Mubadalah.id – Mubadalah.id bekerjasama dengan Eco Peace Warrior Yogyakarta menyelenggarakan diskusi dan pelatihan pelestarian lingkungan bersama komunitas lintas iman di Gedung Serba Guna Santi Sasana Pura Jagatnatha, Banguntapan, Bantul DIY, pada Minggu, 1 September 2024 lalu.
Kegiatan diskusi dan pelatihan lingkungan ini dihadiri sebanyak 38 peserta dari delegasi berbagai komunitas, organisasi dan lembaga keagamaan di Yogyakarta.
Adapun komunitas tersebut di antaranya Gusdurian Yogyakarta, Young Interfaith Peace Camp Yogyakarta, Srikandi Lintas Iman dan Simpul Iman Community.
Kemudian hadir juga dari Gereja Protestan Indonesia Barat Marga Mulya, Pasemetonan Mahasisya Hindu Dharma Yogyakarta dan Mahasiswa Asrama Hindu Bali.
Lalu dari Pondok Pesantren An-Najwah, Pondok Pesantren Al-Asfa, Pondok Pesantren Krapyak, Keluarga Mahasiswa Buddhis Atma Jaya, Gema Sukhacitta. Serta Santri Cssmora, Moragister UIN Sunan Kalijaga, dan Eco Peace Warrior Yogyakarta angkatan 2024.
Kegiatan diskusi dan pelatihan ini bertujuan membentuk ruang jumpa anak muda lintas iman untuk merespon isu sampah yang semakin mengkhawatirkan, terutama di Yogyakarta, sekaligus bertukar pikiran dan pengalaman dalam menjaga lingkungan.
Pada sesi pertama membahas persoalan krisis sampah yang mendesak di Yogyakarta. Yaitu saat ini Yogyakarta sedang darurat sampah.
Oleh sebab itu, dalam sesi ini kami mengajak kepada para peserta sepakat bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab bersama. Selain upaya reduce, reuse, dan recycle, mereka menekankan pentingnya prinsip “rethink” atau berpikir ulang secara bijak hingga dapat menciptakan solusi inovatif dalam menghadapi krisis sampah.
Membuat Eco Enzym
Pada sesi selanjutnya, para peserta dilatih untuk tentang bagaimana caranya membuat Eco Enzym. Pada sesi ini, para peserta didampingi langsung oleh Ibu Tsalis dan Ibu Nike dari Komunitas Eco Enzym Bantul DIY.
Selain memberikan pelatihan, kedua pendamping ini memberikan wawasan kepada peserta mengenai dampak negatif sampah organik terhadap lingkungan, seperti pencemaran lingkungan, ledakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan emisi gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global.
Selain itu, para peserta juga dikenalkan terkait Formula Eco Enzym. Pada sesi ini didampingi langsung oleh Dr. Rosukon Poompanvong, seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand.
Hasil dari Formula Eco Enzym tersebut adalah produk fermentasi dari gula/molase/madu, dengan campuran kulit buah-buahan atau sisa sayuran, gula, lalu air bersih dengan perbandingan 1:3:10.
Proses pembuatannya yang sederhana dan bahan baku yang mudah mereka dapat, menjadikan Eco Enzym sebagai solusi terjangkau dan ramah lingkungan.
Bahkan, menurut Dr. Rosukon Poompanvong, terdapat banyak sekali manfaat dari penggunaan Eco Enzym, baik sebagai pengganti pembersih sabun secara alami. Juga sebagai alat perawatan kesehatan pribadi, mengatasi berbagai luka, penghasil ion negatif. Serta memperbaiki kualitas udara dan air, sebagai pupuk organik, dan masih banyak lagi.
Dari acara ini, panitia menegaskan pentingnya kesadaran pribadi dalam menjaga lingkungan, Ibarat kita punya problem 100, maka kita perlu memulai meski dari angka 1, 2, 3 hingga seterusnya. Artinya setiap dari kita harus mulai dari langkah kecil untuk menghadapi berbagai masalah lingkungan dengan melakukan aksi nyata.
Praktik di masing-masing Komunitas
Sebagai langkah lanjutan, peserta harus mempraktikkan pembuatan Eco Enzym di tempat masing-masing. Sehingga pengetahuan dan keterampilan yang ia peroleh dapat langsung ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mubadalah.id dan Eco Peace Warrior Yogyakarta berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif serupa dan mengajak masyarakat luas. Termasuk untuk bersama-sama menciptakan lingkungan, dan menjaga bumi rumah kita bersama.
Untuk kita ketahui, kegiatan ini merupakan output dari kegiatan Eco Peace Wokshop For Youth Leaders pada bulan Juli lalu. Adapun anggota Eco Peace Warior Yogyakarta di antaranya Aniq Azhan, Basmah Nafisah, I Made Nanda dan Sisilia Cindy. []