• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Khadijah Bint Suhnun: Ulama Perempuan Tunis yang Menjomblo

Khadijah bint Suhnun tampaknya lebih terpikat pada kerja-kerja intelektual, menyebarkan ilmu pengetahuan dan melakukan advokasi-advokasi kemanusiaan

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
13/11/2022
in Hikmah
0
Khadijah bint Suhnun

Khadijah bint Suhnun

816
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Khadijah bint Suhnun adalah perempuan ulama. Sampai akhir hayatnya ia memilih tidak menikah (menjomblo).

Nama lengkapnya Khadijah bint al-Imam Abd al-Salam Suhnun bin Sa’id al-Tanukhi. Lahir di Qairawan, Tunisia, tahun 160 H.

Al-Imam al-Qadhi ‘Iyadh (w. 1149 M), penulis Kitab al-Syifa, menulis dalam bukunya yang lain Tartib al-Muluk wa Tartib al-Masalik fi Ma’rifah A’lam Madzhab Malik.

“Khadijah bint Suhnun adalah perempuan ulama, cendikia, cerdas dan pribadi yang indah. Pengetahuan agamanya sangat luas, bahkan mengungguli kebanyakan ulama laki-laki. Ia memberi fatwa keagamaan dan melakukan advokasi-advokasi sosial-kemanusiaan”.

Ayahnya, Imam Suhnun, adalah ahli hukum Islam dalam mazhab Maliki. Dialah penyusun kitab “Al-Mudawwanah”, sebuah ensiklopedi fiqh mazhab Maliki.

Baca Juga:

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Dinamika Pasangan Suami Istri yang Baru Menikah

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Di bawah pendidikan dan asuhan sang ayah, Khadijah, bukan hanya memeroleh pengetahuan keagamaan yang luas melainkan juga kepribadian yang luhur: rendah hati, santun, pemurah dan religius.

Popularitasnya sebagai ulama perempuan sangat menonjol. Sahnun yang juga seorang hakim pengadilan. Ia selalu meminta pertimbangan dan pendapat putrinya yang cerdas itu, sebelum ia mengetukkan palu di pengadilan.

Khadijah bint Suhnun wafat tahun 270 H/885 M dan dikebumikan di Qairawan, di samping ayah yang dicintai dan mencintainya.

Khadijah tidak menikah

Tidak ada penjelasan dari dirinya sendiri, mengapa ia tidak menikah sepanjang hidupnya. Seperti pada umumnya tokoh besar yang memilih tidak menikah.

Khadijah bint Suhnun tampaknya lebih terpikat pada kerja-kerja intelektual, menyebarkan ilmu pengetahuan dan melakukan advokasi-advokasi kemanusiaan.

Seorang pengagum Khadijah, Ala Ghaul menulis puisi. Saya mengutipkan sebagian dari puisi itu di sini:

هذي أنا و يَقولُ عاشقُكِ الكثيرَ فما تَرَيْنَ يقولُ قد

مَاتَتْ بَتُّولاً لم تُرِدْ زوجاً و عَاشتْ كَيْ تقومَ عَلَى رِعايةِ دِينِهَا و تَمَسَّكَتْ بِعَفَافِهَا وَ نَقَاءِ صُورَتِهَا

وَ هَذا مَا رَوَاهُ الكاتبون و من تناقلَ ما لديها من خصالٍ لم تكنْ موجودةً في كلِّ نسوانِ المدينةِ

يَأْتِيهَا النِّساءُ لِكَي تَرَى فِي أَمْرِهِنَّ وَ لَمْ تخيِّبْ ظنَّ مَنْ سَارُوا إِلَيْهَا

كَيْ تُشِيرِ بِرَأْيِهَا فِي مُعَضَّلاَتٍ حلُّها كم غيرَ الأوضاعَ في تلكَ المدينةِ

يا خديجةُ أنتِ فَضَّلْتِ الحياةَ على الزَّوَاجِ وَ فيكِ أوصافُ النساءِ العابداتِ

و فيكِ سِحرُ القيروانِ و سَاحِلُ الْبَحرِ الجميلِ

دُفِنَتْ بجانبِ أهلِها و يَزُورُها مَنْ كَانَ يَعْرِفُ سِيرةَ الطُّهْرِ الَّتي مَاتَتْ عَلَيهَا

Ini, aku yang bicara

Betapa banyak laki-laki merinduimu, tetapi kau acuh saja

Ia yang merinduimu

Ini, aku yang bicara

Ia mati sendiri, tak mau kawin

Ia memilih menjaga agama

Menjaga diri

Itu kata banyak orang

Tak ada di kota ini perempuan sepertimu

 

Perempuan-perempuan kota datang kepadanya

Bertanya dan mengadu nasibnya

Dan mereka pulang dengan riang

 

O, Khadijah

Kau lebih memilih hidup menyepi, sendiri

Ketimbang bersama suami

Pribadimu wakil perempuan-perempuan yang tekun ibadah

Kaulah pesona Qairawan dan pantai lautan yang indah

Saat pulang, kau dibaringkan di samping ayahmu

Dan mereka yang mengenal kesucian pribadimu

Menziarahimu. []

Tags: jombloKhadijah bint SuhnunmenikahTidakTunisulama perempuan
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menstruasi

    Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu
  • Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2
  • Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID