• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Akulturasi Budaya dan Agama dalam Peringatan Maal Hijrah di Yala Thailand

Salah satu ciri khas perayaan Maal Hijrah di Yala adalah perpaduan unik antara adat istiadat masyarakat lokal dengan ajaran Islam

Rifa Anis Fauziah Rifa Anis Fauziah
30/07/2024
in Pernak-pernik
0
Maal Hijrah

Maal Hijrah

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagai umat islam pasti setiap tahunnya akan menyambut tahun baru hijriah, atau di Indonesia kita kenal dengan awal muharam. Setiap negara atau daerah memiliki penamaan yang berbeda untuk memperingati tahun baru Islam, seperti Yala di Thailand. Yala, sebuah provinsi di selatan Thailand, terkenal akan keberagaman budaya dan agamanya.

Perayaan Maal Hijrah, tahun baru Islam, di sini menjadi cerminan indah dari akulturasi antara tradisi Islam dan budaya lokal. Dengan melihat bahwa muslim di Thailand adalah minoritas, namun tak menjadi halangan bagi umat Islam di sana dalam ikut serta merayakan dan memeriahkan tahun baru islam. 

Saya saat ini sedang menjalani KKN di Yala, Thailand, dan berkesempatan ikut merayakan tahun baru Islam yang di sini disebut  Maal Hijrah.

Mungkin sebagian orang dapat memahami arti dari nama maal hijrah itu sendiri, bahwa maal hijrah selain bertujuan untuk menyambut tahun baru islam yakni bertujuan juga untuk memperingati hijrah-nya Nabi Muhammad saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Pada Maal Hijrah ini merupakan hari libur bersama. 

Maal Hijrah di Mahad al-Bithath ad-Diniyah

Perayaan Maal Hijrah di Mahad al-Bithath ad-Diniyah, Yala, Thailand, terselenggara dalam format semi-formal. Acara ini mencakup sesi pembukaan, sambutan, ceramah, serta berbagai pertunjukan seni yang dibawakan oleh para siswa, termasuk nasyid, pembacaan puisi, dan pidato. Sebagai bagian dari acara, para guru dan staf menyiapkan bubur asyura dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada seluruh peserta.

Pakaian Adat sebagai Identitas Budaya

Seluruh peserta perayaan, baik guru maupun siswa, mengenakan pakaian adat Melayu. Baju kurung menghiasi para perempuan, sementara baju melayu menjadi pakaian khas para laki-laki. Kedua busana ini merepresentasikan identitas budaya Melayu yang kental. Penggunaan pakaian adat ini tidak hanya memperindah tampilan visual acara, tetapi juga menunjukkan penghormatan terhadap tradisi leluhur.

Akulturasi Budaya dan Agama

Salah satu ciri khas perayaan Maal Hijrah di Yala adalah perpaduan unik antara adat istiadat masyarakat lokal dengan ajaran Islam. Misalnya, dalam pawai menyambut tahun baru Islam, masyarakat Melayu Yala akan menampilkan beberapa penampilan seperti pembacaan sajak atau puisi dan nasyid .

Baca Juga:

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Manusia Bukan Tuan Atas Bumi: Refleksi Penggunaan Energi Terbarukan dalam Perspektif Iman Katolik

Noble Silence: Seni Menghormati Waktu Hening untuk Refleksi Keimanan

Pembacaan sajak dan nasyid ini mengandung makna simbolik yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam, seperti persatuan, kedamaian, dan keimanan. Seperti yang kita tahu bahwa pembacaan puisi atau sajak adalah ciri khas dari orang melayu. 

Pelajaran Berharga tentang Toleransi dan Kerukunan

Melalui perayaan Maal Hijrah, saya belajar banyak tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Meskipun hidup sebagai minoritas, masyarakat Muslim di Yala mampu menjaga keharmonisan dengan masyarakat lainnya. Perayaan ini menjadi bukti bahwa perbedaan budaya dan agama tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan secara damai.

Perayaan Maal Hijrah di Yala, Thailand, adalah sebuah contoh nyata tentang bagaimana tradisi Islam dapat berakulturasi dengan budaya lokal. Perpaduan yang harmonis antara kedua unsur ini menghasilkan perayaan yang unik dan penuh makna. Pengalaman mengikuti perayaan ini memberikan saya pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. []

 

Tags: agamaAkulturasiBudayaKKNMaal HijrahTahun Baru HijriyahThailandYala
Rifa Anis Fauziah

Rifa Anis Fauziah

Mahasiswi ilmu al Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version