Mubadalah.id – Pembahasan judi online berhasil menghiasi semua linimas media sosial saya pada pekan ini. Judi di ruang digital kini menjadi salah satu momok menakutkan bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Hal tersebut berkaitan dengan dampak dan kerugiannya yang tidak hanya mengintai para pengguna. Melainkan orang-orang terdekat juga berpeluang terdampak dan dirugikan.
Melansir dari website DPR RI, pengguna judi ini di Indonesia berjumlah 201.122. Sungguh ironi karena angka tersebut menjadikan Indonesia berada di posisi puncak pengguna judi online di dunia.
Judi Online Merupakan Masalah Struktural
Kita pasti kerap berpikir kenapa angka pengguna judi online semakin tinggi. Padahal semua tahu bahwa peluang keuntungannya sangat kecil.
Judi online bukan hanya tentang kecil dan besarnya keuntungan. Meskipun telah kalah berkali-kali, penggunanya akan terus bermain demi membalas kekalahan mereka sebelumnya.
Fakta menarik yang saya temukan dari salah satu artikel mojok bahwasannya judi online merupakan masalah struktural. Kebanyakan pengguna berasal dari kalangan orang dengan pendapatan rendah tapi memiliki keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagaimana manusia.
Mereka ingin memiliki rumah, mobil, kuliah atau bahkan liburan. Akan tetapi, dengan keterbatasan keuangan yang ada bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut? Betul sekali, judi menjadi salah satu solusi singkat yang mereka pilih. Dengan modal 50 ribu dan handphone, mereka bisa mempunyai harapan untuk memenuhi keinginannya.
Selain itu, kehadiran pemerintah dan kerja sama semua pihak dalam menangani fenomena ini juga masih patut untuk dipertanyakan. Laporan Tempo memaparkan 800 ribu situs judi online berhasil diblokir oleh menkominfo yang bekerja sama dengan beberapa sektor.
Akan tetapi, iklan-iklannya masih menghiasi timeline beberapa platform media sosial. Bahkan lebih parah, anak-anak mengenal judi online dari siaran langsung para gamers yang dekat dengan dunia mereka dan bisa mereka akses secara mudah.
Dampak dan Kerugian Akibat Judi Online
Berikut beberapa dampak dan kerugian judi online.
Meningkatnya Angka Perceraian
Sejumlah 179 istri di Bojonegoro gugat cerai suami karena kecanduan judi online, kurang lebih seperti itu judul dan postingan berita di sosmed akhir-akhir ini.
Meningkatnya kasus perceraian karena judi online bukan hanya terjadi pada tahun 2024. Fenomena ini sudah terjadi sepanjang tahun 2020 hingga sekarang.
Para istri yang memutuskan untuk menggugat cerai pasangannya lantaran terkena dampak dari judi ini. Banyak dari suami mereka yang kecanduan judi online, nekat melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang. Seperti menjual sertifikat kendaraan, tanah, bahkan rumah untuk berjudi.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Selain meningkatnya angka perceraian, KDRT juga kerap terjadi akibat judi online. Saya menemukan cuplikan video KDRT bahkan sudah masuk percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh suami kepada istrinya.
Dalam video terdapat sang suami yang menyodorkan sajam sembari marah-marah kepada isrinya. Keterangan yang saya dapat dari akun tiktok yang sama, bahwasannya latar belakang sang suami melakukan demikian adalah karena takut ketahuan selingkuh dan main slot judi.
Kondisi Psikologis yang Tidak Stabil
Melansir dari website psikologi uma, orang yang kecanduan bermain judi online akan menghabiskan semua uang mereka karena memiliki ambisi untuk menang. Jika kalah dan uangnya sudah habis, mereka akan berupaya mendapatkan uang untuk kembali bermain.
Akan tetapi setelah semua uang dan harta habis, atau bahkan sudah memiliki utang pengguna bisa mengalami gangguan emosional yang parah. Sejauh yang saya tau, orang-orang biasa menyebut keadaan ini dengan istilah “rungkad”.
Karena kondisi psikologis tersebut, sangat mungkin jika pengguna melakukan kekerasan terhadap orang terdekat mereka. Bahkan mereka juga berpeluang melakukan percobaan pembunuhan untuk melampiaskan kekesalan atas kekalahannya.
Judi online mungkin menyenangkan dan memberikan keuntungan di awal. Akan tetapi, mari berpikir kembali bagaimana judi ini idak hanya dapat merugikan pengguna, tapi juga orang-orang di sekitarnya. []