• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Hadits

Hadis Ayah Tidak Boleh Memaksakan Perjodohan untuk Putrinya

Kompilasi 60 Hadits Sahih tentang Hak-hak Perempuan dalam Islam

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
25/08/2016
in Hadits
0
Ayah Tidak Boleh Memaksakan Perjodohan untuk Putrinya

Ayah Tidak Boleh Memaksakan Perjodohan untuk Putrinya

413
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hadis ini menjelaskan tentang ayah tidak boleh memaksakan perjodohan untuk putrinya. Ada pernyataan seorang perempuan pada masa Nabi Saw, bahwa ia lebih berhak atas pernikahan drinya sendiri. Pernyataanya ini disetujui Nabi Muhammad Saw.

 

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ جَاءَتْ فَتَاةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنَّ أَبِي زَوَّجَنِي ابْنَ أَخِيْهِ لِيَرْفَعَ بِي خَسِيْسَتَهُ. قَالَ فَجَعَلَ الأَمْرَ إِلَيْهَا. فَقَالَتْ قَدْ أَجَزْتُ مَا صَنَعَ أَبِي وَلَكِنْ أَرَدْتُ أَنْ تَعْلَمَ النِّسَاءُ أَنْ لَيْسَ إِلَى الْآبَاءِ مِنَ الْأَمْرِ شَىْءٌ. رواه ابن ماجه.

 

Terjemahan:

Baca Juga:

Lebih Dekat Memahami Otoritas Tubuh Perempuan

Abu Buraidah menuturkan dari ayahnya yang berkata, “Ada seorang perempuan muda datang kepada Nabi Muhammad Saw., dan bercerita, ‘Ayahku menikahkanku dengan anak saudaranya untuk mengangkat derajatnya melaluiku.’ Nabi Muhammad Saw. memberikan keputusan akhir di tangan sang perempuan. Kemudian, perempuan itu berkata, ‘Ya Rasulullah, aku rela dengan yang dilakukan ayahku, tetapi aku ingin mengumumkan kepada para perempuan bahwa ayah-ayah tidak memiliki hak untuk urusan ini.” (Sunan Ibn Mājah).

 

Sumber Hadits:

Hadits ini diriwayatkan Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya (no. hadits: 1947) dan Imam Nasa’i dalam Sunan-nya (no. hadits: 3282).

 

Penjelasan Singkat:

Mungkin saja, untuk situasi kita saat sekarang, kisah-kisah pemaksaan pernikahan seperti kasus Siti Nurbaya zaman dahulu, sudah jarang terdengar lagi. Sebab, secara umum, sudah banyak perempuan yang mandiri, berpendidikan tinggi, memiliki penghasilan cukup, dan mempunyai pengalaman sosial yang cukup untuk membuatnya tidak harus dipaksa dalam urusan pernikahan oleh keluarga. Tetapi, teks hadits ini masih sangat relevan untuk menegaskan kemandirian dan kemanusiaan perempuan. Sebab, tidak sedikit orang yang masih menganggap bahwa perempuan harus tunduk pada keputusan laki-laki. Jika anak perempuan pada ayahnya, dan jika istri pada suaminya. Anggapan ini tentu saja menyalahi kemandirian perempuan sebagai manusia utuh. (Baca: Kabahagiaan Manusia Pada Umumnya Masih di Level Sementara)

Apalagi jika mengingat kondisi budaya Arab saat itu, ketika perempuan hampir tidak memiliki suara sama sekali mengenai dirinya, maka pernyataan Nabi Muhammad Saw. tersebut adalah sesuatu yang revolusioner. Kisah ini menggambarkan keberanian perempuan untuk melaporkan pelanggaran hak yang dialaminya. Ini tidak mungkin terjadi jika suasana sosial politik tidak dikondisikan terlebih dahulu oleh Nabi Muhammad Saw. Suasana sosial ketika perempuan merasa nyaman untuk menuntut hak-haknya dan melaporkan hal-hal yang dianggap melanggar hak-hak tersebut.

Lebih dari itu, seperti yang ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw. dalam teks ini, hak atas pernikahan perempuan adalah perempuan itu sendiri, bukan ayahnya, apalagi keluarga jauh. Ayah tidak boleh memaksakan perjodohan untuk putrinya. Sebab, yang akan hidup berumah tangga adalah perempuan tersebut. Sehingga, ia harus benar-benar merasa nyaman, rela, dan tidak ada unsur paksaan sama sekali. Kerelaan dan kenyamanan adalah pondasi utama dalam mewujudkan pernikahan yang sakīnah, mawaddah, dan rahmah, yang diperintahkan al-Qur’an.

Tags: hak perempuan dalam berceraihak perempuan dalam nikahhak tubuh perempuan
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Menghindari Zina

Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

17 Januari 2024
Laki-laki dan Perempuan Berduaan

Benarkah Ada Setan di Antara Laki-laki dan Perempuan yang Berduaan?

27 Desember 2023
Gagasan Mubadalah

Melacak Gagasan Mubadalah dalam Hadits Telaah Faqihuddin Abdul Kodir

19 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah Nabi Perempuan

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (6): Ketika Nabi Berdiri Menyambut Kedatangan Perempuan

10 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah Perempuan

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (5): Mengapa Harus Menghormati Perempuan?

2 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri

25 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version