Mubadalah.id – Dukungan dari masyarakat dengan hadirnya program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu kategori amal kebajikan (al-birr).
Hal ini merujuk kepada perintah Allah Swt kepada umat Islam untuk saling bekerja sama dalam hal melakukan amal kebajikan dan melarang kita untuk berkomplot dalam hal kebatilan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan:
“Allah ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling bahu-membahu dalam hal mengerjakan inilah yang kita sebut al-birr dan meninggalkan kemungkaran inilah yang kita sebut takwa (begitu juga) melarang mereka untuk berkomplot dalam melakukan kebatilan.”
Pernyataan Ibnu Katsir tersebut pada dasarnya adalah penafsiran atas firman Allah SWT dalam penggalan ayat kedua dari surat al-Ma’idah. Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk melakukan tolong-menolong dalam hal kebaikan dan takwa. Serta melarang kita untuk tolong-menolong dalam hal perbuatan dosa.
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong menolonglah kamu dalam hal kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksanya” (QS. al-Maidah ayat 2)
Lantas, bagaimanakah bentuk dukungan yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam program tersebut? Ada banyak cara yang bisa dilakukan di antaranya, misalkan dalam pembuatan PLTS yang membutuhkan lahan. Sementara pemerintah pada saat itu kesulitan mencari lahan yang ideal.
Maka, masyarakat dalam konteks ini sangat dianjurkan dengan suka rela membantu pemerintah dengan menghibahkan lahannya untuk kepentingan PLTS tersebut.
Kemudian, muncul pertanyaan: apakah menghibahkan lahan untuk kepentingan PLTS seperti dimaksud di atas dalam pandangan agama dapat dikategorikan sebagai sedekah jariyah atau sedekah yang pahalanya selalu mengalir?
Lalu, apakah keutamaanya juga sama dengan menghibahkan lahan untuk masjid/pesantren? Menjawab pertanyaan ini, perlu kita pahami terlebih dahulu pemahaman tentang sedekah.
Makna Sedekah
Sedekah dalam kitab-kitab fikih, dapat kita pahami sebagai sesuatu yang seseorang keluarkan berupa harta benda dalam kerangka untuk mendekatkan kepada Allah. Secara garis besar, sedekah terbagi menjadi dua.
Pertama, sedekah wajib yang kita kenal dengan istilah zakat. Al-Qur’an dan hadits sudah mengatur secara rinci tentang kadar zakat dan barang-barang yang wajib zakat.
Kedua, sedekah yang tidak wajib tetapi dianjurkan, yang dikenal dengan istilah sedekah tathawwu atau sedekah sunnah.
Sedekah ini di samping berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Allah juga berfungsi sosial, seperti menggerakkan ekonomi masyarakat. Tentang sedekah, al-Ashfahani dalam kitab Gharib al-Qur’an berkata:
“Sedekah adalah harta-benda yang dikeluarkan orang dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, pada dasarnya sedekah itu digunakan untuk sesuatu yang disunnahkan. Sedang zakat untuk sesuatu yang diwajibkan.” []