• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Cinta Sejati Pertama dan Terakhir Al Abil Akbar Bagian Pertama

Al Abil Akbar, ayah sejagat. Demikian sesungguhnya gelar, maqamat yang disandang Baginda Nabi Muhammad saw. bagi terwujudnya alam raya ini.

Hafidzoh Almawaliy Ruslan Hafidzoh Almawaliy Ruslan
15/02/2023
in Hikmah, Rekomendasi
0
Cinta Sejati

Cinta Sejati

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Terlepas dari kontroversinya, pada kesempatan Valentine’s Day 2023 ini saya ingin ‘bercerita’ tentang cinta sejati umat manusia, yang mungkin asing bagi kita. Namun sangat lekat dalam sanubari para pecinta selawat.

Ini merupakan tulisan panjang yang sebetulnya telah saya susun lama, saat pandemi 2020 menggejala di mana-mana. Semoga tetap match dengan genre isu Mubdalah.Id, sehingga masih bisa para pembaca nikmati. Berikut bagian-bagian tulisannya.

Cinta Kasih Umat Sepanjang Zaman

 Al Abil Akbar, ayah sejagat. Demikian sesungguhnya gelar, maqamat yang disandang Baginda Nabi Muhammad saw. bagi terwujudnya alam raya ini. Tak banyak di antara kita mungkin yang telah menyadari. Namun inilah hakekat diri Nabi bagi semesta. Oleh karena itu dalam setiap diri sesungguhnya bersemayam diri Muhammad. Dalam ruh-ruh ini telah menyatu partikel-partikel ruhi Nur Muhammadiy.

Betapa cinta dan rindu itu telah bersatu lama, dan sedemikian rupa. Tapi entah karena ahwal apa, membuat diri kita banyak yang tak kunjung mengenali? Lalu di manakah jalan pulang untuk kembali membalas  cinta sang Baginda Nabi?

***

Dalam kitab Al Anwaru Muhammadiyah, karya Syeikh Yusuf An Nabhani diterangkan, Abdur Razzaq meriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah Al Anshari ra., bahwasanya awal mula sesuatu yang Allah swt ciptakan sebelum menciptakan alam semesta ini untuk pertama kali, sesungguhnya adalah Nur Muhammad. Wujud Nabi Muhammad saw. yang masih berbentuk cahaya.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Allah swt. menciptakan nur Muhammad min Nurihi, dari cahaya diri-Nya sendiri. Saat itu nur Muhammad berjalan, melayang, berputar-putar sekehendak Allah swt. Tak ada lauh, buku skenario alam semesta. Tak ada qalam, pena untuk menulis. Dan tak ada pula surga, neraka. Langit, bumi. Bulan, bintang, matahari. Maupun malaikat, jin dan juga manusia.

Nur Muhammad hanya berdua saja dengan Tuhannya. Sang Maha Kasih bersama Yang terkasih. Hingga kurang lebih empat belas ribu tahun lamanya.

Hingga tibalah saat-saat Allah swt. berkehendak menciptakan makhluk yang lainnya. Maka dipecahlah nur Muhammad menjadi 4 bagian. Nur yang pertama Allah swt. ciptakan menjadi pena. Yang ke dua, menjadi lauh sebagai kitab skenario alam semesta. Dan yang ke tiga, ‘arsy, singgasana istana untuk menaruh kitab, lauh-Nya.

Lalu satu cahaya lagi yang ke empat, Tuhan pecah lagi hingga 4 bagian kembali. Darinya Allah ciptakan malaikat penjaga ‘arsy. Lalu kursiy, sebagai singgasana simbol karajaan. Serta seluruh malaikat yang ada di alam semesta. Adapun yang ke empat, Allah pecah lagi menjadi 4 bagian. Demikian seterusnya hingga seluruh alam ini tercipta.

Nur Muhammadiy

Ini semua berarti, seluruh makhluk di alam semesta terlahir dan tercipta dari nur Muhammadiy. Dari dalam ‘diri’ Baginda sendiri. Jadi bisa kita pahami, betapa kedudukan Nabi Muhammad saw. tak akan pernah sebanding dengan semua makhluk di seluruh alam raya. Termasuk dengan para nabi yang lainnya.

Sebab Nabi Muhammad lah sesungguhnya yang merupakan wujud rahmatan lil ‘alamin. Islam merupakan agama yang beliau bawa. Diri Nabi adalah sebentuk kasih sayang sesungguhnya bagi seluruh alam semesta.

