Mubadalah.id – Sebagai umat islam pasti setiap tahunnya akan menyambut tahun baru hijriah, atau di Indonesia kita kenal dengan awal muharam. Setiap negara atau daerah memiliki penamaan yang berbeda untuk memperingati tahun baru Islam, seperti Yala di Thailand. Yala, sebuah provinsi di selatan Thailand, terkenal akan keberagaman budaya dan agamanya.
Perayaan Maal Hijrah, tahun baru Islam, di sini menjadi cerminan indah dari akulturasi antara tradisi Islam dan budaya lokal. Dengan melihat bahwa muslim di Thailand adalah minoritas, namun tak menjadi halangan bagi umat Islam di sana dalam ikut serta merayakan dan memeriahkan tahun baru islam.
Saya saat ini sedang menjalani KKN di Yala, Thailand, dan berkesempatan ikut merayakan tahun baru Islam yang di sini disebut Maal Hijrah.
Mungkin sebagian orang dapat memahami arti dari nama maal hijrah itu sendiri, bahwa maal hijrah selain bertujuan untuk menyambut tahun baru islam yakni bertujuan juga untuk memperingati hijrah-nya Nabi Muhammad saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Pada Maal Hijrah ini merupakan hari libur bersama.
Maal Hijrah di Mahad al-Bithath ad-Diniyah
Perayaan Maal Hijrah di Mahad al-Bithath ad-Diniyah, Yala, Thailand, terselenggara dalam format semi-formal. Acara ini mencakup sesi pembukaan, sambutan, ceramah, serta berbagai pertunjukan seni yang dibawakan oleh para siswa, termasuk nasyid, pembacaan puisi, dan pidato. Sebagai bagian dari acara, para guru dan staf menyiapkan bubur asyura dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada seluruh peserta.
Pakaian Adat sebagai Identitas Budaya
Seluruh peserta perayaan, baik guru maupun siswa, mengenakan pakaian adat Melayu. Baju kurung menghiasi para perempuan, sementara baju melayu menjadi pakaian khas para laki-laki. Kedua busana ini merepresentasikan identitas budaya Melayu yang kental. Penggunaan pakaian adat ini tidak hanya memperindah tampilan visual acara, tetapi juga menunjukkan penghormatan terhadap tradisi leluhur.
Akulturasi Budaya dan Agama
Salah satu ciri khas perayaan Maal Hijrah di Yala adalah perpaduan unik antara adat istiadat masyarakat lokal dengan ajaran Islam. Misalnya, dalam pawai menyambut tahun baru Islam, masyarakat Melayu Yala akan menampilkan beberapa penampilan seperti pembacaan sajak atau puisi dan nasyid .
Pembacaan sajak dan nasyid ini mengandung makna simbolik yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam, seperti persatuan, kedamaian, dan keimanan. Seperti yang kita tahu bahwa pembacaan puisi atau sajak adalah ciri khas dari orang melayu.
Pelajaran Berharga tentang Toleransi dan Kerukunan
Melalui perayaan Maal Hijrah, saya belajar banyak tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Meskipun hidup sebagai minoritas, masyarakat Muslim di Yala mampu menjaga keharmonisan dengan masyarakat lainnya. Perayaan ini menjadi bukti bahwa perbedaan budaya dan agama tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan secara damai.
Perayaan Maal Hijrah di Yala, Thailand, adalah sebuah contoh nyata tentang bagaimana tradisi Islam dapat berakulturasi dengan budaya lokal. Perpaduan yang harmonis antara kedua unsur ini menghasilkan perayaan yang unik dan penuh makna. Pengalaman mengikuti perayaan ini memberikan saya pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. []