• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Cara Memulai dan Menjawab Salam dari Non-Muslim

Kita juga bisa memulainya dengan memberi salam kepada umat yang berbeda dari kita, dalam bentuk yang sudah lumrah, yang bisa kita lihat sebagai penguatan hubungan sosial, kehangatan, dan persaudaraan

Redaksi Redaksi
06/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
menjawab salam

menjawab salam

584
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika pergaulan sosial yang baik dengan umat yang berbeda menjadi prinsip dalam Islam, maka soal cara memulai dan menjawab salam kepada mereka adalah hal teknis belaka.

Prinsipnya adalah segala sesuatu yang menguatkan pergaulan sosial yang baik adalah baik dan dianjurkan.

Misalnya, jika warga suatu bangsa memulai dengan ucapan “selamat pagi”, kita bisa menjawab juga dengan “selamat pagi”. Begitu jugajawaban untuk “selamat siang” dan “selamat malam”, atau yang lain.

Demikian pula apabila ada golongan yang memulai dengan “assalamualaikum”, bisa dijawab dengan “waalaikum salam”.

Ketika seseorang memulai dengan bahasa daerah atau ungkapan dari tradisi agamanya masing-masing. Jika kita mampu, kita dapat menjawabnya sesuai dengan bahasa dan tradisi daerah tersebut.

Baca Juga:

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

Cara Mengatasi Rasa Jenuh dalam Kehidupan Rumah Tangga

Ragam Bentuk Relasi Nabi Saw bersama Non-Muslim

Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Cirebon Meningkat? Begini Cara untuk Meminimalisirnya

Atau setidaknya kita dapat menjawabnya dengan ungkapan “terima kasih”. Sebab, senyuman sudah cukup untuk mengirim sinyal kebaikan kepada orang lain bahwa kita adalah sesama warga bangsa yang bersatu dan bersaudara.

Kita juga bisa memulainya dengan memberi salam kepada umat yang berbeda dari kita, dalam bentuk yang sudah lumrah, yang bisa kita lihat sebagai penguatan hubungan sosial, kehangatan, dan persaudaraan.

Bisa dengan salam kita, ucapan selamat pagi, atau ungkapan lainnya, yang merupakan tanda kehangatan dalam pergaulan.

Inilah bagian dari akhlak baik yang Baginda Nabi Muhammad Saw ajarkan kepada kita.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Relasi Mubadalah Muslim Dengan Umat Berbeda Agama.

Tags: CaramemulaiMenjawabnon muslimSalam
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menstruasi

    Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu
  • Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID