Mubadalah.id – Orang tua adalah sosok yang paling berpengaruh dalam membantu mengenalkan berbagai macam kondisi kepada anak. Para orang tua dapat membantu anak untuk mengidentifikasi kondisi di sekitarnya seperti berbahaya, menyenangkan, dingin, panas dan lain-lain.
Para orang tua juga dapat menjelaskan apa dan bagaimana setiap kondisi itu dan bagaimana dampaknya bagi anak itu sendiri.
Oleh sebab itu, berikut pentingnya mengenal empat kondisi paling penting untuk anak, seperti dikutip di dalam buku Parenting With Love, yang ditulis Maria Ulfah Anshor.
Pertama, bila pola perilaku sosial yang buruk dikembangkan di rumah, anak akan menemui kesulitan untuk melakukan penyesuaian sosial yang baik di luar rumah. Meskipun dia diberi motivasi kuat untuk melakukannya.
Anak yang mendapat pengasuhan dengan pendidikan metode otoriter, misalnya, sering mengembangkan sikap benci terhadap semua orang. Termasuk karena pola asuh yang serba-membolehkan di rumah, anak akan menjadi orang yang tidak mau memperhatikan keinginan orang lain.
Kedua, bila anggota rumah kurang memberikan model perilaku untuk ditiru, anak akan mengalami hambatan serius dalam penyesuaian sosialnya di luar rumah.
Anak yang meniru perilaku orang tua yang menyimpang akan mengembangkan kepribadiannya menjadi tidak stabil. Serta bisa jadi ia akan agresif, bahkan mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang penuh dendam. Juga melakukan tindakan kriminalitas ketika mereka beranjak dewasa.
Kurangnya Motivasi
Ketiga, kurangnya motivasi untuk belajar dapat sering timbul dari pengalaman sosial awal yang tidak menyenangkan, baik di rumah atau di luar rumah.
Sebagai contoh, anak yang selalu digoda atau diganggu oleh saudaranya yang lebih tua, atau yang diperlakukan sebagai orang yang tidak dikehendaki dalam permainan mereka, maka ia tidak akan memiliki motivasi kuat untuk berusaha melakukan penyesuaian sosial yang baik di luar rumah.
Keempat, meskipun memiliki motivasi kuat untuk belajar. Termasuk melakukan penyesuaian sosial yang baik, anak tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar ini.
Misalnya, apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan dapat “menguasai” agresivitasnya setelah bertambah dewasa dan mengalami hubungan sosial yang lebih banyak. Maka anak itu tidak akan mengasosiasikan agresivitasnya dengan penolakan teman sebaya yang ia alami. Akibatnya, dia tidak akan berusaha untuk mengurangi agresivitasnya.
Oleh sebab itu, pentingnya bagi para orang tua dalam memahami kecenderungan karakter yang anak miliki, apakah seorang anak pandai bergaul. Atau justru mengalami kesulitan dalam bergaul bergantung dari metode pengasuhan dan pendidikan apa yang telah orang tua terapkan kepada anak-anaknya. []