Mubadalah.id – Sepanjang perjalanan haji di dua kota suci dan mulia: Makkah sampai Madinah, aku kehilangan kata-kata, akal dan lidahku tak mampu bicara, seraya meneteskan air mata, untuk menyampaikan kekaguman, kebanggaan dan keindahan, pribadi Nabi Muhammad Saw.
Kekagumanku tak akan pernah selesai. Bagaimana tidak?. Beliau lahir dalam kondisi tanpa pelindung dan penanggungjawab keluarga, yatim, dan dari keluarga miskin. Dan 6 tahun kemudian ditinggalkan oleh manusia paling mulia dan penuh kasih. Ialah perempuan. Ibunya.
Aku bilang :
Perempuan adalah ibu manusia
Semua manusia lahir melalui perempuan
Dialah yang mengandungnya di dalam
rahimnya dan mendekapnya erat-erat
dalam pelukannya.Dialah yang menyusuinya dan memberinya makan dari darah dan hatinya.
Dialah yang membuat kita mengerti tentang kehidupan.
Maulana Rumi menyebut :
انما المراة من نور الله. فهى ليست مجرد حبيبة. او حتى مخلوقة. بل انها خلاقة
Artinya: “Perempuan lahir dari cahaya Tuhan. Ia tak hanya seorang kekasih atau yang tercipta, tetapi dialah kreator”.
Tak lama bayi itu kehilangan pelindungnya, Abdul Muthallib, kakeknya dalam usia 8 tahun.
Nabi lahir di tanah dan bumi yang dikelilingi gunung-gunung tandus, tanpa rumput dan dedaunan dan padang pasir yang gersang, kerontang dan panas. Al-Qur’an menyebutnya:
“Wadi ghair dzi Zar’in”, di lembah yang kering kerontang, tanpa tumbuh-tumbuhan. Sepanjang perjalananku dari Jeddah-Makkah-Madinah yang aku lihat dari kanan dan kiri hampir sepenuhnya adalah gunung gemunung dengan bebatuan yang keras, tanpa rumput atau tanaman.
Dan lebih dari itu adalah beliau hidup dalam komunitas yang disebut “Jahiliyah”.
Memaknai Jahiliyah
Karen Armstrong dalam “Compassion” memaknai Jahiliyah dengan sangat menarik. Katanya: Jahiliyah (jahil) pada umumnya kita maknai sebagai bodoh, tetapi makna utamanya adalah sikap pemarah.
Dalam teks Islam awal kata “Jahiliyah” menunjukkan agresi, arogansi, chauvinisme dan kecenderungan kronis pada kekerasan, kasar dan pendendam.
Aku merenung panjang kebudayaan ini. Sambil membayangkan bagaimana kelak putra Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah satu-satunya itu, akan menjadi apa. Aku sering mengatakan :
كل مولود يولد على الفطرة. فبيءته هى التى تلونه وتنقشه
Artinya: “Setiap manusia itu lahir dalam keadaan bersih, putih, polos. Ruang sosial-budaya itulah yang akan membentuknya, mencetaknya dan mewarnainya”.
“Tergantung kita memperlakukan perempuan, maka itulah yang akan muncul dalam sejarah dan peradaban manusia”.
Tetapi sejarah kemudian menceritakan kepada kita bahwa sang putra Sayyid Abdullah-Sayyidah Aminah itu memperlihatkan fakta yang mengagumkan, yang aneh dan tak masuk logika normal.
The Genuine Islam
Sir George Bernard Shaw, dalam buku “The Genuine Islam” menyebut Nabi Muhammad Saw:
“Muhammad adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Muhammad membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang”.
Membaca kalimat-kalimat di atas aku menangis tersedu-sedu.
Dan aku menyaksikan di sini, di banyak ruang di Makkah dan Madinah, jutaan manusia dari seluruh penjuru bumi, tanpa sekat-sekat primordial, bertemu dalam kasih dan damai sambil menyebut dan memanggil-manggil nama beliau : Ya Muhammad. Ya Habibi. Ya al Musthafa, Ya Khair Khalqillah, ….. Salam rindu dan Damai.
Aku mengatakan kepada teman-teman. Tak ada nama di dunia ini sepanjang sejarah manusia yang namanya paling banyak kita sebut, doakan dan mohon pertolongan-Nya, selain nama Muhammad. Shallallahu alaihi wa Sallam Ya Rasul dan Kekasih Allah. []