• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Kerjasama Ibu dan Anak Menghadapi Pengalaman Biologis

Jika perempuan menstruasi dimitoskan sebagai “perempuan kotor”, maka perempuan menopause dimitoskan sebagai “perempuan  infertil (mandul)”. Kedua mitos antara ibu dan anak ini tentu saja membawa konsekuensi panjang di masyarakat.

Yulinar Aini Rahmah Yulinar Aini Rahmah
05/01/2021
in Keluarga, Kolom
0
Ibu dan Anak

Ibu dan Anak

137
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Jika seorang ibu mempersiapkan segala kebutuhan anak perempuannya saat menarche (menstruasi pertama), maka adakah timbal balik selanjutnya antara ibu dan anak, misal seorang anak perempuan mempersiapkan segala kebutuhan ibunya saat perimenopause (tahap pertama menopause)?”.

Menstruasi dan menopause merupakan pengalaman biologis yang dijalani perempuan. Ketika pengalaman itu tiba, menunjukkan bagaimana membangun relasi ibu dan anak saat menghadapinya. Sekira begitulah pertanyaan yang muncul beberapa hari setelah perayaan hari ibu usai beberapa minggu yang lalu.

Sebagaimana relasi ibu dan anak yang saya alami. Saya tiba-tiba teringat hari dimana saya mengalami menstruasi pertama. Ibu menghampiri saya dan saya merasa kebingungan. Menstruasi dan menopause merupakan dua fase pada diri perempuan yang kedatangannya ditunggangi mitos-mitos yang cenderung mendiskreditkan perempuan.

Jika perempuan menstruasi dimitoskan sebagai “perempuan kotor”, maka perempuan menopause dimitoskan sebagai “perempuan  infertil (mandul)”. Kedua mitos antara ibu dan anak ini tentu saja membawa konsekuensi panjang di masyarakat.

Mitos perempuan kotor pada fase menstruasi mengandung konsekuensi bahwa wanita harus dijauhi secara mutlak seperti tidak boleh tinggal satu rumah atau menggunakan peralatan secara bersama-sama dengan si perempuan menstruasi. Sedangkan pada fase menopause, mitos perempuan infertil memiliki konsekuensi pada berkurangnya pelayanan prima terhadap suami.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Baca Juga:

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Kedua konsekuensi ini mungkin terdengar “jadul” dan barangkali tidak lagi dilakukan oleh masyarakat saat ini. Namun faktanya, masih ada konsekuensi kecil dan remeh yang tetap saja menyelimuti, sebut satu saja misalnya menjadi bulan-bulanan teman laki-laki.

Saya masih ingat kejadian kawan sebangku saat menstruasi yang rok belakangnya penuh dengan bercak merah. Kejadian ini membuat teman laki-laki kami tertawa dan mem-bully-nya habis-habisan. Bulian semacam ini tentunya tidak seharusnya terjadi.

Beberapa pandangan negatif masyarakat tersebut mau tidak mau tumbuh dalam pre-asumsi seorang perempuan. Bisa dibayangkan, bagaimana tekanan-tekanan menghantui pikiran seorang perempuan pada masa-masa jelang memasuki dua fase tersebut. Tentu tidak semua perempuan mengalami tekanan tersebut. lagi-lagi, edukasi dan relasi ibu dan anak memang diperlukan di sini.

Secara ilmiah fase menstruasi dan menopause telah banyak dijelaskan oleh para ahli. Salah satu indikasi masuknya perempuan pada dua fase tersebut adalah adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis.

Pada fase menstuasi, beberapa perubahan fisik terjadi seperti munculnya benjolan payudara, tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan serta perubahan fisik lainnya. Sedangkan pada fase menopause, perubahan fisik yang terjadi diantaranya payudara yang mulai kendur, kulit kering dan perubahan fisik lain yang mengarah pada berkurangnya fungsi organ.

Meskipun saat menstruasi dan menopause perubahan fisik perempuan mengarah pada kutub yang berlawanan, perubahan psikis pada dua fase ini memiliki ciri yang sama. Perempuan menjelang masa menstruasi dan menopause akan mengalami rasa malu hingga insecure. Dalam kondisi seperti ini, peran relasi ibu dan anak, serta orang-orang sekitar terutama keluarga sangat diperlukan.

Dengan minimnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki perempuan di awal memasuki fase menstruasi, peran orang tua khususnya ibu sangat dibutuhkan dalam me-manage hal-hal besar yang akan dihadapi si anak perempuan. Maka relasi ibu dan anak penting untuk dikuatkan.

Misal, datangnya darah dan bagaimana memperlakukannya, perubahan fisik dan bagaimana cara penerimaannya, juga perubahan mood dan bagaimana mengendalikannya. Tak lupa termasuk hal-hal detail seperti menjelaskan cara pemakaian pembalut untuk pertama kalinya, menghitung periode menstruasi, bahkan memberikan pengertian tentang hal-hal “klenik” berkaitan dengan menstruasi.

Jika pada fase menarche, seorang ibu dengan sedemikian telaten merawat dan mempersiapkan segala kebutuhan anak perempuannya, maka sudah barang tentu seorang anak perempuan membersamai ibunya pada fase perimenopause. Sehingga terbangun kesalingan antara ibu dan anak.

Berdasarkan teori umum tentang dukungan sosial yang dikutip dari buku berjudul “Menopause: Masalah & Penanganannya”, individu yang diharapkan bisa memberikan dukungan sosial antara lain pasangan, orang tua, anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan, atasan dan konselor.

Sedangkan bentuk-bentuk dukungan yang bisa dilakukan antara lain berupa dukungan emosional seperti mendengarkan keluhan, dukungan informasional seperti memberikan atau mencarikan informasi serta dukungan konkret dalam bentuk pekerjaan-pekerjaan fisik.

Dukungan-dukungan tersebut tidak lain sebagai bentuk kepedulian terhadap perempuan yang memasuki awal fase menopause dalam rangka mengurangi sedikit beban fisik dan psikis yang ditanggungnya. Jika ditilik lebih dalam, ada berbagai hal kompleks yang selama ini tidak berani diutarakan perempuan yang memasuki fase menopause disebabkan anggapan tabu atau bahkan anggapan sepele masyarakat.

Hal tersebut mendorong salah satu praktisi family planning yang juga seorang wartawan Selandia Baru, Raewyn Mackenzie membuat sebuah seminar tentang menopause yang melibatkan perempuan yang memasuki fase menopause maupun yang belum.

Hasil dari pertanyaan dan diskusi dalam seminar tersebut diceritakan dengan epic oleh Mackenzie dalam sebuah buku berjudul “Menopause: A prcatical, self help guide for women” yang juga sudah tersedia dalam versi bahasa Indonesia dengan judul “Menopause Tuntunan Praktis untuk Wanita”.

Melalui buku ini, Mackenzie membagi ilmu tentang menopause dalam panduan sederhana dengan format bahasa yang mudah agar bisa diakses oleh perempuan-perempuan berbagai lapisan. Namun tidak ada salahnya jika buku ini juga direkomendasikan untuk perempuan-perempuan yang belum memasuki masa menopause.

Selain untuk pembelajaran jangka panjang dirinya sendiri, tujuan yang tidak kalah pentingnya adalah turut membersamai ibunya yang sedang memasuki masa menopause. Lebih luas lagi, rekomendasi buku Mackenzie ini juga berlaku untuk para laki-laki dalam membersamai perempuan-perempuannya (ibu atau istrinya) yang berada pada fase menjelang menopause.

Jadi, sudah seberapakah kepedulian kita terhadap ibu kita yang menopause? Bukankah kita selalu meminta Tuhan menyayangi orang tua kita sebagaimana kita kecil sebagai bukti kelemahan kita untuk bisa membalas budi orangtua?

Namun tidak ada salahnya kita melakukan tindakan-tindakan kecil seperti membersamai ibu kita ketika menopause. Barangkali dengan hal-hal kecil seperti inilah harmoni kesalingan-kesalingan ibu dan anak akan tumbuh. []

Tags: Anak PerempuanIbuKesalinganMenstruasiPengalaman biologis perempuanperempuanRelasi Orang Tua dan Anak
Yulinar Aini Rahmah

Yulinar Aini Rahmah

Terkait Posts

Perayaan Nyepi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

22 Maret 2023
Menjadi Minoritas

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

21 Maret 2023
Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjadi Minoritas

    Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist