Mubadalah.id – Di antara kita boleh jadi banyak yang mengenal Muhyiddin Ibnu Arabi, seorang ulama yang disematkan kepadanya gelar “asy-Syekh al-Akbar”, guru terbesar.
Gagasannya tentang “wahdah al-wujud” (kesatuan eksistensi) menjadi perbincangan kontroversial sepanjang zaman.
Namun, berapa banyak orang yang mengenal, dari mana ilmu pengetahuan dan pemikirannya yang demikian hebat itu?. Bagaimana Ibnu Arabi memberikan penghormatan yang demikian tinggi kepada perempuan?.
Ibnu Arabi ternyata adalah santri dari seorang perempuan bernama Fatimah binti al-Mutsanna al-Qurthubiyah.
Dialah salah satu guru yang mengajarkan kepada Arabi pengetahuan esoterik yang begitu luas dan mendalam yang banyak mengubah kehidupannya.
Pengalaman hidup Fatimah yang penuh derita mengantarkan konon mengantarkan Arabi pada pengetahuan esoterik yang mendalam.
Ibnu Arabi dalam kamus besarnya yang sangat terkenal, al-Futuhat aI-Makiyyah mengatakan:
“Aku mengabdi kepada seorang perempuan wali di Seville yang bernama Fatimah binti Ibnu al-Mutsanna al-Qurthubi. Aku mengabdi kepadanya selama dua tahun.”
“Saat itu, ia berusia 95 tahun. Aku malu memandang wajahnya, meski usianya sudah begitu lanjut. Pipinya kemerah-merahan. Wajahnya masih tampak cantik bagai perempuan usia empat belas tahun. Ia perempuan yang mengabdikan hidupnya kepada Allah. Pribadi dan pengetahuannya banyak memengaruhi pikiranku.”
Ibnu Arabi tidak sendirian. Ia bersama dua orang temannya yang juga santri Fatimah membangun rumah sederhana dari bambu untuk tempat tinggal gurunya itu. []