• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kemanusiaan dan Keber-agamaan, Mana yang Diutamakan?

Pentingnya mendahulukan kemanusiaan hingga disebutkan kemanusiaan mendahului keberagamaan. Tidak peduli dari ras, suku, golongan dan keluarga, kita semua adalah saudara sesama manusia

Herlina Herlina
06/08/2021
in Pernak-pernik
0
Kemanusiaan

Kemanusiaan

296
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak pandemi datang di bumi Indonesia ini, keadaan berubah. Masyarakat menjadi sangat kuatir dan muncul kepanikan dimana-mana. Sektor pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial juga mengalami guncangan. Banyak yang tidak tenang, lebih-lebih tentang hidup. Covid-19 merupakan mimpi buruk bagi kita semua.

Banyak orang yang meninggal tanpa perantara sakit, ada pula yang ketika isoman, dijauhi oleh orang tetangga seakan dikucilkan karena penyakit covid-19. Kenyataan ini semakin menambah kekhawatiran masing-masing diantara kita, seakan kematian menjadi sangat dekat.

Fakta suasana pandemi saat ini menjadikan kita supaya lebih menghargai hidup dan mensyukuri yang ada. Suasana genting memaksa kita untuk terus bertahan di tengah kesulitan. Kemiskinan semakin banyak, lapangan kerja sedikit, banyak yang terkena PHK karena perusahaan hampir bangkrut, akhirnya banyak orang yang menjadi pengangguran.

Di tengah keadaan mendesak seperti ini, kita harus saling membantu sesama. Sebagai umat muslim, bersikap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, dengan toleransi, simpati dan empati menandakan kita bukan umat yang apatis atau hanya memikirkan diri sendiri. Hidup bersosial dan saling membantu menjadikan kita lebih dihargai orang lain dan dikenal baik oleh orang. Berbuat baik terhadap orang lain merupakan perilaku sosial yang menjaga perilaku kemanusiaan.

Pentingnya Perilaku Kemanusiaan

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • 5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili
  • Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Baca Juga:

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Quraish Shihab menyatakan, setiap manusia memiliki potensi cinta dan harus diaplikasikan dalam dunia nyata. Kemanusiaan itu hadir dalam diri manusia dari hati bukan atas kecerdasan akalnya. Ia lahir dalam rohani manusia bukan jasmaninya. Pada dasarnya manusia itu baik, jika ia jahat maka lingkungan eksternalnyalah yang berpotensi besar memunculkan stimulus demikian.

Pada masa pandemi saat ini, sikap kemanusiaan sangat dibutuhkan. Saling membantu tanpa memandang perbedaan, lebih-lebih perbedaan agama. Kita semua bersaudara, jika sesama umat Islam kita bersaudara dalam keimanan, namun jika bukan muslim kita bersaudara dalam kemanusiaan. Berbuat baik harusnya pun tidak perlu memikirkan dari mana asal dan latar belakangnya.

Berbuat baik harusnya tidak ada syarat dalam pengaplikasian, itulah yang membedakan orang baik secara natural atau baik karena ingin dipandang baik. Mendahulukan kemanusiaan merupakan perilaku tepat. Dalam hal ini banyak yang sepakat bahwa manusia harus saling membantu tanpa ada syarat dan ketentuannya. Kita semua bersaudara dan sebagai makhluk sosial pun harus saling mencintai, menghormati, dan saling membantu.

Ada suatu hadits tentang berbuat baik kepada orang lain, “Seseorang tidak akan mencapai peringkat sempurna dari iman kecuali jika ia mencintai/menyukai buat saudaranya apa yang dicintai/sukai buat dirinya” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut menyatakan derajat orang baik yang berbuat baik terhadap orang lain diibaratkan telah mencapai tingkat kesempurnaan iman. Artinya, tanda orang yang mencapai tingkatan tertinggi imannya ialah yang mengaplikasikan kemanusiaan.

Antara Kemanusiaan dan Keberagamaan, Manakah yang Harus Diutamakan?     

Tanda-tanda orang memiliki sikap kemanusiaan, ia akan mencintai orang lain dan membantunya ketika mengalami masa sulit. Mendahulukan kepentingan sosial tanpa melihat latar belakang. Sikap kemanusiaan juga diajarkan dalam agama Islam. Agama sangat menuntut umatnya menerapkan perilaku kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.

Syariat agama juga sangat menganjurkan umatnya untuk tidak mengabaikan kemanusiaan. Alquran juga menyebutkan dalam QS. Al-Ma’un ayat 1-3, “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” Ayat tersebut mengindikasikan bahwa kita sebagai umat beragama (Islam) sudah seharusnya berbuat baik kepada dhuafa, anak yatim, dan orang lain yang membutuhkan.

Ayat-ayat lainnya juga banyak menganjurkan umat Islam untuk berbuat baik dan saling membantu dalam perbedaan. Dalam Sirah Nabi Muhammad, perilaku Nabi dapat dijadikan tauladan untuk kita semua lebih-lebih dalam bersikap baik terhadap orang lain termasuk non muslim. Tidak ada perbedaan yang menjadi batasan dalam menyalurkan kebaikan. Nabi saja tidak mementingkan latar belakang, lalu mengapa kita sebagai umat beragama masih mensyaratkan orang yang berhak di bantu.

Pentingnya mendahulukan kemanusiaan hingga disebutkan kemanusiaan mendahului keberagamaan. Tidak peduli dari ras, suku, golongan dan keluarga, kita semua adalah saudara sesama manusia. Agama Islam juga tidak memandang berbeda. Maka jika terdapat muslim atau muslimah yang masih mensyaratkan dalam berbuat kebaikan dan membuat perbedaan dengan non muslim, perlu dipertanyakan tingkatan imannya jika Allah saja menganjurkan umat untuk bersosial dengan perilaku yang sebaik-baik perilaku sebagaimana akhlak Nabi Muhammad. Waallahu a’lam. []

 

Tags: islamkeadilanKeberagamaankemanusiaanKesalinganKesetaraanModerasi BeragamaPandemi Covid-19Pandemi GlobalPerdamaiantoleransi
Herlina

Herlina

Perempuan asal Sumenep, Madura kelahiran 31 Juli 1993. Alumni UIN Sunan Kalijaga, sekarang aktif di kegiatan sosial Yogya, perempuan pencinta alam, penikmat kopi dan buku. Selain itu tengah belajar berbisnis dan membangun usaha mandiri. Untuk saling tegur sapa, bisa dikunjungi melalui akun media Twitter: @Ellyn_31, IG: @ellynmusthafa, Email= [email protected]

Terkait Posts

Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
agama

Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

25 Maret 2023
keragaman

Keragaman Alam Semesta Adalah Kehendak Tuhan untuk Manusia

24 Maret 2023
Toleransi

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

24 Maret 2023
Khutbah Jum'at

Bermain Hape Saat Khutbah Jum’at

24 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist