Mubadalah.id – Jika merujuk teks Hadis tentang pemanfaatkan energi dari alam, maka terdapat banyak Hadis yang menjelaskan bahwa umat manusia memiliki hak berserikat atau hak kolektif untuk menggunakan dan memanfaatkan tiga hal: air, ladang rumput, dan api.
Salah satunya adalah Hadis yang dari Imam Ibn Majah, Imam Abu Dawud, dan Imam Ahmad bin Hanbal, yakni:
“Diriwayatkan dari salah seorang sahabat Rasulullah SAW bahwa ia berkata, “Suatu ketika saya pulang perang bersama Rasulullah SAW dan mendengar beliau bersabda, “Manusia berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api.”
Teks Hadis ini dapat memberikan pemahaman bahwa ada tiga hal yang menjadi hak kolektif umat manusia, yakni air, api, dan rumput.
Syaikh Wahbah az-Zuhayli, pakar fikih asal Syiria, mengemukakan bahwa penyebutan tiga hal dalam Hadis Nabi tersebut tidak berarti tidak ada yang lain.
Tiga hal ini memang kebutuhan sosial yang sangat dlaruri (primer) dan semua orang pada masa itu membutuhkannya. Dewasa ini, energi dengan berbagai jenisnya adalah kebutuhan kolektif yang tidak bisa kita pisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Kita tahu bahwa air, rumput, dan api adalah sumber energi.
Oleh karena itu, energi dalam konteks ini bisa kita masukkan juga ke dalam kebutuhan kolektif yang bersifat dlaruri itu.
Penjelasan Syaikh Wahbah az-Zuhaili
Syaikh Wahbah az-Zuhaili menjelaskan hal itu dalam kitabnya, al-Fiqih al-Islamty wa Adillatuhu, yang berbunyi:
Rasulullah SAW bersabda, manusia itu serikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api’. Dalam riwayat lain dikatakan, empat, yaitu air, padang rumput, api, dan garam.
Penyebutan nash Hadis hanya tiga atau empat hal saja lebih dikarenakan hal itu menjadi kebutuhan mendasar dalam lingkungan kehidupan masyarakat Arab, sehingga bisa saja diberlakukan bagi semua umat manusia. Dan negara sebagai pihak yang mewakili kepentingan publik sudah sepatutnya terlibat secara penuh dalam pengelolaannya.
Begitu juga negara sudah sepatutnya menguasai sesuatu yang menjadi kebutuhan mendasar dari sisi kekayaan alam mentah, industri-industri ekstraktif, dan produksi bahan mentah.
Negara juga sepatutnya menguasai kepentingan umum dan sesuatu yang berubah serta berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan dan zaman. Termasuk berbagai macam sungai-sungai umum, mineral dan minyak meskipun ia dapatkan dari lahan yang pihak tertentu miliki.
Begitu juga terlibat secara penuh dalam pengadaan energi listrik, fasilitas umum dan sejenisnya. Termasuk dari fasilitas-fasilitas vital demi kepentingan publik.
Energi terbarukan termasuk di dalamnya energi yang dihasilkan dari sinar matahari dengan ini merupakan hak kolektif semua orang, yang bisa didapatkan dan dimanfaatkan oleh setiap orang, baik dengan mencari sendiri jika mampu maupun difasilitasi oleh negara. []