Mubadalah.id – Puncak dari akhlak Nabi Muhammad Saw dengan orang-orang yang berbeda agama adalah pernyataan yang disuarakan pada akhir kehidupan beliau, yaitu khutbah yang digaungkan pada saat Haji Perpisahan, tahun 10 hijriah, yang sering disebut sebagai Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) Universal.
Dalam deklarasi HAM Universal, menyebutkan tentang pentingnya menghormati jiwa, martabat, dan harta setiap orang.
Martabat manusia, jiwa, dan harta manusia, siapa pun ia, adalah sama mulianya dengan tanah suci dan bulan suci, yang wajib kita hormati, jaga, dan menjadi tanggung jawab semua orang, terutama umat Islam.
Demikianlah Nabi Muhammad Saw menutup misi Islam dengan pernyataan yang nyaring dan jelas, bahwa perbedaan agama bukan penghalang untuk bertemu.
Termasuk untuk saling mengenal, saling menolong, dan saling bekerja sama untuk kebaikan dan keadilan.
Karena itu, tidak heran ketika banyak catatan hadits mengisahkan bahwa Nabi Muhammad Saw saling mengirim hadiah, saling berkunjung untuk undangan makan, saling menjual dan membeli.
Bahkan, sampai pada akhir hayat, Nabi Muhammad Saw masih memiliki hubungan baik dengan orang Yahudi, dengan berutang secara gadai.
Berbagai teladan Nabi Muhammad Saw inilah yang menjadi inspirasi tentang relasi mubadalah, atau kesalingan dan kerjasama. Baik antara muslim dan non-muslim pada masa kontemporer kita sekarang ini.*
*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir, dalam buku Relasi Mubadalah Muslim Dengan Umat Berbeda Agama.