• Login
  • Register
Selasa, 21 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Metodologi

Islam, Kemanusiaan, dan Amanah Kekhalifahan Perempuan

Sebagai sesama Khalifah fil Ardl, laki-laki dan perempuan sama-sama wajib bekerjasama memastikan ruang domestik dan publik bisa bebas dari kekerasan, termasuk kekerasan terhadap perempuan

Nur Rofiah Nur Rofiah
02/12/2021
in Metodologi, Rujukan
0
Urgensi UU TPKS, dan Misi Kerasulan

Titik Tengah

149
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika manusia masih hanya mempunyai kesadaran sebagai makhluk fisik, maka nilai manusia dipandang tergantung pada fisik atau hal yang bersifat materil. Misalnya 1 laki-laki yang buruk hati dipandang lebih bernilai dari berapapun jumlah perempuan yang baik hati.

Secara spesifik nilai laki-laki tergantung pada kemampuannya memiliki harta. 1 laki-laki kaya yang buruk hati dipandang lebih mulia daripada berapapun orang miskin yang baik hati. Sementara, nilai perempuan tergantung sejauh mana menarik secara seksual bagi laki-laki. 1 perempuan cantik yang buruk hati dipandang lebih mulia daripada berapapun perempuan yang tidak cantik tapi baik hatinya.

Islam membangun kesadaran bahwa manusia bukanlah hanya makhluk fisik, melainkan juga intelektual karena punya akal, dan spiritual karena punya hati nurani. Standar nilai mereka pun berubah, yakni tergantung taqwa. Siapapun yang bertaqwa lebih bernilai daripada yang kurang atau tidak bertaqwa.

Taqwa terkait erat dengan status melekat manusia sebagai hanya hamba Allah (Tauhid) dan  dengan status melekat mereka sebagai Khalifah fil Ardl yang tugasnya adalah mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi.

Taqwa adalah kemampuan menjaga komitmen Tauhid pada Allah yang dibuktikan dengan kemaslahatan pada makhluk-Nya di bumi, atau iman pada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang dibuktikan dengan prilaku baik (amal shaleh) pada makhluk-Nya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Poligami Banyak Merugikan Kaum Perempuan

Baca Juga:

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Poligami Banyak Merugikan Kaum Perempuan

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa”, Allah menegaskan dalam QS al-Hujurat, dan ‘Bersikaplah adil karena ia lebih dekat dengan taqwa”? Allah mengigatkan dalam Qs. Al-Maidah.  Jadi, salah satu syarat menjadi orang mulia di sisi Allah adalah bersikap adil, termasuk adil pada perempuan!

Sebagai makhluk intelektual dan spiritual, nilai manusia, laki-laki maupun perempuan, tergantung pada semaksimal apa mendayagunakan akal budinya untuk mewujudkan kemaslahatan, baik bagi dirinya sendiri maupun pihak lain, atas dasar iman kepada Allah.

Tindakan kekerasan, termasuk kekerasan terhadap perempuan hanya karena menjadi perempuan, adalah kezaliman atau ketidakadilan. Ingin mulia di sisi Allah? Stop kekerasan terhadap perempuan!

Semoga kita mampu membuktikan iman juga dengan mencegah diri dan orang lain untuk menjadi pelaku, maupun korban kekerasan terhadap perempuan.

Amanah Kekhalifahan Perempuan

Sejarah peradaban manusia diwarnai dengan sikap dan tradisi tidak beradab pada perempuan selama berabad-abad lamanya. Misalnya tradisi penguburan bayi perempuan hidup-hidup, memaksa perempuan kawin di usia anak, mengurung perempuan menstruasi, menjadikan perempuan sebagai harta yang dijual, diwariskan, dan dihadiahkan, infibulasi (memutilasi vagina luar sampai habis), membakar istri hidup-hidup bersama jenazah suami, dll.

Prilaku dan tradisi yang membahayakan kesehatan dan keselamatan perempuan di atas berakar pada cara pandang buruk atas perempuan. Misalnya melihat perempuan sebagai harta, bukan manusia, yang menjadi milik mutlak laki-laki seumur hidupnya. Pertama ayah, lalu suami, lalu anak atau kerabat laki-laki.

Dalam situasi seperti ini, tubuh perempuan adalah sepenuhnya terserah pada laki-laki pemiliknya. Perempuan hidup untuk mengabdi demi kemaslahatan laki-laki. Kemaslahatan perempuan bukanlah sesuatu yang penting kecuali kemaslahatan tersebut berdampak pada berkurangnya kemaslahatan laki-laki pemiliknya. Misalnya perempuan harus sehat, bukan supaya dia nyaman, tapi supaya bisa melayani laki-laki dengan baik.

Karenanya, dalam mewujudkan keadilan bagi perempuan, Islam juga membangun cara pandang baru atas perempuan:

  1. Perempuan adalah manusia sehingga wajib disikapi secara manusiawi. Jadi, sebagai sesama manusia laki-laki dan perempuan mesti sama-sama bersikap dan disikapi secara manusiawi.
  2. Perempuan juga adalah Khalifah fil Ardl dengan tugas mewujudkan kemaslahatan di muka bumi sehingga hidup perempuan bukanlah untuk mewujudkan kemaslahatan laki-laki melainkan bersama laki-laki mewujudkan kemaslahatan sesama makhluk Allah di bumi, sekaligus bersama-sama pula menikmatinya, baik di ruang domestik (rumah), maupun publik.

Sebagai sesama Khalifah fil Ardl, laki-laki dan perempuan sama-sama wajib bekerjasama memastikan ruang domestik dan publik bisa bebas dari kekerasan, termasuk kekerasan terhadap perempuan. Bukan perempuannya yang disingkirkan, melainkan ruangnya yang diintervensi agar aman. Ingat, perempuan juga adalah Khalifah fil Ardl sehingga mereka bukanlah pendatang, melainkan juga pemilik ruang publik!

Semoga kita semua bisa bekerjasama untuk menghapuskan kekerasan dalam bentuk apapun pada siapapun termasuk kekerasan terhadap perempuan di ruang domestik, maupun publik. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamien. []

Tags: islamJaringan KUPIKampanye 16 HAKTPperempuanulama perempuan
Nur Rofiah

Nur Rofiah

Nur Rofi'ah adalah alumni Pesantren Seblak Jombang dan Krapyak Yogyakarta, mengikuti pendidikan tinggi jenjang S1 di UIN Suka Yogyakarta, S2 dan S3 dari Universitas Ankara-Turki. Saat ini, sehari-hari sebagai dosen Tafsir al-Qur'an di Program Paskasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ) Jakarta, di samping sebagai narasumber, fasilitator, dan penceramah isu-isu keislaman secara umum, dan isu keadilan relasi laki-laki serta perempuan secara khusus.

Terkait Posts

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

9 November 2022
Hadits tentang Pemukulan Anak

Hadis tentang Pemukulan Anak Perspektif Maqashid Syariah

8 November 2022
Eisegesis

Tafsir Eisegesis Atas Pernyataan Menteri Agama

1 November 2022
Cara Menentukan Waktu Berbuka Saat Berada di Pesawat

Cara Menentukan Waktu Berbuka Saat Berada di Pesawat

30 Oktober 2022
Siapa yang Wajib Menafkahi Keluarga?

Siapa yang Wajib Menafkahi Keluarga?

29 Oktober 2022
Hadits dalam Perspektif Mubadalah

Hadits dalam Perspektif Mubadalah

28 Oktober 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri
  • Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist