Mubadalah.id – Kerahmatan Islam merupakan salah satu bentuk kasih sayang Islam dalam menghormati orang lain, termasuk juga mereka yang berbeda agama, bukan hanya ketika dia masih hidup. Bahkan juga ketika sudah mati.
Sahal bin Hanif dan Oais bin Sa’ad, dua sahabat Nabi Saw, mengatakan bahwa suatu saat, ada jenazah melewati Nabi Saw. Beliau tiba-tiba saja berdiri. Nabi Saw diingatkan bahwa jenazah tersebut adalah seorang Yahudi. “Alaisat nafsan? (Bukankah ia adalah manusia)?” jawab Nabi Saw.
Atas dasar ini, kerahmatan Islam melarang orang-orang beriman mencaci maki keyakinan orang lain. Mencaci maki orang lain, termasuk dalam soal keyakinannya, bisa berarti sama dengan mencaci maki diri sendiri dan keyakinannya.
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-An’am ayat 108).
Toleransi dan Dialog Antaragama
Toleransi (at-tasamuh) mengandung makna sikap mental dan cara bertindak yang tidak memaksakan kehendak terhadap orang yang tidak sejalan dengan keyakinan dan pemikiran dirinya.
Dalam taraf yang lebih tinggi, toleransi adalah sikap menghargai dan menyambut “liyan” dengan hangat, meskipun berbeda dengan dirinya.
Ini tidaklah sama dengan pandangan sebagian orang bahwa mengakui pluralisme, toleransi (at-tasamuh), dan dialog antaragama sama artinya dengan mengakui kebenaran agama lain, sama dengan menyamakan agama atau bahkan sama dengan sinkrisisme.
Pandangan ini tentu kita tolak bukan hanya oleh Islam. Tetapi juga oleh pemeluk semua agama. Sikap Islam dalam hal ini adalah jelas: “Agamamu adalah agamamu, dan agamaku adalah agamaku.” []