. Ternyata melahirkan tidak semenyeramkan cerita orang tua di masa lalu. Sudah banyak perempuan millenial di luar sana yang momen persalinannya begitu sakral, alamiah, tenang, damai, bahagia, dan tentunya minim trauma dan drama karena berniat memberdayakan diri selama masa kehamilan berlangsung.
Istilah keren yang digaungkan oleh tenaga kesehatan (provider) dan millennial parents adalah gentle birth. Seperti mimpi di siang bolong, tapi hal itu memang terjadi. Meski begitu, persalinan seperti ini tentu memiliki prinsip-prinsip yang harus dilalui agar kelak terpenuhi inti kata gentle birth itu sendiri, yaitu:
Knowledge
Mindfulness and Awareness
Healing Trauma
Breathe
Relax Mind
Mind, Baby, and Body Balance
Movement and Gravity during Pregnancy and Labor
Gentle Birth Support, Partner and Provider
Ketika masa kehamilan berlangsung, setiap ibu hamil akan banyak sekali mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber. Namun penting bagi setiap ibu hamil untuk mengetahui informasi tersebut apakah informasi tersebut kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan atau pun hanya sebuah mitos.
Banyak pengetahuan yang disediakan untuk ibu hamil baik melalui orang tua, komunitas millennial parents, buku tentang kehamilan, saat jadwal check up dengan provider maupun mengikuti prenatal class. Semakin sering kita menemukan infomasi yang kredibel, maka kita akan semakin sadar terhadap apa yang harus kita persiapkan dan lakukan.
Pengetahuan tersebut perlahan-lahan akan menguak banyak hal yang selama ini menjadi momok saat masa kehamilan berlangsung dan menuntun kita untuk berupaya memberdayakan diri sebaik mungkin.
Ada berbagai cara pemberdayaan diri untuk mendapatkan momen gentle birth saat melahirkan. Beberapa diantaranya yaitu teknik mengatur nafas, fikiran yang tenang, tubuh yang selalu dipersiapkan untuk persalinan pervaginam dan tentunya dukungan dari pendamping persalinan baik keluarga, lingkungan, maupun provider.
Pemberdayaan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada usaha yang terbaik pula. Penting bagi ibu hamil untuk berusaha melatih pernafasan karena nafas yang panjang dan tidak ngos-ngosan akan sangat berguna dimulai sejak trimester 3 berlangsung dimana saat itu perut sudah semakin membesar, saat kontraksi, saat persalinan (mengejan).
Selain nafas, pikiran juga harus tenang. Pikiran yang tenang akan memudahkan ibu hamil dalam mengontrol emosi saat masa kehamilan berlangsung karena biasanya ibu hamil mudah mengalami mood swing. Selain itu juga membantu ibu hamil berfikir lebih jernih dalam menentukan pilihan jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan selama proses persalinan berlangsung.
Pikiran yang tenang bisa diperoleh ibu hamil dengan cara mendengarkan hypnobirthing. Biasanya hypnobirthing berisikan tentang sugesti positif atau afirmasi yang diharapkan selama masa kehamilan, persalinan, dan post partum. Umumnya rangkaian kata untuk hypnobirthing adalah kalimat-kalimat positif yang mudah dicerna seperti “masa kehamilanku bahagia, janinku sehat, persalinanku lancar, perineum elastis dan utuh, asiku lancar”. Mendengarkan lantunan ayat suci al-Qur’an juga bisa menjadi salah satu alternatif hypnobirthing.
Langkah-langkah ini tentu berkaitan dengan langkah selanjutnya yaitu menyiapkan tubuh untuk proses persalinan. Meskipun tubuh perempuan didesain sempurna untuk melahirkan, namun akan ada banyak antar ligamen, otot, dan rongga tulang-tulang yang mengalami perubahan karena harus berbagi ruang dengan sang janin sehingga menyebabkan adanya keluhan-keluhan selama masa kehamilan berlangsung.
Oleh karena itu, tidak cukup jika hanya berlatih nafas dan menghadirkan fikiran yang selalu tenang. Para provider gentle birth selalu menyarankan kepada ibu hamil untuk melatih tubuh terutama pada bagian perut, otot panggul, tulang ekor, pinggang dan punggung dengan cara yoga, sujud hamil, power walk, berenang, senam hamil, dan belly dance.
Manusia adalah makhluk sosial yang tentu butuh bantuan dan dukungan, begitu pula ibu hamil. Semua yang diupayakan untuk persalinan pervaginam secara gentle birth tentu butuh dukungan dari pasangan, keluarga, lingkungan, dan provider yang kelak membantu proses persalinan.
Dukungan secara lahir batin yang berasal dari pasangan hidup adalah hal yang semestinya tercipta ketika kabar kehamilan itu tiba. Hal ini jelas karena kabar kehamilan adalah buah dari cinta kasih yang tercipta antara pasangan suami istri. Suami sebagai unsur terpenting dari sebuah kehamilan juga perlu memberdayakan diri agar menjadi suami yang peduli terhadap kebutuhan dan keluhan-keluhan yang istri rasakan selama mengandung dan tentunya menjadi suami siaga jika terjadi kejadian gawat darurat.
Bahkan dalam persalinan gentle birth, disediakan juga kelas yoga yang dibuka khusus untuk ibu hamil dan pasangannya.
Selain dukungan dari pasangan, dukungan dari keluarga juga tidak kalah penting. Tradisi memohon maaf dan doa restu sebelum persalinan kepada pasangan dan keluarga agar Tuhan memberikan proses persalinan yang mudah, aman, nyaman, tenang, dan minim trauma juga sangat penting untuk kesiapan mental.
Jika dukungan dari pasangan dan keluarga sudah didapat, mulailah untuk fokus mencari tempat bersalin yang memperbolehkan ibu hamil tetap aktif bergerak selama kontraksi berlangsung. Selain itu temukanlah provider yang tidak membuat panik setiap kali berkonsultasi. Beri tahu mereka upaya apa saja yang telah dilakukan untuk momen penting ini dan lihat responnya.
Langkah terakhir dan selalu menjadi yang utama jika ibu hamil telah berupaya adalah selalu berdoa di setiap kesempatan. Berdoa setiap hari kepada pemilik semesta. Dalam ajaran agama apapun, Ibu hamil dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Khususnya dalam Islam, ibu hamil dianjurkan membaca dzikir, sholawat, dan ayat suci al-Qur’an.
Semoga dengan ikhtiar dan bacaan-bacaan doa tersebut Tuhan memberikan nikmat proses persalinan yang mudah, cepat, aman, nyaman, tenang, dan minim trauma serta ibu dan bayinya senantiasa sehat, selamat, sempurna.[]