Betapa Nabi sayangi semua makhluk, karena semua tercipta dari partikel dirinya. Kalau kita sayang pada tangan dan kaki kita, pada mata, jantung dan hati ini, itu karena semua bagian dari dalam diri. Maka demikian pula Nabi. Kasih sayangnya pada seluruh alam ini karena semua adalah bagian dari seluruh dirinya sendiri.

Ikatan batin Baginda Nabi tak akan pernah sebanding dengan para Nabi yang lain terhadap umatnya. Jika nabi-nabi lain hanya diutus untuk sekelompok umat saja, maka Nabi Muhammad saw. diutus untuk seluruh semesta raya.

Karenanya inilah dia, ayah bagi seluruh jagad raya. Di dalam kitab Simthud Duror karya Al Habib ‘Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi, pada bagian doa juga tersebutkan tentang keberadaan, peran Al Abil Akbar pada alam ini. Jadi kalau kita mengimani dan memahami ini semua, kita tidak akan pernah berani memandang sebelah mata sosok Baginda Nabi. Ikatan batiniahnya pada umat ini, kelak di yaumil qiyamah akan membawanya mencari umatnya untuk memberikan syafa’at, pada kita semua.

Cinta Sejati Pertama, Tajalli Rabbani

Tuan Guru KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari Alaydrus, atau yang terkenal dengan panggilan Abah Guru Sekumpul, dalam pengajiannya pernah menyampaikan. Barang siapa yang menuntut akhirat maka Allah swt. perintahkan untuk menyempurnakan jalan ma’rifat-nya melalui 2 perkara. Di mana dengan keduanya itu, para pejalan, salik, akan bisa sampai kepada maqam, kedudukan sebagai kekasih Allah swt. atas kehendak-Nya.

Pertama, seseorang itu mengetahui asal kejadian dirinya. Kedua, ia mengetahui apa permulaan ciptaan Allah swt. sebelum semesta ini juga tercipta, ada. Jika asal mula diri ini adalah bersumber dari nur Muhammad, sebagai makhluk yang awal mula tercipta sebelum segala sesuatu ini ada; Maka darinya pula ruh alam semesta, berikut jasadnya juga tercipta.

Adapun batang tubuh, jasad manusia ini memang berasal dari Nabiyullah Adam as. Akan tetapi “jasad ayah” yang tercipta dari alam, berupa tanah, hakikatnya juga bersumber darinya, nur Muhammad. Karena tanah sesungguhnya tercipta dari air. Air dari angin. Angin dari api, dan api dari cahaya mulia, nur Muhammad juga.

Cahaya di Atas Cahaya

Semua itu berarti jumlahnya, jasad Nabiyullah Adam as. adalah jasad Muhammad yang dimasukkan ke dalam ruh, nur Muhammad jua. Nuurun ‘alaa nuurin, cahaya di atas cahaya. Sehingga hancurlah (leburlah) si jasad menjadi nur. Lalu hancur (lebur) pula lah, ruh menjadi nur. Maka jasad dan ruh kita ini tidak lain adalah sejenis Nur Muhammadiy itu sendiri.

Dengan demikian hendaklah kita buat menyatu harmoni, Nur Muhammadiy kepada ruh kita yang di dalam batang tubuh jasamani kita. Buatlah menyatu pula dengan seluruh alam semesta, langit dan bumi. Seperti menyatunya air dan tumbuh-tumbuhan. Di mana ada tumbuhan di situ ada air. Apabila tidak ada air pada tumbuhan, maka matilah tumbuhan itu.

“Waja’alna minal maa’i kulla syai’in hayyin, … dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup  berasal dari air,” (QS. Al Anbiya: 30) Maka mengapa diri kita tidak kunjung beriman? Dengan kata lain, menurut Abah Guru Sekumpul, segala yang hidup termasuk ruh dan jasad kita ini sesungguhnya “dimesrai” oleh Nur Muhammadiy. Ia melekat dalam diri. Tak ada yang lain kecuali Nur Muhammadiy.

Maka apabila diri kita telah menyatu mesra dengan sekalian itu semua, bisa jadi langit akan membukakan kepada setiap diri untuk melihat keelokan Dzat wajibil wujud, lagi suci adanya. Itulah yang disebut diri sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam thariqah Abah Guru Sekumpul, inilah jalan yang tercepat dan benar untuk mencapai maqam “kekasih” yang terpilih. Yakni dicintai dan dirindukan langit serta alam semesta. (Bersambung)

Tags: Al Abil AkbarCinta SejatiHikmahislamNabi Muhammad SAWsejarah
Hafidzoh Almawaliy Ruslan

Hafidzoh Almawaliy Ruslan

Ibu dua putri, menyukai isu perempuan dan anak, sosial, politik, tasawuf juga teologi agama-agama

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version