• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Izin Poligami Menurut Nyai Badriyah Fayumi

Terkadang istri pertama yang harus nyingkir, kadang istri kedua yang menarik diri. Tak jarang terjadi upaya saling menyingkirkan antara istri. Di tengah-tengah itu semua, anak terseret-seret dalam pusaran kemelut dan perseteruan

Redaksi Redaksi
23/08/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
izin poligami

izin poligami

323
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa sering kita jumpai kenyataan kandasnya rumah tangga karena poligami.

Terkadang istri pertama yang harus nyingkir, kadang istri kedua yang menarik diri. Tak jarang terjadi upaya saling menyingkirkan antara istri.

Di tengah-tengah itu semua, anak terseret-seret dalam pusaran kemelut dan perseteruan.

Semangat menghindarkan perceraian dan perseteruan dalam poligami itulah yang melatarbelakangi mengapa dalam UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan ada aturan tentang izin poligami (pasal 3 ayat 2, pasal 4, dan 5), sekali pun pada dasarnya UU ini menganut monogami (pasal 3 ayat 1).

Dengan persetujuan istri, Nyai Badriyah menyebutkan, poligami akan dilakukan tidak merusak rumah tangga yang sudah terbangun karena istri rela.

Baca Juga:

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

Tafsir Sakinah

Benarkah Istri Shalihah Itu yang Patuh Melayani Suami?

Inilah, lanjutnya, upaya jalan tengah hukum Indonesia dalam menyelesaikan masalah poligami yang faktanya banyak membawa masalah dan penderitaan bagi perempuan dan anak.

Adanya keharusan izin poligami dalam hukum positif Indonesia, walau tetap menyisakan masalah bagi istri, ternyata masih belum bisa diterima kalangan pro poligami.

Alasannya, menurut mereka, poligami adalah bagian dari hak beragama yang tidak boleh negara batasi.

Lebih lanjut, izin poligami tidak ada ajarannya. Izin materi tentang izin poligami ini pun pernah Mahkamah Kontitusi gelar di penghujung dekade 2000-an.

Hasilnya, MK memutuskan menolak permohonan tersebut. Tidak ada hak konstitusional warga negara yang melanggar dalam ketentuan ini, termasuk yang mengeklaim sebagai hak beragama.

Sebaliknya, izin poligami adalah perlindungan atas hak konstitusional warga negara yang rentan terhadap ketidakadilan, yakni istri dan anak-anak. (Rul)

Tags: istriIzinmenikahmenurutMonogamiNikahNyai Badriyah Fayumipernikahanpoligamisuami
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama
  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID